BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Hasil
Peramalan mengenai harga ayam broiler di Sumatera Barat dilakukan dengan cara menginterpretasikan plot data harga ayam broiler. Data yang
dianalisis adalah data ayam broiler hidup ditingkat konsumen pada lima kota di Sumatera Barat. Pemilihan lima kota di Sumatera Barat didasarkan bahwa lima
kota tersebut dapat mewakili harga ayam tingkat konsumen di Sumatera Barat. Data yang digunakan adalah data dua mingguan dari minggu kedua Januari 2005
sampai minggu ke empat November 2008. Pemilihan data dua mingguan dikarenakan data mingguan dianggap dapat menggambarkan pola yang lebih baik
dibandingkan data bulanan. Data diperoleh dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan
metode analisis time series.
6.1.1 Peramalan Harga Ayam Broiler di Kota Padang
a. Plot Data
Dari plot data yang dilakukan terlihat bahwa selama tahun 2005-2008, harga ayam broiler di Kota Padang berfluktuasi dengan selisih harga tertinggi dan
terendah sebesar Rp 13.500,00. Harga terendah sebesar Rp 9.000,00ekor terjadi pada bulan April 2006, sedangkan harga tertinggi sebesar Rp 22.500,00ekor
terjadi pada bulan Desember tahun 2007. Sekitar bulan April dan bulan Mei harga cenderung mengalami penurunan, sedangkan sekitar bulan November-Desember
harga cenderung mengalami peningkatan dan sekitar bulan Juni, Juli dan Oktober harga ayam broiler cenderung stabil untuk setiap tahunnya di Kota Padang.
Harga ayam broiler tertinggi di Kota Padang pada masing-masing tahun terjadi pada bulan Januari 2005, bulan Agustus 2006, bulan Desember 2007 dan
bulan Juni 2008. Pada bulan Januari 2005 harga ayam broiler di Kota Padang adalah sebesar Rp 17.000,00ekor, sedangkan pada bulan Agustus 2006 harga
ayam broiler di Kota Padang adalah sebesar Rp 18.000,00ekor. Harga ayam broiler di Kota Padang pada bulan Desember 2007 dan Juni 2008 masing-masing
adalah sebesar Rp 22.500,00ekor dan Rp 21.000,00ekor. Harga ayam broiler terendah di Kota Padang setiap tahunnya terjadi pada
bulan September 2005, bulan April 2006, bulan April 2007 dan bulan November 2008. Pada bulan September 2005 harga ayam broiler di Kota Padang sebesar Rp
10.000,00ekor. Pada bulan April 2006, bulan April 2007, dan November 2008 masing-masing harga ayam broiler di Kota Padang adalah Rp 9.000,00ekor, Rp
11.000,00ekor dan Rp 13.500,00ekor. Berdasarkan plot data time series harga ayam broiler di Kota Padang,
memperlihatkan bahwa data tersebut memiliki kecenderungan naik Lampiran 2. Berdasarkan plot autokrelasi, data diduga memiliki unsur musiman, tetapi tidak
terlihat jelas karena time lag yang berulang dalam satu tahun tidak mempunyai jarak yang sama. Beberapa model akan disajikan sebagai bahan perbandingan dan
untuk menentukan model peramalan kuantitatif yang terbaik. b.
Pemilihan Model Peramalan Tahap berikutnya yang dilakukan setelah identifikasi pola data adalah
penerapan model peramalan time series yang sesuai dengan pola data yang
dianalisis. Model terbaik yang akan digunakan untuk meramalkan harga ayam broiler di Kota Padang ditentukan dengan melihat nilai MAD terkecil.
