2. Kucai Allium schoenoprasum L.
Klasifikasi dari kucai adalah : Kingdom
: Plantae
Division :
Magnoliophyta Class
: Liliopsida
Order :
Asparagales Family
: Alliaceae
Genus : Allium Spesies
: Allium schoenoprasum L.
Kucai Allium schoenoprasum L., atau bawang kucai serta daun
kucai, dikenal sebagai sayuran daun dan biasa disajikan dalam irisan kecil-kecil. Kucai tidak terlalu sering dipakai dalam menu Indonesia.
Penggunaannya umum dalam masakan dengan pengaruh Tiongkok, seperti bubur ayam. Pada budaya boga Tiongkok dan Jepang, kucai
merupakan bahan campuran isi Jiaozi Gy za. Kucai berdaun pipih dan bunganya berwarna putih. Aroma kucai lebih dekat ke bawang putih
sehingga dalam bahasa Inggris disebut garlic-chives dan dalam bahasa Jerman disebut Knoblauch-Schnittlauch. Daunnya beraroma tajam dan
pekat namun berbeda dengan aroma daun prei A. porrum maupun daun bawang A. cepa, A. fistulosum, A. ascalonicum. Bunga kucai dapat
digunakan pula sebagai rempah penyedap. Kucai adalah gugusan dari tanaman bawang yang kebanyakan
ditanam untuk tujuan hiasan hanya berbunga dan sebagai sayuran. Tanaman ini mengambil sedikit ruang dan boleh dimakan keseluruhanya
dari pucuk sampai bawangnya. Variasi kucai yang popular adalah Kucai Cina yang mempunyai aroma menyerupai bawang putih pada daunnya.
Bunganya juga berwarna putih. Kucai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Pertumbuhannya akan sangat baik jika ditanam pada tanah yang
agak dalam dan dipenuhi dengan kompos serta bahan organik. Kucai dapat tumbuh di bawah panas matahari ataupun di tempat yang
teduh. Jika musim kemarau juga tidak terlalu berpengaruh karena
bawangnya masih ada. Sama seperti bawang, kucai mempunyai akar berbawang dan daun. Selain itu, kucai pun dapat ditanam dari bijinya.
Kucai adalah tanaman yang berumur panjang perennial. Ia dapat terus hidup hingga beberapa tahun jika keadaannya tanahnya terus dijaga, yaitu
tanah yang subur. Kalau menanam kucai untuk di makan, bunganya perlu dibuang untuk meningkatkan pertumbuhan daun saja.
Kucai merupakan jenis sayuran yang berasal dari keluarga Lili tanaman berumbi. Tumbuhan ini mempunyai aroma yang agak tengik
tetapi enak dimakan sebagai sebagai sayur atau ulam. Tumbuhan ini juga mengandung vitamin B dan C, karoten dan komponen belerang Anonim,
2008r. Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkan kucai untuk pengobatan, diantaranya untuk mengatasi keputihan, darah tinggi dan
sembelit. Selain itu, kucai diyakini mempunyai khasiat antiseptik untuk membunuh kuman bakteri dalam usus dan menjadi perangsang dalam
proses pengasaman usus. Kucai juga berkhasiat melancarkan aliran darah, sekaligus menghindarkan pembekuan darah.
Gambar 4. Kucai
3. Takokak Solanum torvum Swartz Kingdom
: Plantae
Division :
Spermatophyta Sub
Division : Angiospermae Class
: Dicotyledonae
Order :
Solanales Family
: Solanaceae
Genus : Solanum Spesies : Solanum torvum Swartz
Takokak merupakan tanaman perdu yang kecil, tumbuh tegak dengan tinggi 1-3 meter. Daunnya tunggal, letaknya berseling, bentuk bulat telur
melebar, panjang daun 6-30 cm, berujung runcing, tepi berlekuk menyirip, warnanya hijau muda dan memiliki tangan yang berambut rapat
bahkan seringkali dengan beberapa duri tempel. Buahnya berwarna kuning orange, licin dan bergaris tengah 12-15 cm. Buah takokak sering
dimakan sebagai lalap mentah, direbus atau dimasak dengan tauco, dan cabe hijau atau sesuai selera.
Tumbuhan ini tergolong perdu dan masuk ke dalam famili Solanaceae. Tumbuhan ini hidup liar di berbagai daerah, baik di daratan
rendah hingga ke pegunungan. Perbanyakannya menggunakan biji yang banyak terdapat di dalam buah. Tinggi tumbuhannya bisa mencapai dua
meter lebih dengan batang berwarna hijau kecoklatan penuh duri tajam dan berbulu halus. Daunnya besar bergerigi lebar dan permukaannya pun
berbulu. Bunganya kecil berwarna putih berkelompok lima hingga enam dalam satu tangkai dengan putiknya berwarna kuning.
Bila bunga dibuahi, maka muncullah bakal buah berwarna hijau. Buahnya terus berwarna hijau dengan biji berwarna putih lunak. Bila buah
sudah matang, berwarna kehitaman dengan biji berwarna kecoklatan dan keras. Pemeliharaan tanaman ini cukup mudah. Selain memang dapat
hidup liar, tumbuhan ini juga memerlukan cukup air dengan penyiraman
atau menjaga kelembaban tanah. Pemupukan juga diperlukan, tapi cukup dengan pupuk dasar saja.
Selain leunca, tumis oncom merah dan sayur oncom hitam di daerah Jawa Barat, juga sering melengkapinya dengan buah takokak. Tak hanya
jadi penambah di dalam sayuran saja, takokak juga kerap menjadi lalapan yang sangat digemari di beberapa daerah. Takokak Solanum torvum
Swartz atau S ferrugium Jacq cukup terkenal di beberapa daerah Indonesia. Di beberapa daerah, takokak dinamai cepoka, cokowana,
pokak, atau terong pipit. Dalam farmakologi Cina disebutkan bahwa takokak memiliki rasa
pedas, sejuk, dan agak beracun. Untuk itu, bila digunakan untuk pengobatan penyakit tertentu, perlu diperhatikan dosisnya, karena dapat
menimbulkan keracunan. Selain itu, penderita kecenderungan glaucoma dilarang meminumnya.
