Fluktuasi produksi akibat perubahan faktor input perusahaan akan menyebabkan pergeseran kurva penawaran. Jika produksi turun, maka kurva
penawaran akan bergeser ke kiri atas. Sebaliknya, jika produksi naik maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan bawah. Fluktuasi konsumsi akibat perubahan
banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat pendapatan tertentu dalam periode tertentu akan menyebabkan pergeseran kurva
permintaan. Jika konsumsi naik maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan atas, sebaliknya jika konsumsi turun maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri
bawah. Terjadinya pergeseran kurva, menyebabkan harga baru akan terbentuk.
3.1.2 Konsep Peramalan
Peramalan adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Menurut Mulyono 2000, peramalan merupakan suatu
proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki, agar
kesalahan dapat diperkecil. Peramalan juga dapat diartikan sebagai usaha memperkirakan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan
mencari apa yang sedekat mungkin dengan yang akan terjadi. Peramalan menjadi salah satu hal yang penting dalam pengambilan
keputusan manajemen. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien Makridakis et al.,1999. Peramalan
merupakan suatu dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa pada waktu yang akan datang, yang dapat membantu dalam melakukan
perencanaan dan pengambilan keputusan Hanke et al.,2003.
Keberhasilan dalam bidang bisnisekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Adanya
ramalan memungkinkan manajemen menyusun perencanaankeputusan untuk mengantisipasinya. Peramalan bisnisekonomi dibutuhkan mengingat kondisi
bisnisekonomi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang bersifat sangat dinamis tidak pasti tidak deterministik. Banyak faktor yang berpengaruh
terhadap gejolak perkembangan bisnis dan ekonomi. Peramalan yang baik membutuhkan pendekatan yang tepat, yang
tercermin dalam metode peramalan yang dipilih yaitu metode peramalan terakurat, sehingga dapat digunakan untuk menyusun perencanaan dan
pengambilan keputusan bisnisekonomi. Menurut Hanke 2003, teknik peramalan pada data menghasilkan kejadian historis mengarah ke identifikasi lima tahap
proses peramalan sebagai berikut: 1 pengumpulan data, 2 pemadatan atau pengurangan data, 3 penyusunan model dan evaluasi, 4 ekstrapolasi atau
peramalan aktual, 5 evaluasi peramalan. Menurut jangka waktu ramalan yang disusun Mulyono 2000 menyatakan
bahwa peramalan dapat dibedakan atas tiga. Ramalan jangka pendek yaitu peramalan yang dilakukan untuk hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang
dari setengah tahun atau sekitar 3 bulan. Peramalan jangka menengah yaitu peramalan yang dilakukan untuk menyusun hasil ramalan tiga bulan sampai dua
tahun. Peramalan jangka panjang yaitu peramlan yang dilakukan untuk menyusun hasil ramalan jangka waktu lebih dari dua tahun.
Menurut sifat peramalannya Mulyono 2000 menjelaskan bahwa peramalan dapat dibedakan atas peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif.
a. Peramalan Kualitatif Peramalan kualitatif merupakan peramalan yang ditentukan berdasar
pemikiran yang bersifat judgement, pengetahuan, pengalaman intuisi si peramal. Peramalan ini digunakan apabila data historis maupun data empiris
dari variabel yang diramalkan tidak cukup, tidak ada, atau tidak dapat dipercaya karena kurang akurat. Peramalan ini tetap membutuhkan data
kuantitatif, tetapi data kuantitatif ini hanya digunakan sebagai informasi untuk menganalisa dan meramalkan data tesebut tanpa proses kuantitatif.
Proses yang digunakan adalah mencatat kebiasaan vaiabel lalu
meramalkannya menggunakan perasaan peneliti. Sehingga pandangan atau ”judgemen” dari orang yang menyusunnya sangat menentukan baik tidaknya
hasil ramalan tersebut. Peramalan kualitatif jika dilakukan oleh beberapa orang terpisah,
hasilnya akan bervariasi cukup besar, sedangkan jika dilakukan oleh sekelompok orang, hasilnya bisa jadi tidak diperoleh kesamaan pendapat
tentang hasil ramalan, atau hasil ramalan umumnya merupakan pendapat pribadi dari orang yang paling berpengaruh dalam kelompok. Peramalan
kualitatif relatif bersifat subyektif. Untuk situasi manajemen dan industripasar yang kompleks,
peramalan kualitatif relatif sukar dilaksanakan, karena kemampuan otak manusia terbatas untuk mengelola informasi dan hubungan kausal yang
kompleks. Namun untuk situasi yang sederhana ditambah judgement, pengetahuan, pengalaman dan intuisi yang kuat dari orang atau kelompok
orang yang melakukan peramalan, seringkali hasilnya relatif baik.
Metode untuk peramalan kualitatif dibagi atas metode ekploratoris dan normatif. Metode eksploratoris terdiri dari metode Delphi, kurva S
analogi dan penelitian morfologis, yang dimulai dari masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya dan bergerak secara heuristik dengan melihat semua
kemungkinan yang ada. Sedangkan metode normatif terdiri dari matriks keputusan, pohon relevansi dan analisis sistem, dimulai dengan menetapkan
sasaran dan tujuan yang akan datang kemudian melihat kemasa lalu apakah hal ini dapat dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang
tersedia Makridakis et al.,1999 b. Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif masa lalu. Peramalan ini memiliki sifat yang lebih objektif
berdasarkan pada keadaan aktual data yang diolah dengan menggunakan metode-metode tertentu. Penggunaan suatu metode juga harus didasarkan
pada fenomena manajemen atau bisnis apa yang diramalkan dan tujuan yang ingin dicapai melalui peramalan. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila
terdapat tiga kondisi berikut Makridakis et al.,1999 : 1. tersedia informasi masa lalu
2. informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik 3. dapat diasumsikan bahwa pola masa lalu akan terus berlanjut di masa
yang akan datang. Pada dua kondisi pertama merupakan suatu keharusan bagi penerapan
metode peramalan kuantitatif. Kondisi ketiga merupakan syarat kecukupan, artinya walaupun asumsi ketiga dilanggar, model yang dirumuskan masih
dapat digunakan. Hal tersebut akan memberikan kesalahan peramalan yang relatif besar bila perubahan pola data ataupun bentuk hubungan fungsional
tersebut terjadi secara sistematis. Data yang digunakan dalam peramalan kuantitatif hendaknya 1
reliable dan akurat berasal dari sumber yang andal dengan memperhatikan akurasinya, 2 relevan, 3 konsisten jika ada perubahan
definisi harus ada penyesuaian, 4 cukup tidak terlalu sedikit sebagai basis data atau tidak terlalu banyak sehingga ada bagian yang tidak
relevan. Pada data kuantitatif jika terjadi perubahan pola, maka hasil ramalan relatif kurang akurat. Jika pola data historis terjadi perubahan
struktural, relatif sulit upaya penyesuaiannya, kecuali telah tersedia data historis yang cukup untuk menentukan pola yang baru.
Metode peramalan kuantitatif terbagi menjadi dua, yaitu metode time series dan metode kausal. Metode time series menggunakan data yang
memiliki deret waktu yang dikumpulkan, dicatat, atau diamati dari rangkaian waktu Hanke et al.,2003. Sedangkan metode kausal didasarkan
atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, metode ini
disebut juga dengan model regresi.
3.1.3 Konsep Metode Peramalan Model Time Series