dalam buah takokak yang diteliti ini memiliki potensi kandungan senyawa flavonol dan flavone yang lain selain kelima jenis flavonol dan flavon yang
diidentifikasi.
Tabel 12 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak takokak
Komponen flavonoid
Area pada ekstrak
takokak mAU
Area pada standar
campuran mAU
Area pada ekstrak takokak dengan
standar campuran mAU
Myricetin 107004
381388 225607
Luteolin 50642
49207 Quercetin
10784 304052
32564 Apigenin
435957 202713
Kaempferol 767418
326835
4. Daun Kelor
Sayuran daun kelor ini memiliki kadar air sebesar 75.08 . Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada
daun kelor adalah sebanyak 133.5919 mg100g sampel segar dan 536.0831mg100 g sampel kering.
Gambar 39. menunjukkan kromatogram ekstrak daun kelor hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak
flavonoid yang muncul adalah luteolin pada menit ke-6.712, quarcetin pada menit ke-7.499, dan kaempferol pada menit ke-15.475. Untuk lebih
menyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Terlihat pada Gambar 40, peak
ko-kromatogram yang terbentuk mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena terjadi penambahan campuran standar ke dalam ekstrak sampel.
Dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, dan waktu retensi, serta perubahan luas area dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan komponen
yang diidentifikasi dalam sampel. Hasil ko-kromatogram ekstrak daun kelor dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 40. Tabel 13 menunjukkan
perbandingan luasan area antara ekstrak daun kelor, standar campuran, dan ekstrak daun kelor dengan standar campuran.
Kandungan flavonol dan flavones pada daun kelor dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan
wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 1,32 mg luteolin, 95,84 mg quarcetin, dan 20,79 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 117,95 mg. Konsentrasi
flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 5,29 mg luteolin, 384,61 mg quarcetin, dan 83,44 mg
kaempferol sehingga totalnya adalah 473,33 mg. Kandungan flavonol dan flavone pada daun kelor dengan perhitungan
menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 1,38 mg luteolin, 101.94
mg quarcetin, dan 21,05 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 124.37 mg. Konsentrasi flavonol dan flavones yang diperoleh berdasarkan dry basis per
100 g sampel kering adalah 5,53 mg luteolin, 409.06 mg quarcetin, dan 84,48 mg kaempferol sehingga totalnya adalah 499.07 mg.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, daun kelor memiliki kandungan flavonol dan flavones total yang cukup besar kedua terbesar setelah pucuk
mete dan didominasi oleh komponen quarcetin. Jumlah quarcetin pada daun kelor ini juga adalah yang terbesar kedua setelah pucuk mete. Selain itu, daun
kelor ini adalah satu-satunya sampel yang mengandung komponen luteolin. Namun jumlahnya pun sangat kecil.
Tabel 13 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak daun kelor
Komponen flavonoid
Area pada ekstrak daun
kelor mAU Area pada
standar campuran
mAU Area pada ekstrak
daun kelor dengan standar campuran
mAU
Myricetin 381388
24844 Luteolin
33421 50642
7733 Quercetin
2918005 304052
2982630 Apigenin
435957 433717
Kaempferol 696279
767418 1451339
Gambar 35 . kromatogram ekstrak kucai
Gambar 36. Ko-kromatogram ekstrak kucai dengan standar campuran
Gambar 37 . kromatogram ekstrak takokak
Gambar 38. Ko-kromatogram ekstrak takokak dengan standar campuran
Gambar 39 . kromatogram ekstrak daun kelor
Gambar 40.
Ko-kromatogram ekstrak daun kelor dengan standar campuran
5. Pucuk mengkudu