Nilai pH Karakteristik Lokasi Penelitian .1 Hidrologi

22 Hasil penelitian sebelumnya Tapilatu Renyaan 2005 menemukan bahwa ikan pelangi arfak hidup pada perairan dengan dengan kisaran nilai pH di antara 6,27-7,10 pada beberapa anak sungai dalam sistem Sungai Prafi. Walaupun umumnya ditemukan pada kisaran pH perairan yang normal Allen 1995, beberapa jenis ikan pelangi juga ditemukan pada perairan dengan kisaran pH yang cukup lebar dan bersifat basa. Melanotaenia boesemani yang terdapat di Danau Ayamaru dan beberapa anak sungai di sekitarnya, hidup pada kondisi perairan yang bersifat basa pH 8 Allen 1995. S. Nimbai 7,0 7,2 7,4 7,6 7,8 8,0 8,2 8,4 8,6 8,8 9,0 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan p H TAL TAS L AD Rata-Rata S. Aimasi 7,0 7,2 7,4 7,6 7,8 8,0 8,2 8,4 8,6 8,8 9,0 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan Gambar 9. Nilai pH pada setiap tipe habitat dan waktu pengukuran di S. Nimbai dan S. Aimasi

4.1.5 Kekeruhan

Nilai kekeruhan di lokasi Nimbai dan Aimasi secara berturut-turut berkisar 0,16-2,97 NTU dan 0,97-5,03 NTU. Nilai rata-rata kekeruhan tertinggi terutama ditemukan pada bulan Agustus, November dan Desember Gambar 10. Tingginya nilai kekeruhan pada periode waktu tersebut diduga berkaitan dengan kondisi debit air yang tinggi sehingga meningkatkan masukan bahan tersuspensi yang berasal dari sedimentasi di bagian hulu sungai. Selain itu juga, kondisi kekeruhan yang tinggi bisa disebabkan melimpahnya mikroorganisme dalam kolom air. Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan pelangi arfak ditemukan pada kondisi perairan yang relatif jernih, namun ikan ini juga ditemukan pada kondisi yang agak keruh. Tapilatu dan Renyaan 2005 melaporkan bahwa jenis ikan ini juga ditemukan pada kisaran kekeruhan 24,6- 58,1 FTU di beberapa anak sungai dalam sistem Sungai Prafi. Meskipun demikian pH 23 beberapa jenis ikan akan cenderung menghindari perairan yang keruh karena tidak bisa mencari makan secara efektif. Terdapat sejumlah penelitian yang mengindikasikan bahwa tingkat kekeruhan yang tinggi akan mengurangi jarak reaktif secara visual mencari makan ikan Barrett 1992, diacu dalam Rowe Dean 1998 atau dapat menurunkan kecepatan ikan dalam mencari makan Rowe Dean 1998. Kondisi ini akan berakibat pada penurunan laju pertumbuhan dan gangguan pernapasan melalui mekanisme penjarangan tapis insang Sutherland dan Meyer 2007. S. Nimbai 1 2 3 4 5 6 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan K ek er u h an N T U TAL TAS L AD Rata-Rata S. Aimasi 1 2 3 4 5 6 Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des Bulan Gambar 10. Tingkat kekeruhan air pada setiap tipe habitat dan waktu pengukuran di S. Nimbai dan S. Aimasi

4.1.6 Vegetasi

Vegetasi riparian umumnya masih ditemukan pada bagian tepi segmen sungai di kedua lokasi penelitian. Namun hanya beberapa di antaranya yang ditemukan dalam kondisi sebagian terendam dalam kolom air pada tipe habitat TAL dan TAS. Vegetasi tersebut di antaranya, yaitu alang-alang Imperata cylindrica, gelagah Saccharum spontaneum, aur-aur Commelina diffusa, kembang telang Clitoria ternatea, dan mikania Mikania sp.. Vegetasi yang ditemukan sebagian terendam pada bagian tepi sungai dapat dilihat pada Lampiran 6. Keberadaan vegetasi di bagian tepi sungai, selain menurunkan kecepatan aliran air sehingga membentuk habitat yang relatif tenang Green 2005, juga berperan menyediakan makanan, tempat perlindungan terhadap predasi Rozas Odum 1988; Grenouillet et al. 2002 dan tempat menempelkan telur bagi ikan pelangi Allen 1995; Allen et al. 2000. K eke ruh an N T U