Aktivitas Pemijahan dan Perkembangan Awal

9 Tabel 3. Fekunditas dan diameter telur pada beberapa ikan pelangi Fekunditas butir Diameter Telur mm Jenis Kisaran SE x  Kisaran SE x  35 - 333 131,8 ± 9,02 - 1,41 ± 0,32 1 - - 0,93 - 0,95 0,94 2 M. s. fluviatilis - - 0,98 - 1,07 1,015 3 M. duboulayi - - 0,88 - 0,93 0,91 2 - - 0,55 - 0,75 1,49 4 M. s. splendida 370 - 1.655 - - 1,124 ± 0,008 5 M. s. inornata - - - 0,88 6 M. s. nigrans - - - 1,05 6 M. s. australis - - - 1,07 6 M. eachamensis 206 - 2.126 - 1,207 - 1,324 1,238 ± 0,022 5 G. multisquamatus - - - 0,69 ± 0,052 7 C. rhombosomoides 131 - 737 - 1,091 ± 0,019 5 Ket.: 1 Milton dan Arthington 1984; 2 Crowley et al. 1986; 3 Reid dan Holdway 1995; 4 Beumer 1979; 5 Pusey et al. 2001; 6 Ivantsoff et al. 1988, diacu dalam Reid dan Holdway 1995; 7 Coates 1990; Diameter telur yang telah dibuahi. Gambar 3. Telur-telur yang menempel pada tumbuhan air Allen 1995 dan beberapa tahap perkembangannya Humphrey et al. 2003. a 0,5 jam, b cleavage pertama, 1 jam, c 2 jam, dan d 10,5 jam 10 Gambar 4. Morfologi larva beberapa jenis ikan pelangi. a M. s. fluviatilis, b M. duboulayi yang baru menetas Crowley et al. 1986, dan c-e M. s. splendida yang baru menetas PB 3,7 mm, berumur 14 hari PB 6,74 mm, berumur 21 hari PB 9,32 mm Humphrey et al. 2003 11

3. METODE

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua sungai dalam sistem Sungai Prafi, yaitu Sungai Nimbai dan Sungai Aimasi Gambar 5. Lokasi penelitian pada kedua lokasi ini terletak di daerah ritral, yaitu di antara ordo 2 dan 3. Pengambilan contoh ikan pelangi, plankton dan makroavertebrata serta pengukuran parameter perairan dilakukan setiap bulan yang dimulai dari bulan Juni sampai dengan Desember 2007. Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Papua dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. 3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Penentuan Tipe Habitat Pada kedua lokasi penelitian ditetapkan empat tipe habitat untuk pengambilan contoh organisme dan parameter lingkungan. Keempat tipe habitat ini meliputi daerah lubuk L, daerah beraliran deras AD, tepi sungai beraliran sedang TAS dan tepi beraliran lambat TAL Tabel 4, Gambar 5, Lampiran 3. Tabel 4. Posisi geografis dan ketinggian setiap tipe habitat di lokasi penelitian Lokasi Tipe Habitat Lintang Selatan Bujur Timur Ketinggian m dpl TAL 00 5601,8 133 5152,8 117 TAS 00 5602,3 133 5151,7 117 L 00 5555,0 133 5149,7 115 S. Nimbai AD 00 5605,4 133 5153,2 117 TAL 00 5517,0 133 4828,3 133 TAS 00 5517,5 133 4828,4 134 L 00 5517,6 133 4828,4 134 S. Aimasi AD 00 5516,0 133 4826,1 131 Ket.: m d pl = meter di atas permukaan laut 12 Gambar 5. Lokasi penelitian Sumber: dimodifikasi dari Bakorsurtanal 2006, sistem ordo dan daerah tangkapan air serta skema tipe habitat di lokasi a S. Nimbai dan b S. Aimasi