Efek farmakologi takokak diperoleh dari daun dan akarnya. Akarnya dicuci dan dipotong-potong secukupnya. Lalu, akar itu dijemur dan
disimpan bila sudah kering. Daunnya digunakan dalam keadaan segar. Takokak memiliki banyak berkhasiat misalnya, melancarkan sirkulasi dan
menghilangkan darah beku, menghilangkan sakit analgetik, menghilangkan sakit analgetik, dan mengatasi batuk antitusif. Dari
pengalaman secara turun temurun di berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat mengatasi dan menyembuhkan beberapa penyakit. Contohnya,
bengkak, sakit lambung, bisul, batuk kronis, dan koreng. Buah muda takokak dikenal masyarakat Sunda sebagai lalap mentah maupun sayur
matang. Orang Jawa menyebutnya poka atau cepoka, terongan, cong belut, atau cokowana. Di Sumatra dikenal sebagai terong pipit.
Kandungan penting takokak antara lain terdapat pada buah mentah, buah kering, daun, dan akarnya. Pada buah mentah terdapat chlorogenin,
sisalogenone, torvogenin, dan vitamin A. Buah keringnya terdapat solasonin 0,1 persen. Daunnya terdapat neo-chlorogenine, panicolugenin.
Sedangkan pada akarnya terdapat kandungan jurubine Anonim, 2007i. Buah dan daun tanaman ini mengandung alkaloid steroid jenis solasodin
0,84 yang merupakan bahan baku hormon seks untuk kontrasepsi. Juga memiliki senyawa sterol carpesterol sebagai antiradang Anonim, 2007j.
Manfaat lain takokak juga untuk sakit lambung, sakit gigi, katarak, tidak datang haid, wasir atau ambeien, radang payudara, influenza, panas
dalam, pembengkakan, bisul, koreng, sakit pinggang, asam urat tinggi, keropos tulang, jantung berdebar-debar, menetralkan racun dalam tubuh,
dan melancarkan sirkulasi darah Anonim, 2007i
Gambar 5. Takokak
4. Daun Kelor Moringa pterygosperma Gaertn. Klasifikasi dari kelor adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae
Class :
Dicotyledonae Order
: Brassicales
Family :
Moringaceae Genus : Moringa
Spesies :
Moringa pterygosperma Gaertn.
Kelor Moringa pterygosperma Gaertn. termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketinggian batang 7 -11 meter. Di Jawa, kelor
sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas mudah patah dan cabangnya jarang tetapi
mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat
berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih
kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor
berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang Jawa, sedangkan getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok
Jawa. Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau marongghi Moringa
oleifera, berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan
Asia-Barat. Bahkan, di beberapa negara di Afrika, seperti di Etiopia, Sudan, Madagaskar, Somalia, dan Kenya, sekarang mulai dikembangkan
pula di Arab Saudi dan Israel, menjadi bagian untuk program pemulihan tanah kering dan gersang, karena sifat dari tanaman ini mudah tumbuh
pada tanah kering ataupun gersang, dan bila sudah tumbuh maka lahan di sekitarnya akan dapat ditumbuhi oleh tanaman lain yang lebih kecil,
sehingga pada akhirnya pertumbuhan tanaman lain akan cepat terjadi. Walaupun di Indonesia, khususnya di lingkungan perkampungan dan
pedesaan, tanaman kelor baru sampai menjadi tanaman pagar hidup, batas tanah ataupun penjalar tanaman lain, tetapi manfaat dari daun dan
karangan bunga serta buah muda sebagai sayuran, sudah sejak lama digunakan. Sebagai tanaman berkhasiat obat, tanaman kelor mulai dari
akar, batang, daun, dan bijinya, sudah dikenal sejak lama di lingkungan pedesaan. Seperti akarnya, campuran bersama kulit akar pepaya
kemudian digiling, dihancurkan, banyak digunakan untuk obat luar balur penyakit beri-beri dan sebangsanya. Daunnya ditambah dengan
kapur sirih, juga merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan.
Di lingkungan pedesaan, penanaman kelor yang paling umum cukup dengan cara setekan batang tua atau cukup tua, yang langsung
ditancapkan ke dalam tanah, apakah sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat. Disamping itu, manfaat lain dari batang
bersama daun kelor, umumnya digunakan sebagai “alat” untuk melumerkan atau menon-aktifkan “kekuatan magis” seseorang, yaitu
dengan cara disapu-sapukan ke bagian muka ataupun dijadikan “alat tidur”, misal seseorang yang tahan terhadap pukulan, bacokan, bahkan
tidak mempan oleh terjangan peluru, maka dengan cara disapu-sapukan ke bagian tubuhnya, ataupun dijadikan alas tidurnya, atau ada pula air
tanaman kelor disiramkan ke seluruh tubuhnya, maka kekuatan magis tubuhnya akan lumer atau hilang. Sangat unik adalah kebiasaan penduduk
sekitar Arba Minch yang memiliki lahan terbatas, mulai dari sekitar 0,1 ha atau 1.000 meter persegi, atau hanya ratusan bahkan puluhan meter
persegi saja. Sehingga pohon kelor hanya dijadikan pagar hidup, pembatas tanah ataupun pohon perambat sama seperti di Indonesia. Akan
tetapi hasilnya, kalau daunnya dapat langsung digunakan sebagai sayuran, maka bunganya akan tetap dipelihara hingga menjadi buah dan
menghasilkan biji yang dapat dijual kepada perusahaan asing yang memerlukan untuk pembuatan tepung atau minyak sebagai bahan baku
pembuatan obat dan kosmetik bernilai tinggi. Salah satu sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan pohon
kelor yang sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya penggunaan pupuk dan jarang diserang hama oleh serangga ataupun penyakit oleh
mikroba. Sehingga biaya untuk pemupukan dan pengontrolan hama dan penyakit relatif sangat murah. Bahkan, dari pengalaman para petani kelor
yang sudah lama berkecimpung, diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah berasal dari pupuk organik, khususnya berasal dari
kacang-kacangan misal kacang hijau, kacang kedelai ataupun kacang panjang yang ditanamkan sekitar pohon kelor.
