Beragam pengunaan Metodologi Sistem Lunak

22 Di Indonesia, Purnomo et al. 2003 dalam penelitian pengelolaan kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut di Kabupaten Pasir Kalimantan Timur, telah membuktikan bahwa pendekatan Metodologi Sistem Lunak dapat mengharmoniskan para pihak yang berbeda kepentingan, menguatkan pembelajaran bersama, dan mendorong mereka membuat formulasi rencana aksi kolaboratif. Konteks dan hasil penelitian ini relevan dengan permasalahan pengelolaan kawasan hutan ―tidak terkelola‖ yang banyak terjadi pada taman nasional dan hutan penelitian.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Konteks Penelitian

Hutan Penelitian Benakat merupakan salah satu kawasan hutan produksi yang ditetapkan pemerintah sebagai areal bagi penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan Litbang, melalui pemberian status Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus KHDTK berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 111 tanggal 24 April 2004. Pengelolaan kawasan ini dimandatkan kepada Balai Penelitian Kehutanan Palembang sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Hutan Penelitian Benakat secara administratif berada di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Areal hutan produksi ini terletak 180 km dari Kota Palembang, Ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Luas total kawasan kurang lebih 4000 Ha, terdiri dari lima blok pengelolaan yang posisinya terpisah Gambar 2. Kawasan hutan produksi di luar hutan penelitian merupakan areal konsesi Hutan Tanaman Industri HTI PT. Musi Hutan Persada MHP. Gambar 2 Hutan Penelitian Benakat di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Blok Agroforestri 24 Kawasan Hutan Penelitian Benakat berbatasan langsung dengan tiga desa dimana masyarakatnya telah lama bermukim dan memanfaatkan keberadaan lahan. Pemanfaatan lahan oleh masyarakat yang paling intensif terjadi pada Blok Agroforestri, salah satu areal penelitian yang pada awalnya diperuntukkan bagi kegiatan penelitian bidang agroforestri. Penelitian bidang agroforestri dilakukan untuk mencari kombinasi terbaik tanaman penghasil kayu pertukangan dan tanaman semusim yang mampu menghasilkan produktivitas tinggi dan menyejahterakan petani. Fakta lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar kawasan seluas 400 hektar tersebut telah menjadi perkebunan karet masyarakat, areal penggembalaan sapi, dan pemukiman penduduk. Ini membuat pihak pengelola berada dalam posisi sulit untuk membuat tindakan manajemen terhadap kawasan tersebut. Upaya pengelolaan Blok Agroforestri Hutan Penelitian Benakat tidak hanya dipengaruhi masalah kekinian fakta tata guna lahan namun juga oleh kerawanan konflik terbuka dengan 2 dua desa yang ada di dalam dan sekitar kawasan. Desa Benakat Minyak dan Desa Semangus memiliki sejarah konflik terbuka dengan PT. Musi Hutan Persada akibat tindakan manajemen perusahaan yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat, terutama menyangkut aspek tata guna lahan Fatmawati 2004; Martin et al. 2003. Situasi ini dijadikan alasan oleh pengelola untuk tidak melakukan tindakan manajemen apapun. Aplikasi Metodologi Sistem Lunak ini dilakukan dalam rangka mendapatkan peta jalan guna mengatasi kebuntuan tindakan manajemen atas Blok Agroforestri, sedemikian rupa sehingga pengelola dapat menjalankan fungsi penyelenggaraan kegiatan litbang di tengah beragam kepentingan masyarakat atas kawasan tersebut.

3.2. Rancangan Aplikasi Metodologi Sistem Lunak

Proses utama penelitian ini menggunakan modus operandi penelitian aksi McNiff 1992; Chambers 1996; Selener 1997 yang diarahkan untuk mendukung berlangsungnya fase Metodologi Sistem Lunak Checkland 1981 dalam Simonsen 1994 dan Williams 2005 melalui media fasilitasi reflektif Groot dan Maarleveld 2000; Selener 1997. Menurut Wilson 1984 dalam Rose 1999 upaya melakukan perubahan dari situasi yang dianggap sebagai masalah adalah aksi, sementara pembelajaran dari proses untuk memperoleh perubahan itu merupakan penelitian.