per 100 g sampel kering yaitu 67.53 mg myricetin, 79.77 mg quarcetin, dan 56.30 mg kaempferol sehingga totalnya adalah 203.60 mg.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, daun labu siam adalah sampel dengan kandungan myricetin terbesar diantara sampel yang lainnya yang
mengandung myricetin. Namun, kandungan myricetin pada daun labu siam ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan kandungan quarcetinnya. Selain
itu pada daun labu siam ini persentase unknown-nya terdapat dalam jumlah yang cukup besar ketiga terbesar setelah kucai dan takokak. Hal ini
mengindikasikan bahwa sebenarnya dalam daun labu siam yang diteliti ini masih memiliki potensi kandungan senyawa flavonol dan flavone yang lain
selain kelima jenis flavonol dan flavon yang diidentifikasi.
Tabel 18 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak daun labu siam
Komponen flavonoid
Area pada ekstrak daun
labu siam mAU
Area pada standar
campuran mAU
Area pada ekstrak daun labu siam
dengan standar campuran mAU
Myricetin 520482
381388 979265
Luteolin 50642
41256 Quercetin
573026 304052
581607 Apigenin
435957 308457
Kaempferol 464029
767418 888208
10. Bunga pepaya
Sayuran bunga pepaya dengan tangkai bulir tandan bunganya panjang ini memiliki kadar air sebesar 88.18 . Berdasarkan hasil analisis total
fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada bunga pepaya adalah sebanyak 44.4706 mg100 g sampel segar dan 376.2319 mg100 g sampel kering.
Gambar 51. menunjukkan kromatogram ekstrak bunga pepaya hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak
flavonoid yang muncul adalah quarcetin pada menit ke-7.244, apigenin pada menit ke-14.835, dan kaempferol pada menit ke-16.490. Untuk lebih
menyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Terlihat pada Gambar 52, peak
ko-kromatogram yang terbentuk mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena terjadi penambahan campuran standar ke dalam ekstrak sampel.
Dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, dan waktu retensi, serta perubahan luas area dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan komponen
yang diidentifikasi dalam sampel. Hasil ko-kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 52. Tabel 19
menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak bunga pepaya, standar campuran, dan ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran.
Kandungan flavonol dan flavones pada bunga pepaya dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai berikut :
berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 18.85 mg quarcetin, 11.95 mg apigenin, dan 5.47 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 36.27
mg. Konsentrasi flavonol dan flavones yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering yaitu 159.44 mg quarcetin, 101.12 mg apigenin, dan
46.29 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 306.85 mg. Kandungan flavonol dan flavone pada bunga pepaya dengan
perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 20.40 mg quarcetin,
12.17 mg apigenin, dan 5.40 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 37.98 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis
per 100 g sampel kering yaitu 172.61 mg quarcetin, 103.00 mg apigenin, dan 45.72 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 321.33 mg.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, bunga pepaya adalah sampel dengan kandungan apigenin tertinggi dibanding lembayung dan daun mangkokan
putih. Selain itu pula, telah diteliti fitokimia dan diuji aktivitas antioksidan bunga jantan segar pepaya gantung Carica papaya L., Caricaceae. Hasil
penapisan menunjukkan adanya flavonoid, tanin, steroid - triterpenoid, dan karbohidrat. Ekstrak dibuat dengan cara ekstraksi sinambung menggunakan
n-heksana, metilen klorida, etil asetat, dan metanol. Dari ekstrak metanol diperoleh satu senyawa amida dan dari ekstrak nheksana diperoleh satu
senyawa steroid. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode reduksi larutan 1,1-difenil-2 pikrilhidrazil menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki
aktivitas penangkap radikal bebas paling kuat dengan nilai EC50 0,3537 mgmL. Anonim, 2007n
Gambar 49 . kromatogram ekstrak daun labu siam
Gambar 50. Ko-kromatogram ekstrak daun labu siam dengan standar
campuran
Gambar 51 . kromatogram ekstrak bunga papaya
Gambar 52.
Ko-kromatogram ekstrak bunga pepaya dengan standar campuran
Tabel 19 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak bunga pepaya
Komponen flavonoid
Area pada ekstrak bunga
pepaya mAU
Area pada standar
campuran mAU
Area pada ekstrak bunga pepaya
dengan standar campuran mAU
Myricetin 381388
261332 Luteolin
50642 57373
Quercetin 1225491
304052 1258543
Apigenin 304125
435957 515341
Kaempferol 431688
767418 778633
11. Pucuk mete