Pengalaman panjang secara tradisi penggunaan tanaman kelor sebagai bahan berkhasiat obat di kawasan tersebut adalah bahwa akarnya
sangat baik untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, penurun tekanan darah tinggi, dan sebagainya, sedang daunnya untuk penurun
tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus kencing manis, dan penyakit jantung.
Kandungan kimia dari akar dan daun kelor mengandung zat yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan
lemak Anonim, 2007i. Juga kandungan senyawa yang terdapat pada serbuk biji kelor memiliki sifat antimikroba, khususnya terhadap bakteri.
Sehingga kalaupun di dalam air terdapat bakteri Coli salah satu yang disyaratkan tidak terdapat di dalam air minum, akan tereduksi atau mati
Anonim, 2007c.
Gambar 6. Daun Kelor
5. Pucuk Mengkudu Morinda citrifolia L. Klasifikasi dari mengkudu adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: Lignosae
Sub Division : Angiospermae
Class :
Dicotyledonae Order
: Brassicales
Family :
Rubiaceae Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
Mengkudu tanaman perdu atau bentuk pohon kecil. Tumbuhan ini tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3 hingga 8 meter banyak
bercabang, kulit batangnya berwarna coklat, cabang- cabangnya kaku, kasar tapi mudah patah. Daunnya bertangkai, berwarna hijau tua, duduk
daun bersilang, berhadapan, bentuknya bulat telur, lebar, sampai berbentuk elips, helaian daun tebal, mengkilap, tepi daun rata, ujungnya
meruncing, pangkal daun menyempit, tulang daun menyirip, bersusun berhadapan, panjang daun 20 hingga 40 cm dan lebar 7 hingga 15 cm.
Bunganya berwarna hijau, bentuk lonjang. Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam isi buah.
Permukaan buah tidak merata, terbagi kedalam sel-sel poligonal yang berbintik-bintik dan berkutil. Buah muda berwarna hijau, makin tua
kulit buah agak menguning, dan buah yang matang berwarna putih menguning, dan transparan. Buah yang matang dagingnya lunak berair
dan bau busuk. Mengkudu berkembang biak dengan biji. Dalam satu buah banyak terdapat biji. Dalam satu buah dapat mengandung lebih dari
300 biji. Bentuk biji pipih lonjong, berwarna hitam kecoklatan, kulit biji tidak teraturtidak rata.
Mengkudu termasuk jenis kopi-kopian. Tumbuh secara liar di hutan, di lembah yang berair seperti di tepi-tepi sungai. Daun mengkudu untuk
membalut tungku karena khasiatnya dapat mengecutkan rahim wanita
setelah bersalin. Caranya adalah ambil beberapa buah mengkudu yang sudah masak, bersihkan dan kisarkan buah-buahan itu sehingga hancur
dengan air, tapiskan untuk mendapatkan airnya. Airnya ditambahkan madu lebah untuk memaniskan kerana rasanya agak masam dan pedas
sedikit. Pada daun mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat besi, karoten
dan askorbin. Efek farmakologis daun mengkudu pertama kali ditemukan oleh Raj dalam Darusman 2002, dilaporkan bahwa ekstrak
kloroform daun muda mengkudu secara in-vitro mempunyai aktivitas antihelmintik, cukup baik melawan cacing Ascaris lumbricoides yang ada
pada usus. Aalbersberg 1993 melaporkan bahwa kandungan karoten pada daun mengkudu lebih tinggi dibanding dengan yang terkandung
pada daun cay sin Brassica chinensis dan Colocasia esculenta. Pucuk mengkudu biasanya dimasak atau dicelur untuk dijadikan
perencah urap dan pecal. Pucuk mengkudu kaya dengan beta karoten dan zat besi yang baik digunakan untuk mengatasi masalah kurang darah
Anonim, 2007h.
Gambar 7. Pucuk Mengkudu
6. Lembayung Daun Kacang Panjang Vigna unguiculata L. Walp. Klasifikasi tanaman kacang panjang adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: Magnoliophyta
Class :
Magnoliopsida Order
: Fabales
Family :
Fabaceae Genus : Vigna
Spesies :
Vigna unguiculata L. Walp.
Kacang panjang adalah sejenis sayuran yang populer dikalangan penduduk Indonesia. Tanaman diduga berasal dari India, tapi sekarang
ditanam secara merata di kawasan yang beriklim tropika yaitu Asia, Afrika Timur dan Amerika Tengah. Pada kebiasaannya daun kacang
panjang yang muda digunakan untuk berbagai jenis masakan dan juga dimakan mentah sebagai lalap.
Kacang Panjang adalah sejenis tanaman semusim yang tumbuh memanjat. Ciri-cirinya, mempunyai akar tunjang dan berkembang akar
lateral yang meluas. Batangnya memanjat dengan cara melilit pada penyokong dan boleh mencapai hingga 4 m. Jenis daunnya majemuk.
Bunganya berwarna putih kuning atau ungu, berukuran 2- 2.5 cm dan terdapat dalam kelompok 3 - 6 kuntum setiap tangkai bunga. Buahnya
berukuran antara 20 - 70 cm dan putaran garis pusat 1.2 cm. Warnanya berbeda dari hijau muda hingga merah hati mengikut varietas. Biji dapat
mencapai 10-30 biji setiap buah. Warna mengikut varietas dari putih cerah, perang hitam dan berbintik hitam
Kacang panjang Vigna spp. merupakan tanaman sayuran penting dari golongan kacang-kacangan, karena mengandung nutrisi yang relatif
lengkap dan cukup tinggi, terutama protein nabati. Bagian tanaman kacang panjang yang biasa digunakan sebagai sayuran adalah polong muda, biji,
dan daun muda Anonim, 2008z. Spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:
a. Kacang panjang tipe merambat V. sinensis var. sesquipedalis yang kita kenal sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam
adalah varietas unggul KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super Subang , Usus hijau Subang dll.
b. Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggaktolodadapsapu V. unguiculata L., dan kacang uciondel V. umbellata . Varietas
unggul adalah KT1, KT2, KT3. c. Kacang panjang hibrida V. sinensis ssp. Hybridus seperti kacang
bushitao. Varitas yang dirilis adalah No. 10a, 12a, 13a, 14a, 17a, 18a dan EG BS2
Pada penelitian ini jenis daun kacang panjang yang digunakan adalah daun kacang panjang tipe tegak dalam hal ini Vigna unguiculata L.
