Tabel 16 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak terubuk
Komponen flavonoid
Area pada ekstrak
terubuk mAU
Area pada standar
campuran mAU
Area pada ekstrak terubuk dengan
standar campuran mAU
Myricetin 381388
36507 Luteolin
50642 41972
Quercetin 12641
304052 16040
Apigenin 435957
219715 Kaempferol
767418 400075
8. Mangkokan Putih
Mangkokan putih memiliki kadar air sebesar 84.89 . Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada mangkokan
putih adalah sebanyak74.1856 mg100 g sampel segar dan 490.9699 mg100 g sampel kering.
Gambar 47. menunjukkan kromatogram ekstrak mangkokan hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak
flavonoid yang muncul adalah quarcetin pada menit ke-7.542, apigenin pada menit ke-15.404, dan kaempferol pada menit ke-17.838. Untuk lebih
menyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Terlihat pada Gambar 48, peak
ko-kromatogram yang terbentuk mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena terjadi penambahan campuran standar ke dalam ekstrak sampel.
Dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, dan waktu retensi, serta perubahan luas area dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan komponen
yang diidentifikasi dalam sampel. Hasil ko-kromatogram ekstrak mangkokan dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 48. Tabel 17 menunjukkan
perbandingan luasan area antara ekstrak mangkokan, standar campuran, dan ekstrak mangkokan dengan standar campuran.
Kandungan flavonol dan flavones pada mangkokan putih dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai berikut :
berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 12.67 mg quarcetin, 6.87 mg apigenin, dan 12.95 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 32.49 mg.
Konsentrasi flavonol dan flavones yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering yaitu 83.84 mg quarcetin, 45.48 mg apigenin, dan 85.67
mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 214.99 mg. Kandungan flavonol dan flavone pada mangkokan putih dengan
perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 13.20 mg quarcetin,
6.49 mg apigenin, dan 12.90 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 32.59 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis
per 100 g sampel kering yaitu 87.38 mg quarcetin, 42.92 mg apigenin, dan 85.39 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 215.70 mg.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Batari 2007 dengan analisis yang sama di peroleh bahwa daun mangkokan dideteksi mengandung senyawa
quarcetin dan kaempferol. Namun pada penelitian ini daun mangkokan yang dianalisis tidak hanya mengandung senyawa quarcetin dan kaempferol saja,
tapi juga dideteksi mengandung senyawa apigenin. Selain itu pada daun mangkokan ini jumlah quarcetin dan kaempferolnya jauh lebih tinggi dua kali
lipat dari daun mangkokan yang digunakan oleh Batari 2007. Perbedaan ini dapat disebabkan karena jenis mangkokan yang digunakan memang berbeda.
Karena pada dasarnya mangkokan memang ada banyak jenis, dan untuk penelitian ini jenis mangkokan yang digunakan adalah jenis mangkokan putih.
Tabel 17 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak mangkokan putih
Komponen flavonoid
Area pada ekstrak
mangkokan mAU
Area pada standar
campuran mAU
Area pada ekstrak mangkokan dengan
standar campuran mAU
Myricetin 381388
31002 Luteolin
50642 43068
Quercetin 637126
304052 631364
Apigenin 107093
435957 190099
Kaempferol 785757
767418 1495790
Gambar 47 . kromatogram ekstrak mangkokan putih
Gambar 48. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan putih dengan standar campuran
9. Daun labu siam