1. Bunga Turi Sesbania grandiflora L.Pers.
Klasifikasi dari bunga turi adalah : Kingdom
: Plantae
Division :
Spermatophyta Sub
Division : Angiospermae Class
: Dicotyledonea
Order :
Rosales Family
: Leguminosae
Genus : Sesbania Spesies
: Sesbania grandiflora L.Pers.
Turi umumnya ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias, di tepi jalan sebagai pohon pelindung, atau ditanam sebagai tanaman pembatas
pekarangan. Tanaman ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon kurus berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting sering kali menggantung.
Kulit luar berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah
terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Berdaun majemuk yang
letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun
yang bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata, panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bunganya besar
dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9
cm. Bila mekar, bunganya berbentuk kupu-kupu. Turi memiliki 2 varietas, ada yang berbunga putih dan ada juga
berbunga merah. Turi berbunga putih dapat dimakan sebagai sayur atau dipecel. Bunganya gurih dan manis, biasanya bunga berwarna putih yang
dikukus dan dimakan sebagai pecel. Selain bunganya yang enak di makan, daun dan polong turi juga sering diolah sebagai masakan.
Masarakat Jawa mengolahnya untuk campuran urapan, pecel, ditumis
atau dibuat sayur. Rasanya hampir mirip dengan bunga pepaya namun tidak pahit. Turi berbunga merah lebih banyak dipakai dalam pengobatan,
karena memang lebih berkhasiat. Mungkin kadar taninnya lebih tinggi, sehingga lebih manjur untuk pengobatan luka ataupun disentri.
Daun muda setelah dikukus kadang dimakan oleh ibu yang sedang menyusui anaknya untuk menambah produksi asi, walaupun baunya tidak
enak dan berlendir. Daun dan ranting muda juga merupakan makanan ternak yang kaya protein. Turi juga dipakai sebagai pupuk hijau. Daunnya
mengandung saponin sehingga dapat digunakan sebagai pengganti sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian.
Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang
di dalam polong. Akarnya berbintil-bintil, berisi bakteri yang dapat memanfaatkan nitrogen, sehingga bisa menyuburkan tanah. Sari kulit
batang pohon turi digunakan untuk menguatkan dan mewarnai jala ikan. Kulit batang turi merah kadang dijual dengan nama kayu timor.
Turi Sesbania grandiflora termasuk keluarga kacang kacangan. Tanaman ini cukup berharga bila dikembangkan sebagai bahan pakan
karena kadar proteinnya yang tinggi, tetapi turi juga mengandung berbagai senyawa anti-nutrisi, di antaranya kanavanin, penghambat
tripsin, saponin, tanin dan alkaloid Anonim, 2008p. Banyak cara untuk menghilangkan senyawa-senyawa ini, di antaranya dengan cara membuat
konsentrat protein dan membuang kulitnya. Hasil pembuatan konsentrat protein sangat rendah 3,9 dari bahan awal. Di samping itu, senyawa
yang anti-nutrisi hanya berhasil dikurangi tapi tidak bisa hilang sama sekali. Pengupasan kulit sekitar 35-40 dan biji utuh menghasilkan
lebih banyak senyawaan yang bisa dibuang. Disarankan untuk menggunakan biji tanpa kulit ini untuk hewan non-ruminansia.
Bunga atau kembang turi memiliki efek farmakologis sebagai pelembut kulit, pencahar, dan penyejuk. Selain itu kandungan kimia dari
bunga turi ini antara lain kalsium, zat besi, zat gula, vitamin A dan B Anonim, 2008q.
Gambar 2. Pohon turi
Gambar 3. Bunga turi
2. Kucai Allium schoenoprasum L.