Tanaman kacang panjang Vigna spp. memiliki buah polong yang panjang. Berbunga putih atau hijau muda, bentuknya mirip kupu-kupu.
Daunnya berbentuk segitiga, bisa dimakan sebagai sayur maupun dimanfaatkan untuk pengobatan alami. Daun dan buah kacang panjang
mengandung zat-zat protein, kalsium, fosfor, besi, belerang, magnesium, mangan, niasin, vitamin B1, B2, dan C Anonim, 2008p
Gambar 8. Tanaman Kacang Panjang
7. Terubuk Saccharum edule Hassk Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta Division
: Magnoliophyta
Class :
Liliopsida Sub-class :
Commelinidae Ordo
: Poales
Family :
Poaceae Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum edule Hassk
Tebu terubuk Saccharum edule Hassk merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Gramineae. Tanaman ini sudah dikenal di daerah
Jawa dan Madura. Di daerah Jawa Barat tanaman ini dikenal dengan nama “tiwu endog” atau “terubus”, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur
dikenal dengan nama “tebu endog” atau “tebu terubuk” dan di Madura dikenal dengan nama “tebu telur”. Sebutan “telur” atau “endog” yang
disertakan pada nama tanaman ini di duga karena tekstur bagian tanaman yang dimakan menyerupai telur ikan.
Menurut OCHSE 1931 tebu terubuk mungkin merupakan suatu bentuk tanaman tebudengan pertumbuhan tidak normal atau mungkin
merupakan suatu hibrida dari tanaman tebu. Tanaman ini dikembangbiakkan dengan cara menanam potongan batang stek karena
tanaman ini tidak memproduksi benih. Batang stek akan berakar dan membentuk suatu rumpun tanaman. Bunga tebu terubuk terbentuk di
dalam batang di antara pelepah daun. Tebu terubuk umumnya dapat dipanen lima bulan setelah waktu
penanaman. Setelah dua atau tiga tahun maka tanaman perlu diganti dengan tanaman baru OCHSE, 1931. Bagian yang dipanen dari tanaman
ini adalah bagain daun yang masih muda, sedangkan yang dikonsumsi adalah bagian bunga yang terbungkus dalam pelepah daun. Bunga
tanaman ini biasa dimakan dalam bentuk mentah lalap, dikukus atau digoreng sebagai bahan sayur, bahkan seringkali masayarakat sunda
menjadikanya campuran dalam rebusan indomie. Sayur yang dikenal dengan bahan dasar bunga terubuk antara lain, sayur lodeh, tumis, kare,
dan sayur asam. Di Eropa tebu terubuk sering digunakan sebagai bahan pengganti dari cauliflower OCHSE, 1931 dan TERRA, 1966.
Menurut TERRA 1966 bunga tebu terubuk mengandung protein sekitar 4.6 - 6 . Selain itu, tebu terubuk banyak mengandung mineral
terutama kalsium dan fosfor, di samping vitamin C asam askorbat. komposisi tebu terubuk.dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi tebu terubuk per 100 gram
Komponen Kandungan
Karbohidrat 3.0 g
Protein 4.6 g
Lemak 0.4 g
Kalsium 40.0 mg
Fosfor 80.0 mg
Fe 2.0 mg
Vitamin A 0.0 SI
Vitamin B1 0.08 mg
Vitamin C 80.0 mg
Air 91.0 g
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI 1979.
Gambar 9. Terubuk
8. Mangkokan Putih Nothopanax scutellarium Burm.f. Fosb. Klasifikasi mangkokan:
Kingdom :
Plantae Division
: Magnoliophyta
Class :
Magnoliopsida Order
: Apiales
Family :
Araliaceae Genus : Nothopanax
Spesies :
Nothopanax scutellarium Burm.f. Fosb.
Mangkokan putih Nothopanax scutellarium Burm.f. Fosb. adalah tanaman suku araliaceae yang secara tradisional telah digunakan untuk
menghilangkan bau badan, pelumas kepala terhadap kerontokan rambut, menyembuhkan buah dada yang bernanah, diuretika, dan peluruh
keringat. Akan tetapi hal ini masih bersifat empiris karena belum ada data klinis tentang khasiat mangkokan, bahkan tentang golongan kandungan
kimia. Untuk itu perlu dilakukan penelitian pendahuluan, yaitu penelitian
taksonomi dan skrining fitokimia. Penelitian taksonomi meliputi klasifikasi, tatanama serta identifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologi dan
anatomi. Hal ini dilakukan untuk mengenal identitas tumbuhan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kekeliruan. Sedangkan skrining
fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman Anonim, 2008v.
Golongan kandungan kimia dari mangkokan belum diketahui, maka sebagai dasar panduan digunakan golongan kandungan kimia tanaman
dan suku yang sama karena menurut kemotaksonomi, hubungan yang erat ini memungkinkan persamaan zat kandungan. Zat yang terkandung dalam
suku Araliaceae antara lain saponin; alkaloid; senyawa asetilenat; diterpenoid; triterpenoid; panaksosida A, B, C, D, E, F; minyak atsiri; dan
emetin Anonim, 2007d
Penelitian dilakukan terhadap daun karena bagian yang paling banyak digunakan dalam pengobatan dengan mangkokan adalah daunnya.
Penelitian makroskopis terutama untuk mengetahui habitus-morfologi tanaman mangkokan, sedang secara mikroskopis dilakukan terhadap
irisan melintang daun, sayatan membujur epidermis atas dan bawah daun, serta fragmen serbuk untuk mengetahui anatomi dari daun mangkokan.
Untuk penelitian skrining fitokimia dilakukan maserasi terhadap serbuk kering daun dengan menggunakan pelarut diklormetana dan metanol
untuk memeriksa golongan kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, glikosida antrakuinon, tannin dan senyawa polifenol, serta kumarin,
sedang untuk golongan kandungan glikosida sianhidrin, minyak atsiri, dan iridoid dilakukan terhadap serbuk daun kering Anonim, 2007e.
