Daun labu siam ANALISIS FLAVONOID PADA SAYURAN INDIGENOUS

9. Daun labu siam

Labu siam memiliki kadar air sebesar 82.00 . Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada daun labu siam adalah sebanyak 74.2718 mg100 g sampel segar dan 412.6214 mg100 g sampel kering. Gambar 49. menunjukkan kromatogram ekstrak daun labu siam hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak flavonoid yang muncul terdiri dari myricetin, quarcetin dan kaempferol. Puncak myricetin muncul pada menit ke-3.505, puncak quarcetin muncul pada menit ke-8.237, dan untuk puncak kaempferol muncul pada menit ke-18.335. Untuk lebih menyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Terlihat pada Gambar 50, peak ko-kromatogram yang terbentuk mengalami perubahan luas area. Hal ini terjadi karena terjadi penambahan campuran standar ke dalam ekstrak sampel. Dari peak yang terbentuk, urutan munculnya peak, dan waktu retensi, serta perubahan luas area dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan komponen yang diidentifikasi dalam sampel. Hasil ko-kromatogram ekstrak daun labu siam dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 50. Tabel 18. menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak daun labu siam, standar campuran, dan ekstrak daun labu siam dengan standar campuran. Kandungan flavonol dan flavones pada daun labu siam dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 12.49 mg myricetin, 13.81 mg quarcetin, dan 9.72 mg kaempferol sehingga totalnya adalah 36.03 mg. Konsentrasi flavonol dan flavones yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering yaitu 69.40 mg myricetin, 76.72 mg quarcetin, dan 54.02 mg kaempferol sehingga totalnya adalah 200.15 mg. Kandungan flavonol dan flavone pada daun labu siam dengan perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 12.16 mg myricetin, 14.36 mg quarcetin, dan 10.13 mg kaempferol sehingga totalnya adalah 36.65 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering yaitu 67.53 mg myricetin, 79.77 mg quarcetin, dan 56.30 mg kaempferol sehingga totalnya adalah 203.60 mg. Berdasarkan hasil yang diperoleh, daun labu siam adalah sampel dengan kandungan myricetin terbesar diantara sampel yang lainnya yang mengandung myricetin. Namun, kandungan myricetin pada daun labu siam ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan kandungan quarcetinnya. Selain itu pada daun labu siam ini persentase unknown-nya terdapat dalam jumlah yang cukup besar ketiga terbesar setelah kucai dan takokak. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya dalam daun labu siam yang diteliti ini masih memiliki potensi kandungan senyawa flavonol dan flavone yang lain selain kelima jenis flavonol dan flavon yang diidentifikasi. Tabel 18 . Perbandingan luasan area kromatografi ekstrak daun labu siam Komponen flavonoid Area pada ekstrak daun labu siam mAU Area pada standar campuran mAU Area pada ekstrak daun labu siam dengan standar campuran mAU Myricetin 520482 381388 979265 Luteolin 50642 41256 Quercetin 573026 304052 581607 Apigenin 435957 308457 Kaempferol 464029 767418 888208

10. Bunga pepaya