Metode Pelatihan Evaluasi Pelatihan

2.1.5. Metode Pelatihan

Menurut Notoatmodjo 2003, metode pelatihan dibedakan menjadi dua macam, yaitu metode diluar pekerjaan dan metode didalam pekerjaan. Metode diluar pekerjaan, biasanya karyawan sebagai peserta keluar sementara dari kegiatannya, kemudian mengikuti pelatihan dengan menggunakan teknik belajar mengajar. Sedangkan metode didalam pekerjaaan yaitu pelatihan berbentuk penugasan pegawai baru pada supervisor yang telah berpengalaman untuk membimbing atau mengajarkan pekerjaan yang baik kepada pegawai baru. Menurut Nasution 2000, dalam pelatihan suatu perusahaan agar mencapai sasaran perlu memilih metode yang tepat. Karena pemilihan metode pelatihan yang salah akan mengakibatkan tidak tercapainya sasaran program tersebut. Adapun metode yang dapat digunakan perusahaan adalah: 1. On the job training Dalam metode ini pelaksanaannya ditujukan untuk karyawan baru dan karyawan lama pada tempat kerja yang sebenarnya, sehingga praktek langsung terhadap keterampilan atau pengetahuan baru akan lebih dikuasai. Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan ini adalah pengoperasian mesin dan pengoperasian komputer. 2. Vestibule training Kegiatan yang bertujuan untuk melatih jenis pekerjaan di bawah bimbingan seorang spesialis yang terampil pada bidang tersebut. Pada kegiatan ini terdapat ruang simulasi sehingga karyawan seolah-olah dihadapkan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya. 3. Class room training Pada pelatihan ini menggunakan ruang kelas yang digunakan untuk memberikan pengertian teori sehingga dapat digunakan untuk memecahkan kasus. Metode yang digunakan pada jenis pelatihan ini adalah sistem kuliah, konferensi, permainan manajemen, studi kasus dan simulasi.

2.1.6. Evaluasi Pelatihan

Mangkuprawira 2004 mengemukakan bahwa kriteria efektif yang digunakan untuk mengevaluasi pelatihan berfokus pada proses dan outcome serta memperhatikan hal-hal berikut ini: 1. Reaksi peserta terhadap muatan isi dan proses pembelajaran. 2. Pengetahuan dan pembelajaran yang diperoleh melalui pengalaman pelatihan. 3. Perubahan dalam perilaku sikap dan keterampilan yang dihasilkan dari pelatihan. 4. Hasil atau perbaikan terukur pada individual dan organisasi. Menurut Nasution 2000, tolok ukur yang dipergunakan untuk menilai keberhasilan program pelatihan antara lain: 1. Reaksi, dalam pelatihan dapat diketahui reaksi peserta dengan menggunakan pertanyaan yaitu kesiapan moral, senangkah dengan program tersebut, manfaat program, dan metode yang cocok dipergunakan dalam pelatihan. 2. Pelajaran, untuk mengetahui daya serap peserta dalam mengikuti pelatihan harus dilakukan test. 3. Tingkah laku, terdapat perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi setelah melakukan program pelatihan. 4. Hasil, dapat berupa reaksi yang diberikan karyawan untuk peningkatan keterampilan dan perubahan tingkah laku. 2.2. Kinerja 2.2.1. Pengertian Kinerja