Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka Operasional dalam penelitian ini dimulai dari penjabaran visi, misi dan tujuan PT. Krama Yudha Ratu Motor. Untuk mencapai visi dan misinya, perusahaan harus mengembangkan sumber daya manusia agar mempunyai SDM yang berkinerja tinggi. Salah satu cara dalam mengembangkan SDM dengan pelaksanaan program pelatihan yang ditujukan untuk tenaga pelaksana bagian QI Departemen Quality Control QC. Jenis pelatihan yang sering dilakukan meliputi pembelajaran ruangan kerja, pengecekan mutu produk, urutan kerja, pengecekan pada pemasangan spare part, kekentalan cat pada kendaraan dan meminimalkan kecacatan produk. Adapun sistem pelatihan mutu produksi yang dilaksanakan perusahaan meliputi program pelatihan, metode pelatihan, trainer atau instruktur, fasilitas pelatihan, kebutuhan akan pelatihan, materi pelatihan, waktu atau lamanya pelatihan dan manfaat pelatihan. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan cara mengukur keadaan sebelum dan sesudah pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam pengukuran ini adalah uji Wilcoxon, untuk melihat perbedaan yang timbul karena pelatihan yang diberikan pada karyawan saat menghadapi tugas-tugasnya. Setelah mengetahui keefektifan dari program pelatihan yang diberikan perusahaan pada karyawan, hasil pelatihan ini dapat digunakan perusahaan untuk mengevaluasi keberhasilan pelatihan. Keberhasilan evaluasi dapat terlihat dari peningkatan kognitif pengetahuan, psikomotorik keterampilan dan afektif sikap kerja. Pelaksanaan pelatihan yang berhasil dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Efektivitas hubungan antara pelatihan dan kinerja serta pengaruh yang terjadi pada masing-masing variabel tersebut, dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan bantuan alat analisis korelasi Rank Spearman. Setelah menganalisis hubungan yang terjadi antara pelatihan dan kinerja, peningkatan kinerja adalah hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Peningkatan kinerja ini dapat digunakan perusahaan untuk mengoreksi pelaksanaan pelatihan agar sesuai dengan keinginan karyawan. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Pengembangan SDM pada tenaga pelaksana Quality Inspection Sistem pelatihan mutu produksi: 1. Program pelatihan 2. Metode pelatihan 3. Trainer instruktur 4. Fasilitas pelatihan 5. Kebutuhan akan pelatihan 6. Materi pelatihan 7. Waktu lamanya pelatihan 8. Manfaat pelatihan Sebelum pelatihan Sesudah pelatihan Uji Wilcoxon Kognitif pengetahuan Afektif sikap kerja Psikomotorik keterampilan Rank Spearman dan Analisis Persepsi Gambar 3. Kerangka pemikiran operasional

3.3. Hipotesis