yang paling tepat dari berbagai alternatif model yang ada. Model yang terpilih dilakukan pengujian kembali. Model dianggap sudah memadai apabila residual
terdistribusi secara random, kecil dan independen satu sama lain.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Ternak broiler sebagaimana mana komoditas agroindustri lainnya adalah komoditas yang mudah rusak, harga sangat fluktuatif dan supply demand yang
tidak stabil. Selama ini belum ada kebijakan yang dapat menekan tingkat fluktuasi harga yang terjadi.
Melihat fenomena yang terjadi pada komoditas ayam broiler ini, maka dibutuhkan peramalan mengenai harga ayam broiler guna mengurangi
ketidakpastian harga dan mengetahui tingkat harga ayam broiler pada masa yang akan datang. Peramalan merupakan salah satu upaya antisipasi yang dapat
dilakukan dengan memprediksi dan menganalisis pola data harga dimasa depan. Hal tersebut juga dapat membantu para produsen dan konsumen dalam membuat
keputusan penjualan dan pembelian. Dalam penelitian ini peramalan yang dilakukan akan melibatkan metode
peramalan kuantitatif. Alasan digunakannya metode peramaln kuantitatif adalah agar prediksi yang dihasilkan lebih bersifat objektif dan memiliki tingkat
keakuratan yang baik. Metode peramaln kuantitatif yang digunakan adalah metode time series untuk meramal nilai suatu variabel dimasa yang akan datang
tanpa melihat variabel lain yang mempengaruhi variabel tersebut. Oleh karena itu data yang digunakan untuk meramalkan harga ayam broiler dimasa yang akan
datang adalah data harga rata-rata dua mingguan ayam broiler.
Metode time series yang digunakan terdiri dari, Metode Tren Linier, Metode Rata-rata Sederhana Simple Average, Metode Rata-rata Bergerak
Sederhana Center Moving Average, Metode Dekomposisi Aditif, Metode Dekomposisi Multiplikatif, Metode Penghalusan Eksponensial Tunggal Single
Eksponential Smoothing-SES, Metode Penghalusan Eksponensial Ganda Brown, Metode Winters Aditif, Metode Winter Multiplikatif dan Metode Box-
Jenkins. Tahap berikutnya adalah pemilihan metode peramalan yang dianggap
paling akurat. Pemilihan metode peramalan terakurat didasarkan pada nilai kesalahan yang paling kecil dan dari beberapa metode peramalan yang digunakan.
Semakin kecil nilai kesalahan, maka metode memiliki nilai peramalan yang paling mendekati nilai aktual agar masing-masing metode dapat semaksimal mungkin
melakukan pengujian data. Setelah memilih metode peramaln terakurat, maka dilakukan peramalan
terhadap data ayam broiler untuk beberapa periode kedepan. Metode peramalan terakurat dan data hasil peramalan tersebut kemudian akan menjadi bahan
rekomendasi terhadap pihak terkait sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan agar kebijakan yang dibuat dapat seefektif mungkin. Gambar 2. akan
memperlihatkan diagram alur pemikiran dari penelitian ini.
Terjadi fluktuasi harga ayam broiler
Rekomendasi berupa : Metode peramalan terbaik
Peramalan beberapa metode peramalan Implikasi hasil peramalan
Metode Peramalan
Pemilihan Metode Peramalan Time Series Terbaik
Identifikasi Pola Data Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat perlu melakukan kajian mendalam
dan tindakan antisipasi, sehingga kenaikan atau penurunan harga tiba-tiba secara drastis tidak merugikan konsumen dan produsen
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan Sapi Potong dan Ayam Broiler sebagai komoditi unggulan
Peramalan
Metode Time Series 1. Metode Tren linier
2. Metode Rata-rata Sederhana Moving Average 3. Metode Rata-rata Bergerak Sederhana Center Moving Average
4. Metode Dekomposisi Addiktive 5. Metode Dekomposisi Multiplicative
6. Metode PenghalusanEksponensial Tunggal Single Eksponential Smoothing-SES 7. Metode Penghalusan Eksponensial Ganda Brown
8. Metode Winters Additive 9. Metode Winters Multiplicative
10. Metode Box-Jenkins Otonomi Daerah
Gambaran Umum Agribisnis Ayam Broiler pada Lima Kota di Sumatera Barat
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat bagian Bina Usaha yang berlokasi di jalan Rasuna Said No 68 Padang. Pemilihan
lokasi dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa data-data yang diperlukan lebih mudah diperoleh, serta Dinas Peternakan Provinsi Sumatera
Barat merupakan sumber primer yang menyediakan data sekunder mengenai data historis harga ayam di Sumatera Barat. Pengambilan data dilaksanakan mulai
bulan November hingga Desember 2008.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder utama adalah harga ayam di Sumatera Barat yang diperoleh dari bagian
Bina Usaha Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai penyedia utama data. Sedangkan data sekunder pendukung lainnya diperoleh melalui studi pustaka
pada perpustakaan pusat Institut Pertanian Bogor IPB, dan internet. Data harga ayam di Sumatera Barat yang dianalisis adalah data dua mingguan dari minggu
kedua bulan Januari 2005 sampai minggu ke empat bulan November 2008. Pengambilan data dua mingguan dilakukan dengan asumsi peramalan mingguan
memiliki keunggulan menggambarkan pola yang lebih baik dibandingkan dengan data bulanan.