MAPE menunjukkan persentase tingkat kesalahan secara absolut. MSD menunjukkan kuadrat dari kesalahan peramalan, kedua cara ini memberikan
kesalahan ekstrim yang berat ketika membandingkan model-model peramalan. Pada saat tak ada kecocokan, maka nilai MSD menjadi sangat besar, sehingga ukuran yang
paling banyak dipilih adalah MAD. Jika model memiliki kecocokan yang sempurna, maka MAD = 0, sedangkan jika model tidak memiliki kecocokan, maka MAD adalah
besar. Dengan demikian pada saat membandingkan beberapa model peramalan, yang dipilih adalah model dengan MAD minimum Hanke, 2003
Tabel 7 menyajikan nilai MAD hasil penerapan beberapa model time series yang dianggap sesuai dengan pola data harga ayam broiler di Kota Padang.
Tabel 7 Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada Harga Ayam Broiler di Kota Padang
No Model
Lag MAD
1 Model Trend Linear
- 1987
2 Model Decomposition Multiplicative
24 1811
3 Model Decomposition Additive
24 1863
4 Model Moving Average
24 2111
5 Model Center Moving Average
24 2176
6 Model Single Exponential Smoothing
- 1488
7 Model Double Exponential Smoothing
- 1458
8 Model
Winter Multiplikatif 24
1330
9 Model Winter Additive
24 1335
10 Model ARIMA 0,1,1
- 1499
Berdasarkan hasil peramalan beberapa model peramalan time series pada Tabel 7, nilai MAD terkecil diperoleh melalui model Winter Multiplikatik sebesar
1330. Model ini optimal pada nilai pemulusan lag 24, alpha level sebesar 0,62, nilai pemulusan gamma trend sebesar 0,01 dan nilai pemulusan delta seasonal
0,01.
Index
fo re
ca st
s
24 22
20 18
16 14
12 10
8 6
4 2
18000 17000
16000 15000
14000 13000
Time Series Plot of forecasts
Dari model yang terpilih terbukti bahwa pola data harga ayam broiler di Kota Padang memiliki pola data trend yang mengandung musiman
. Menurut
Makridakis 1999, model winter multiplikatif cocok digunakan untuk peramalan data historis dengan pola tren linier dan memiliki variasi musiman yang
proposional terhadap trendnya. c.
Peramalan Harga dengan Model Peramalan Terbaik Berdasarkan penerapan model time series yang disesuaiakan dengan pola
data harga ayam di Kota Padang, model yang menghasilkan nilai MAD terkecil adalah model winter multiplikatif. Model ini selanjutnya digunakan sebagai model
terbaik untuk meramalkan harga ayam di Kota Padang. Hasil peramalan harga ayam ditampilkan pada Gambar 4.
Gambar 4 Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Padang
Dilihat dari kecenderungan hasil peramalan harga ayam broiler di Kota Padang untuk 24 periode yang akan datang menunjukkan bahwa harga ayam
berfluktuatif. Diperkirakan pada bulan Desember 2008 sampai April 2009, harga ayam menunjukkan adanya trend menurun, dan mencapai tingkat harga terendah
pada pekan keempat bulan April 2009 yaitu sebesar Rp. 13.247,9ekor.
Diperkirakan pada bulan Mei 2009 sampai Juli 2009, harga ayam menunjukkan adanya trend meningkat, dan mencapai tingkat harga tertinggi pada
pekan keempat bulan Juli 2009 yaitu sebesar Rp. 17.853,3.ekor Sedangkan pada bulan Agustus 2009 sampai November 2009 pekan kedua tingkat harga ayam
cenderung stabil ditingkat Rp. 17.000ekor dan diperkirakan mengalami penurunan pada pekan keempat bulan November 2009 ke tingkat harga sebesar
Rp. 14.487,1ekor. Kenaikan dan penurunan harga diakibatkan oleh mekanisme pembentukan
harga yang terjadi di pasar. Berdasarkan hasil peramalan diharapkan adanya peran serta dari pihak terkait, agar ketidakstabilan harga dapat dihindari dan tidak
merugikan pihak konsumen maupun produsen.
6.1.2 Peramalan Harga Ayam Broiler di Kotamadya Payakumbuh