Mengelola Konflik Memahami Konflik 1. Definisi, Penyebab dan Jenisnya
7 kesepakatan inovatif Daniels dan Walkers 1997. Di Uganda, konflik merupakan
insentif bagi adopsi beragam teknologi pengelolaan sumberdaya alam oleh masyarakat dan mendorong terjadinya perubahan sosial Sanginga et al. 2006.
Pandangan interaksionis tidak berpendapat bahwa semua konflik adalah baik Robbins 2006. Mereka menyatakan bahwa beberapa konflik mendukung
sasaran kelompok dan memperbaiki kinerjanya; inilah ragam konflik fungsional yaitu bentuk konflik yang konstruktif. Di samping itu, ada konflik yang merintangi
kinerja kelompok; ini adalah ragam konflik yang disfungsional atau destruktif. Konflik yang fungsional dapat tercipta apabila para pihak yang
bertentangan dapat menghargai perbedaan pendapat Robbins 2006. Konflik bila dihadapi secara bijaksana dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat dan juga bagi sistem yang ada Pickering 2001, misalnya mampu meningkatkan motivasi, identifikasi masalah meningkat, ikatan kelompok
menguat, penyesuaian diri pada kenyataan, pengetahuan meningkat, kreativitas meningkat, membantu upaya mencapai tujuan, mendorong pertumbuhan. Semua
manfaat ini tidak akan terwujud, jika konflik dibiarkan saja atau dicoba diatasi dengan cara-cara yang tidak tepat; karena konflik akan menjadi disfungsional.
Penyelesaian konflik terbaik adalah pada saat konflik itu hanya melibatkan segmen kelompok yang paling kecil Hendricks 2004. Terdapat lima pendekatan
pada manajemen konflik yang telah umum diterima Gambar 1 Pickering 2001; Hendricks 2004. Tidak ada satupun pendekatan yang efektif untuk semua
situasi. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan kemampuan menggunakan setiap gaya sesuai dengan situasi.
Tinggi Kerelaan
Kolaborasi membantu
Peduli orang lain
Menghindari Mendominasi
Mementingkan diri sendiri Tinggi
Gambar 1 Lima Gaya Manajemen Konflik Pickering 2001; Hendricks 2004 Kompromi
8 Kolaborasi Kerjasama adalah gaya menangani konflik sama-sama
menang. Orang yang memilih gaya ini mencoba mengadakan pertukaran informasi. Ada keinginan untuk melihat sedalam mungkin semua perbedaan yang
ada dan mencari pemecahan yang disepakati semua pihak. Gaya ini erat kaitannya dengan metode memecahkan persoalan dan paling efektif untuk
persoalan yang kompleks Pickering 2001; Hendricks 2004. Gaya penyelesaian konflik dengan kerelaan untuk membantu obliging
menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Strategi rela membantu berperan dalam menyempitkan perbedaan
antarkelompok dan mendorong mereka untuk mencari kesamaan dasar. Gaya penyelesaian konflik dengan mendominasi meremehkan kepentingan
orang lain. Gaya ini adalah strategi yang efektif bila suatu keputusan yang cepat dibutuhkan atau jika persoalan tersebut kurang penting. Gaya mendominasi
sangat membantu jika kurang pengetahuan atau keahlian tentang isu yang menjadi konflik. Strategi ini paling baik dipakai bila dalam keadaan terpaksa.
Gaya penyelesaian konflik dengan menghindar avoiding tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri atau orang lain. Bila suatu isu tidak
penting, tindakan menangguhkan dibolehkan untuk mendinginkan konflik. Inilah penggunaan gaya penyelesaian konflik menghindar yang paling efektif. Gaya ini
juga efektif bila waktu memang dibutuhkan. Gaya penyelesaian konflik dengan kompromi compromising adalah
orientasi jalan tengah. Dalam kompromi, setiap orang memiliki sesuatu untuk diberikan dan menerima sesuatu. Kompromi akan menjadi salah bila salah satu
sisi salah. Kompromi adalah efektif sebagai alat bila isu itu kompleks atau bila ada keseimbangan kekuatan. Kompromi dapat menjadi pilihan bila metode lain
gagal dan dua kelompok mencari penyelesaian jalan tengah.