Dari hasil penelitian didapatkan ciri-ciri habitus-morfologi mangkokan adalah tumbuhan menahun yang berupa perdu, arah tumbuh
tegak ke atas, daun hampir bundar berbentuk seperti mangkok, tepi daun bergerigi, tulang daun menyirip, permukaan daun agak kasar tidak
berbulu, daun berwarna hijau, tidak berbunga dan tidak berbuah, batang berbentuk bulat berkayu berwarna coklat keputihan arah tumbuh tegak ke
atas dengan percabangan monopodial. Akar merupakan akar tunggang berwarna coklat, jumlah akar cabang banyak dan kecil¬kecil.
Dari pemeriksaan anatomi secara mikroskopis didapatkan ciri-ciri stomata tipe anisositik dengan tiga sel tetangga tidak sama besar yang
hanya terdapat pada epidermis bawah, kristal oksalat bentuk roset dan prisma, berkas pengangkutan bikolateral dengan jumlah banyak dan letak
tersebar, dan penebalan xilem bentuk spiral, sedangkan dari skrining fitokimia diduga mempunyai golongan kandungan alkaloid, saponin
dengan sapogenin jenuh, antrakuinon, dan kumarin Anonim, 2007d. Untuk penelitian lebih lanjut perlu dilakukan penelitian terhadap
macam¬macam golongan kandungan kimia dari alkaloid, saponin, antrakuinon, dan kumarin, Hai ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk
penemuan obat baru yang berasal dari bahan alam.
Pohon mangkokanputih ini dapat tumbuh di daerah yang berhawa panas atau dingin, dan tumbuh sepanjang tahun. Di tempat - tempat yang
keadaannya agak lembab, tanaman ini dapat tumbuh dengan subur. Pengembangan tanaman pada umumnya dilakukan dengan stek. Daun
muda biasanya digunakan untuk campuran lalap, urap mentah, pecel, dan di Sumatra untuk campuran gulai. Daunnya yang setengah tua dapat
dipakai sebagai ramuan cemceman, sejenis minyak rambut. Daun yang tua dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak.
Gambar 10. Mangkokan Putih
9. Daun Labu Siam Sechium edule Jacq. Swartz. Kalsifikasi dari labu siam adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: Spermatophyta
Sub Division : Angiospermae Class
: Dicotyledonae
Order :
Cucurbitales Family
: Cucurbitaceae
Genus : Sechium Spesies
: Sechium edule Jacq. Swartz.
Labu Siam Sechium edule, Jacq Swartz merupakan tanaman sayuran dataran tinggi yang telah lama dikenal petani di Indonesia selain
bawang putih, kubis, sawi wortel, lobak dan tomat Lingga 2001. Labu Siam telah dikenal sebagai sayuran buah dan sekarang dikenal sebagai
sayuran pucuk Rubatzky dan Yamaguchi 1999. Kandungan kalori yang terdapat pada 100 g bahan segar labu siam buah, pucuk dan umbi yaitu 26,
60 dan 79 kalori. Kandungan vitamin A pada buah dan pucuk labu siam pada 100 g bahan segar yaitu 43 dan 4560 I Anonim, 2008s.
Berdasarkan ciri fisiknya diduga benih labu siam tergolong sebagai benih rekalsitran dengan karakteristik kadar airnya tinggi sehingga mudah
terkontaminasi mikroba dan lebih cepat mengalami kemunduran Farrant et al. 1988. Umumnya benih rekalsitran tidak mempunyai masa dormansi
proses metabolisme perkecambahan berjalan terus Copeland dan McDonald 1995 bahkan benih labu siam dapat berkecambah ketika
masih di pohon perkecambahan dini atau bersifat vivipary. Sifat tanaman yang mirip dengan labu siam diantaranya adalah tanaman species
mangrove Tomlinson 1998. Labu siam tidak tahan disimpan sebagai benih lebih dari satu bulan sejak berkecambah di pohon karena tidak
memiliki masa dormansi sehingga diduga labu Siam termasuk dalam rekalsitran tinggi highly rekalsitran. Hal ini menunjang pendapat Farrant
et al. 1988 mengenai beberapa karakteristik benih rekalsitran. Labu siam chayote merupakan salah satu tanaman sayuran dataran
tinggi di Indonesia. Buah, pucuk, akar dan umbi labu siam semua bisa dikonsumsi. Menurut Engels 1983 di Papua Nugini pucuk umbi dan
buah digunakan sebagai makanan semua jenis ternak. Tanaman labu siam mempunyai prospek sebagai dietary food, karena mempunyai kandungan
kalori yang rendah dan digunakan sebagai makanan penambah rasa. Bijinya berbentuk seperti kacang yang mengandung sumber protein.
Pucuk khususnya kaya akan vitamin A, B dan C. Di Indonesia tidak ada statistik secara tersendiri data labu Siam selalu dikombinasi dengan
semua tanaman labu Biro Pusat Statistik 1998.
Dalam produksi dan perdagangan internasional, labu siam adalah termasuk 5 lima jenis sayuran komersial yang penting di Brazil. Ini
merupakan informasi penting bagi Indonesia karena di Indonesia labu siam sangat cocok tumbuh dan berproduksi terus sepanjang tahun.
Menurut Rukmana 1999 tanaman labu siam dalam pertumbuhan dan perkembangannya adalah tanaman hijau sepanjang tahun. Tanaman ini
direkomendasikan untuk diperbaiki paling sedikit tiga tahun sekali, terutama apabila terserang penyakit dan untuk menghindari serangan
penyakit. Labu siam merupakan tanaman merambat pada tanaman lain atau para
para dan dapat mencapai panjang beberapa meter. Akar tanaman berbentuk umbi, daunnya lebar dan pinggir daun tidak merata menurut
tulang daunnya. bunganya berkelamin satu, ada yang betina dan ada yang jantan dalam satu pohon. Bunga jantan berbentuk kecil - kecil, sedangkan
bunga betina lebih besar dan lebih bulat. Bentuk buahnya menyerupai buah avokad, tetapi tidak merata atau berkulit tipis, dengan daging buah
yang tebal, bergetah, banyak airnya, dan berbiji satu. Warna buah hijau keputih - putihan dan daging buahnya putih bersih. Selain buahnya, daun
labu siam, terutama daun yang masih muda, dapat dimanfaatkan untuk urap atau sayur. Kandungan yang paling banyak pada labu siam adalah air.
