Tabel 4 Pola ACF dan PACF Model Seasonal ARIMA
ACF PACF
Model Cut off setelah lag 1 atau 2
tidak  ada  signifikan  lag musiman
Dies Down MA non musiman q=1 atau
2 Z
t
= μ – θ
1 1
+
t
Z
t
= μ – θ
1 t-1
– θ
2 t-2
+
t
Cut  off  setelah  lag  L musiman,  tidak  signifikan
pada lag non musiman Dies Down
MA terdapat
musiman Q=1
Z
t
= μ – θ
1L 1-L
+
t
Cut off
setelah lag
musiman,  non  musiman signifikan lag 1 atau 2
Dies Down
Non musiman-musiman MA Z
t
=  μ  –  θ
1 t-1
- θ
1L 1-L
+  θ
1
θ
1L 1-L
+
t
Z
t
=  μ  –  θ
1 t-1
–  θ
2 t-2
+  θ
1
θ
1L 1-L
+ θ
1
θ
2L 2-L
+
t
Dies Down Cut  off  setelah  lag  1  atau
2  tidak  ada  signifikan  lag musiman
AR  non  musiman  p=1  atau 2
Z
t
=   + θ
1
Z
t-1
+
t
Z
t
=   + θ
1
Z
t-1
+ θ
2
Z
t-2 t
Dies Down Cut  off  setelah  lag  L
musiman, tidak signifikan pada lag non musiman
AR terdapat musiman P=1 Z
t
=   + θ
1L
Z
t-L
+
t
Dies Down Cut
off setelah
lag musiman,  non  musiman
signifikan lag 1 atau 2 Non  musiman-musiman  AR
p=1 atau 2; P=1 Z
t
=   + θ
1
Z
t-1
+ θ
1L
Z
t-L
+ θ
1
θ
1L
Z
t-L-1
+
t
Z
t
=    +  θ
1
Z
t-1
+  θ
2
Z
t-2
+ θ
1L
Z
t-L-1
+ θ
2
θ
2L
Z
t-L-2 t
Dies Down Dies Down
Campuran AR;MA Non musiman
Z
t
=   + θ
1
Z
t-1
+ θ
1 t-1
+
t
Musiman Z
t
=   + θ
1
Z
t-L
+ θ
1 t-L
+
t
Sumber: Gaynor dan Kirkpatrick, 1994
3. Estimasi dan Pengujian Model
Dalam  melakukan  estimasi,  penelitian  ini  menggunakan  bantuan komputer,  yakni  software  MINITAB  versi  14.  Setelah  dilakukan  estimasi
koefisien, baik koefisien autoregressive maupun  moving avarage masing-masing diuji signifikansinya dengan menggunakan uji t.
Selain  signifikansi  koefisien,  terdapat  beberapa  hal  lainnya  yang  diuji dalam tahapan diagnostic checking pengujian model, antara lain:
1. Kondisi  stasionarity,  bisa  dilihat  dari  jumlah  seluruh  koefisien
autoregressive.  Jumlah  koefisien  autoregressive  harus  kurang  dari  [1]. Jika model yang digunakan adalah model moving avarage, maka tidak ada
kondisi stasionarity yang harus dipenuhi. 2.
Kondisi  invertibility,  yang  menyatakan  bahwa  jumlah  dari  koefisien moving avarage harus kurang dari [1]. Jika model yang digunakan adalah
autoregressive, maka tidak ada kondisi invertibility yang harus dipenuhi. 3.
Iterasi harus konvergen, artinya estimasi yang dilakukan efisien dan tidak ada  lagi  estimator  yang  menghasilkan  MAPE  yang  lebih  kecil.  Hal  ini
ditunjukkan dalam output MINITAB 13 dengan kata- kata ”relatife change
in each estimate less than 0,001 ”.
4. Error dari model harus bersifat random. Hal ini terlihat dari modified Box
Pierce Ljung-Box-Pierce Q statistic. Jika Q  X
2
dengan m= p-q derajat bebas  maka  model  tidak  akurat.  Statistik  Q  dapat  dihitung  dengan
menggunakan rumus Q
m
= nn+2
�
�
−� �=1
2
atau dengan melihat p-value dari  statistik  Q  dimana  jika  p-
value kurang dari α 5 persen maka error
yang dihasilkan berarti tidak bersifat acak dan model tidak cukup baik. 4.
Tahap Penerapan Model
Model yang telah memenuhi semua syarat pada diagnostic checking dapat digunakan untuk meramalkan variabel, tentu saja jika menurut kriteria pemilihan
model,  model  ARIMA  lebih  baik  dibandingkan  dengan  model  lainnya.  Selain model  tentatif  model  ARIMA  lainnya  juga  patut  untuk  dicoba.  Jika  ternyata
model  ARIMA  selain  model  tentative  memiliki  MAPE  lebih  kecil,  maka  model itulah yang akan dipilih.
4.7 Pemilihan Metode Peramalan