Pucuk mete ANALISIS FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS

Tabel 19 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak bunga pepaya Komponen flavonoid Area pada ekstrak bunga pepaya mAU Area pada standar campuran mAU Area pada ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran mAU Myricetin 381388 261332 Luteolin 50642 57373 Quercetin 1225491 304052 1258543 Apigenin 304125 435957 515341 Kaempferol 431688 767418 778633

11. Pucuk mete

Pucuk mete ini memiliki kadar air sebesar 78.12 . Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada pucuk mete adalah sebanyak 614.7242 mg100 g sampel segar dan 2809.5256 mg100 g sampel kering. Gambar 53. menunjukkan kromatogram ekstrak pucuk mete hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak flavonoid yang muncul muncul terdiri dari myricetin, quarcetin dan kaempferol. Puncak myricetin muncul pada menit ke-3.806, puncak quarcetin muncul pada menit ke-8.725, dan untuk puncak kaempferol muncul pada menit ke-18.215. Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Terlihat pada Gambar 54, peak ko-kromatogram yang terbentuk mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena terjadi penambahan campuran standar ke dalam ekstrak sampel. Dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, dan waktu retensi, serta perubahan luas area dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel. Hasil ko-kromatogram ekstrak pucuk mete dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 54. Tabel 20 menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak pucuk mete, standar campuran, dan ekstrak pucuk mete dengan standar campuran. Kandungan flavonol dan flavones pada pucuk mete dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 8.28 mg myricetin, 125.39 quarcetin, dan 9.91 mg kaempferol sehingga totalnya 143.58 mg. Konsentrasi flavonol dan flavones yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 37.85 mg myricetin, 5753.07 mg quarcetin dan 45.27 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 656.20 mg. Kandungan flavonol dan flavone pada pucuk mete dengan perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 7.55 mg myricetin, 127.80 mg quarcetin, dan 10.26 mg kaempferol sehingga totalnya 145.61 mg. Konsentrasi flavonol dan flavones yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 34.50 mg myricetin, 584.09 mg quarcetin dan 46.89 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 665.47 mg. Komponen flavonol dan flavones yang terdapat pada pucuk mete didominasi oleh quarcetin. Berdasarkan hasil yang diperoleh, sampel pucuk mete memiliki kandungan quarcetin yang paling banyak diantara kedua belas sampel lainnya. Dari totalnya pun, pucuk mete adalah sampel yang paling banyak mengandung flavonol dan flavones. Dari hasil yang diperoleh pun terlihat bahwa kandungan quarcetin pada pucuk mete ini adalah yang paling besar jika dibandingkan dengan kenikir hasil yang diperoleh oleh Batari 2007. Dengan demikian pucuk mete ini merupakan salah satu alternatif bahan pangan lain sebagai sumber quarcetin yang baik. Selain itu pula total flavonol dan flavones dari pucuk mete ini adalah yang terbesar diantara semua sampel yang diteliti dan persentase unkown-nya pun cukup tinggi sekitar 13. Hal ini menunjukkan bahwa pucuk mete juga memiliki potensi ditemukannya kandungan flavonol dan flavon lain selain kelima komponen yang dideteksi. Tabel 20 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak pucuk mete Gambar 53 . kromatogram ekstrak pucuk mete Gambar 54. Ko-kromatogram ekstrak pucuk mete dengan standar campuran Komponen flavonoid Area pada ekstrak pucuk mete mAU Area pada standar campuran mAU Area pada ekstrak pucuk mete dengan standar campuran mAU Myricetin 249333 381388 579155 Luteolin 50642 34353 Quercetin 4473597 304052 4566960 Apigenin 435957 515341 Kaempferol 397730 767418 778633

12. Pakis