Sebenarnya labu siam merupakan sayuran bergizi rendah. Penggunaannya sebagai sayuran hanya berperan sebagai penambah ragam bahan. Untuk
mereka yang sedang menurunkan berat badan labu siam sangat berguna karena termasuk sayuran rendah kalori Anonim, 2008t.
Buah dan daun Sechium edule mengandung saponin. Di samping itu buahnya juga mengandung alkaloida dan tanin. sedangkan daunnya juga
mengandung flavonoida dan polifenol Anonim, 2007r. Untuk pengobatan, labu siam dapat digunakan sebagai obat diuretik.
Daun dan buahnya sangat cocok untuk merawat penderita hipertensi, arterioscleosis, karangbatu dalam buah pinggang dan melawaskan sistem
pembuangan air kecil dan pernafasan. Kandungan alkaloid dan magnesium dalam buahnya mampu menurunkan kadar tekanan darah
tinggi dan melancarkan peredaran darah yang tersumbat. Merawat bengkak dan luka. Buahnya tidak perlu dikupas berkhasiat dijadikan
salad, direbus, dihancurkan, dibakar, digoreng dan dijadikan jeruk, rasanya lemak seperti kacang. Isi buah dikukus bagi merawat pesakit
diabetis. Daun mudanya dibuat sayur, serabut dalamnya dibuat bakul dan daunnya telah lama dijadikan teh herba diambil secara teratur sebagai
tonik kesihatan Anonim, 2008t.
Gambar 11. Daun Labu Siam
10. Bunga Pepaya Carica Papaya L. Kalsifikasi dari bunga pepaya adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: Magnoliophyta
Class :
Magnoliopsida Order
: Brassicales
Family :
Caricaceae Genus : Carica
Spesies : Carica Papaya L.
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan
kawasan sekitar Mexico dan Costa Rica Anonim, 2008b. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daerah tropis maupun sub tropis. Di
daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan sampai 1000 m dpl. Buah pepaya merupakan buah meja
bermutu dan bergizi yang tinggi. Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah
menjadi tanaman perkarangan. Sentra penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa Barat Kabupaten Sukabumi, Jawa Timur
Kabupaten Malang, Yogyakarta Sleman, Lampung Tengah, Sulawesi Selatan Toraja, Sulawesi Utara Manado.
Daun pepaya muda sering direbus untuk dimakan sebagai urap, dimasukkan dalam buntil, atau dihidangkan sebagai lalapan sambal terasi.
Daunnya melancarkan ASI bagi ibu-ibu yang sedang menyusui bayinya. Hal ini karena daun pepaya mengandung alkaloida carpain yang
mendorong pengeluaran empedu pencernaan lemak. Akibatnya, pencernaan makanan jadi lancar, nafsu makan meningkat, dan
pengeluaran ASI pun lancar. Akan tetapi ternyata tidak setiap orang boleh makan pepaya. Para penderita eksim dan wanita yang terganggu
keputihan harus pantang makan pepaya, karena pecahnya protein yang beredar ke seluruh tubuh bersama peredaran darah membuat gangguan
itu tidak kunjung sembuh. Juga untuk penderita sakit ginjal bisa gatal-gatal alergi kalau tetap saja mengkonsumsi buah pepaya Anonim,
2008e. Penjelasan ilmiahnya belum ada, tetapi faktanya sudah sejak dulu ada. Selain itu, masyarakat Indonesia terutama di daerah Jawa Barat
selain daun dan buah papaya, mereka juga telah memanfaatkan bunga papaya sebagai salah satu sayuran yang mereka konsumsi. Namun tidak
semua jenis bunga papaya dapat dijadikan sayur. Papaya yang paling baik adalah jenis papaya jantan. Bunga dari pepaya jantan ini disukai banyak
orang. Rasanya yang pahit justru dapat meningkatkan nafsu makan. Untuk menghilangkan rasa pahitnya, dicuci sambil diremas dengan air
garam Anonim, 2008e. Bunga pepaya sangat lezat jika dihidangkan sebagai tumisan, oseng-oseng atau dibuat sayur berkuah santan.
Sebenarnya bunga pepaya adalah salah satu masakan khas Flores yang menggunakan bunga pepaya sebagai bahan dasarnya. Bunga pepaya
ditumis bersama dengan ikan teri medan. Carica papaya ada yang menghasilkan satu macam bunga saja, yaitu
bunga betina. Sepanjang tahun ia dapat berbuah. Ada yang berbuah bulat telur saja, dan ada yang berbuah bulat bola saja. Tetapi ada juga Carica
papaya yang hanya menghasilkan bunga jantan saja. Ia mudah dikenal karena tangkai bulir tandan bunganya panjang. Bunga pada ujung
tangkai berupa bunga sempurna, berisi putik sel kelamin betina di bagian bawah, dan kepala sari sel kelamin jantan di bagian atas. Kalau
menjadi buah, buahnya bertangkai panjang sampai harus berayun-ayun karena menggantung. Papaya gantung ini tidak pernah dimakan sebagai
buah meja pencuci mulut, tetapi disayur rebus seperti labu siam ketika masih muda.
Telah diteliti fitokimia dan diuji aktivitas antioksidan bunga jantan segar pepaya gantung Carica papaya L., Caricaceae. Hasil penapisan
menunjukkan adanya flavonoid, tanin, steroid - triterpenoid, dan karbohidrat. Ekstrak dibuat dengan cara ekstraksi sinambung
menggunakan n-heksana, metilen klorida, etil asetat, dan metanol. Dari ekstrak metanol diperoleh satu senyawa amida dan dari ekstrak nheksana
diperoleh satu senyawa steroid. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode reduksi larutan 1,1-difenil-2 pikrilhidrazil menunjukkan bahwa
ekstrak metanol memiliki aktivitas penangkap radikal bebas paling kuat dengan nilai EC50 0,3537 mgmL Anonim, 2007n.
Gambar 12. Bunga Pepaya
11. Pucuk Mete Anacardium occidentale L Klasifikasi dari jambu mete adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: Magnoliophyta
Class :
Magnoliopsida Order
: Sapindales
Family :
Anacardiaceae Genus : Anacardium
Spesies : Anacardium occidentale L
Tanaman jambu mete atau dikenal juga dengan nama jambu metejambu medejambu monyetjambu terong adalah sebuah pohon jenis
tanaman berbunga di dalam keluarga anacardiaceae. Tanaman ini terkenal di seluruh daerah tropis, termasuk Indonesia. Daun tunggal, tumbuh pada
cabang dan ranting secara selang seling, bentuk daun bulat panjang hingga oval dan membulat atau meruncing pada ujung daun. Panjang
daun mencapai 10 – 20 cm , lebar daun 5 – 10 cm, panjang tangkai daun
0,5 – 1 m, tulang-tulang daun menyirip. Daun muda berwarna coklat kemerahan hingga pucat sedangkan yang tua berwarna hijau gelap.
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga
biji mete kacang mete dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari
buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete.
Jambu mete merupakan tanaman sejuta manfaat, artinya semua aspek dari tanaman ini sangat berguna bagi manusia. Akar jambu mete
berkhasiat sebagai obat pencuci perut. Daun mudanya dapat dimanfaatkan sebagai lalapan oleh masyarakat Jawa Barat, sedangkan daun yang tua
dapat menyembuhkan luka bakar. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Bila terkena udara cairan tersebut barubah
menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan sebagai bahan tinta, bahan pencelup, dan bahan pewarna.. Batang pohon mete menghasilkan gum
atau blendok untuk bahan perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti ngengat yang sering menggerogoti buku.
Daging buah jambu mete dapat diolah menjadi sari buah, manisan basah dan kering, selai mete, buah kaleng, dan sebagainya Anonim, 2008h.
Pada penelitaian ini bagian jambu mete yang akan dianalisis adalah daunnya. Daun jambu mete yang dimaksud adalah bagian daun yang
masih muda atau yang disebut pucuk berwarna coklat kemerahan hingga pucat.
Selain itu, jambu mete bisa dikonsumsi untuk keperluan kesehatan. Berdasarkan referensi Tanaman Obat Indonesia TOI, jambu mete
berkhasiat sebagai antirematik Anonim, 2007b. Dengan khasiat itu, tanaman dari keluarga anacardiaceae ini dapat dimanfaatkan untuk
mengobati penyakit kanker, kencing manis, sakit kulit dan luka bakar. Selain dikonsumsi sebagai sayur maupun lalapan, daun jambu
mete juga telah lama digunakan untuk mengatasi pegal linu. Kulit kayunya dimanfaatkan untuk mengatasi buang air besar, diare, dan
sariawan. Sedangkan getahnya untuk mengobati borok dan kutil. Tanaman jambu mete masih mudah dijumpai di sejumlah daerah Jawa
Tengah. Batangnya berkayu, bulat, bergetah, dan berwarna putih kotor. Bagian tanaman yang biasa dipakai untuk pengobatan adalah daun muda,
kulit kayu, dan getahnya. Daun dan kulitnya mengandung asam anakandat, kardol, zat samak, asam galat, gingkol, minyak lemak, protein,
katekhin, dan sitosterin Anonim, 2008h
Gambar 13. Pucuk Mete
12. Daun Pakis Arcypteris irregularis C.Presl Ching Klasifikasi dari pakis adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: FilicophytaPterrophyta
Family :
Dryopteridaceae Genus : Arcypteris
Spesies :
Arcypteris irregularis C.Presl Ching
Pakis Arcypteris irregularis C.Presl Ching, merupakan suatu tanaman yang selalu berganti daun setiap tahun. Daun-daun yang subur
akan kelihatan lebih awal. Warnanya hijau yang kemudian pelan-pelan menjadi warna coklat akibat perubahan musim dan jatuhnya spora ke daun
Anonim, 2008u.Pakis diduga berasal dari kawasan Amerika dan Asia Timur. Pakis pun tumbuh dengan baik pada daerah dengan hutan yang
lembab. Pakis termasuk jenis tanaman paku-pakuan, berkembang biak dengan
spora. Ada bermacam-macam pakis, misalnya pakis haji, pakis laut, dan pakis resam. Di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah tanaman pakis
biasanya digunakan untuk tanaman hias, tetapi di Sumatra Barat pakis banyak diolah menjadi sayur, dimasak rendang, gulai atau hidangan
bersantan lain. Pakis sengaja ditanam di daerah yang agak dingin, seperti kota Bogor dan Sukabumi. Pakis dari Sukabumi, lebih disukai masyarakat
dibandingkan dengan pakis Bogor karena lebih manis dan lebih lembut. Pakis yang tergolong baik untuk dimakan mempunyai tangkai bulat, tebal,
dan mudah dipatahkan, berwarna hijau segar, sedikit berbulu, daunnya masih menguncup membentuk lingkarang seperti gagang biola. Harganya
pun lebih mahal. Biasanya direndang atau digulai. Pakis yang tidak layak dikonsumsi mempunyai tangkai yang kaku, berwarna kuning kehijauan,
bersirip kasar, dan biasanya mudah gugur daunnya. Sebenarnya yang biasa memakan pakis sebagai sayur antara lain mereka yang berdiam di
Sumatra, Sulawesi, atau Jawa Barat. Orang Jawa Tengah dan Timur, misalnya, tidak biasa mengonsumsi pakis. Di Malaysia pakis dibuat
semacam gulai. Di Brunai Darussalam pakis sudah menjadi bahan masakan yang umum dan dijual di pasar-pasar.
Gambar 14. Pakis
13. Antanan Beurit Hydrocotyle sibthorpioides Lmk. Klasifikasi dari antanan beurit adalah :
Kingdom :
Plantae Division
: Spermatophyta
Class :
Dicotyledone Order
: Umbillales
Family :
Umbilliferae Apiaceae
Genus : Hydrocotyle Spesies : Hydrocotyle sibthorpioides Lam.
Antanan beurit Hydrocotyle sibthorpioides Lam. merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan,
pematang sawah ataupun di ladang yang agak basah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,
India, Tiongkok, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini
berbeda-beda tiap daerah. Masyarakat Sunda menyebutnya pegagan
embun, antanan beurit, dan antanan lembut. Orang Jawa menyebutnya Andem, katepa’n, rendeng, dan semanggi. Di Madura dikenal dengan
nama salatun, take cena, sedangkan orang China menyebutnya tikim, patikim, tian hu sui.
Antanan beurit tumbuh merayap, ramping, subur di tempat lembab, terbuka maupun teduh di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan rumput
dan tempat lain sampai setinggi kira-kira 2.500 m dari permukaan laut. Batang lunak, berongga, panjang 45 cm atau lebih, daun tunggal
berseling, bertangkai panjang, bentuk bulat atau reniform dengan pinggir terbagi menjadi 5 - 7 lekukan dangkal, warna hijau. Bunga majemuk
bentuk bongkol, keluar dari ketiak daun, warna kuning. Antanan beurit atau pegagan embun merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh
menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah.
Antanan beurit berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh
kencing diuretika, penurun panas antipiretika, menghentikan pendarahan haemostatika, meningkatkan syaraf memori, anti bakteri,
tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulant Anonim, 2008x. Saponin yang ada menghambat produksi
jaringan bekas luka yang berlebihan menghambat terjadinya keloid. Manfaat antanan beurit lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah
pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta menurunkan gejala stres dan
depresi. Kebanyakan antanan beurit ini dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk
dibuat kapsul atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body lotion. Sejak jaman dahulu, antanan beurit telah digunakan untuk obat
kulit, gangguan syaraf dan memperbaiki peredaran darah. Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman untuk
lalapan. Semua pegagan mempunyai zat makanan seperti protien, gentian, zat besi, vitamin A dan C Anonim, 2008l. Informasi mengenai nutritive
value dari Hydrocotyle sibthorpioides Lam. Ini belum ada yang secara detil menjelaskannya. Namun dalam penggunaannya sebagai obat, seperti
kebanyakan dari famili Umbelliferae, Hydrocotyle sibthorpioides Lam. Mengandung minyak essensial, komponen utama dari terpenoid menjadi
trans-beta-farnesene. A lignan, L-sesamin, dan caffeoylgalactoside juga telah diisolasi dari tanaman ini.
Gambar 15. Antanan Beurit
Tabel 2 . Penggunaan sayuran indigenous secara tradisional sebagai tanaman obat
di Indonesia
Nama Latin
Nama Lokal
Penggunaanya Secara Tradisional di Indonesia
Sesbania grandiflora L. Pers.
Bunga Turi pelembut kulit, pencahar, dan
penyejuk, dan dapat juga digunakan untuk pengobatan luka ataupun
disentri serta dapat memperlancar ASI Dhyan, 2008.
Allium schoenoprasum L. Kucai mengatasi keputihan, darah tinggi
dan sembelit, mempunyai khasiat antiseptik untuk membunuh kuman
bakteria dalam usus dan menjadi perangsang dalam proses
pengasaman usus, berkhasiat melancarkan aliran darah, sekaligus
menghindarkan pembekuan darah Wijayakusuma, 2007
Solanum torvum Swartz Buah
Takokak melancarkan sirkulasi dan
menghilangkan darah beku, menghilangkan rasa sakit analgetik,
mengatasi batuk antitusif, dapat digunakan untuk menyembuhkan
beberapa penyakit bengkak, sakit lambung, bisul, batuk kronis, dan
koreng, sakit gigi, katarak, tidak datang haid, wasir atau ambeien,
radang payudara, influenza, panas dalam, pembengkakan, bisul, sakit
pinggang, asam urat tinggi, keropos tulang, menetralkan racun dalam
tubuh Wijayakusuma, 2008.
Moringa pterygosperma Gaertn
Daun Kelor dengan menambahkan kapur sirih,
daun kelor merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara
digosokkan, untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus
kencing manis, dan penyakit jantung Suriawiria, 2008
Morinda citrifolia L Pucuk
Mengkudu ekstrak kloroform daun muda
mengkudu secara in-vitro mempunyai aktivitas antihelmintik, cukup baik
melawan cacing Ascaris lumbricoides yang ada pada usus Raj dalam
Darusman, 2002.
Vigna unguiculata L. Walp Daun Kacang
Panjang antioksidan, antivirus, antibakteri,
gangguan saluran kencing, dan meningkatkan fungsi limpa, dapat
meningkatkan fungsi sel darah merah, menyembuhkan beri-beri, demam
berdarah, mengatasi sakit pinggang, dan kurang darah Nova, 2008.
Saccharum edule Hassk
Terubuk -
Nothopanax scutellarium Burm.f. Fosb.
Mangkokan Putih
menghilangkan bau badan, pelumas kepala terhadap kerontokan rambut,
menyembuhkan buah dada yang bernanah, diuretika, dan peluruh
keringat Agung, 2005
Sechium edule Jacq. Swartz.
Daun Labu Siam
obat diuretik, merawat penderita hipertensi, arterioscleosis,
melawaskan sistem pembuangan air kecil dan pernafasan dan sebagai
tonik kesehatan Dalimartha, 2005.
Carica Papaya L. Bunga
Pepaya Bunga Pepaya direbus atau dimakan
mentah untuk lalap, berfungsi untuk mencuci darah, menyembuhkan
penyakit kuning, dapat pula sebagai penambah nafsu makan Vinosa,
2007 Anacardium occidentale L
Pucuk Mete mengatasi gangguan pegal linu
Gupita, 2008 Arcypteris irregularis
C.Presl Ching Daun Pakis
berguna untuk amandel darah tinggi, menurunkan darah tinggi Bunga,
2008.
Hydrocotyle sibthorpioides Lmk
Antanan Beurit
digunakan untuk obat kulit, gangguan syaraf, membersihkan darah,
melancarkan peredaran darah, peluruh kencing diuretika, penurun
panas antipiretika, menghentikan pendarahan haemostatika,
meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma,
antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulant,
meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises
dan salah urat, meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh, serta
menurunkan gejala stres dan depresi Utami, 2008.
B. FLAVONOID