Diperkirakan pada bulan Mei 2009 sampai Juli 2009, harga ayam menunjukkan adanya trend meningkat, dan mencapai tingkat harga tertinggi pada
pekan keempat bulan Juli 2009 yaitu sebesar Rp. 17.853,3.ekor Sedangkan pada bulan Agustus 2009 sampai November 2009 pekan kedua tingkat harga ayam
cenderung stabil ditingkat Rp. 17.000ekor dan diperkirakan mengalami penurunan pada pekan keempat bulan November 2009 ke tingkat harga sebesar
Rp. 14.487,1ekor. Kenaikan dan penurunan harga diakibatkan oleh mekanisme pembentukan
harga yang terjadi di pasar. Berdasarkan hasil peramalan diharapkan adanya peran serta dari pihak terkait, agar ketidakstabilan harga dapat dihindari dan tidak
merugikan pihak konsumen maupun produsen.
6.1.2 Peramalan Harga Ayam Broiler di Kotamadya Payakumbuh
a. Plot Data
Dari plot data yang dilakukan terlihat bahwa selama tahun 2005-2008 harga ayam broiler di Kota Payakumbuh berfluktuasi dengan selisih harga
tertinggi dan terendah sebesar Rp 12.000,00. Harga terendah sebesar Rp 9.000,00ekor terjadi pada bulan November 2008, sedangkan harga tertinggi
sebesar Rp 21.000,00ekor terjadi pada bulan Desember tahun 2006. Sekitar bulan Oktober dan bulan November harga cenderung mengalami penurunan, sedangkan
sekitar bulan Juli dan bulan Desember harga cenderung mengalami peningkatan dan sekitar bulan Maret dan bulan Mei harga ayam broiler cenderung stabil untuk
setiap tahunnya di Kota Payakumbuh.
Harga ayam broiler tertinggi di Kota Payakumbuh pada masing-masing tahun terjadi pada bulan Februari 2005, Juli 2006, September 2007 dan Juli 2008.
Pada bulan Februari 2005 harga ayam broiler di Kota Payakumbuh adalah sebesar Rp 17.250,00ekor, sedangkan pada bulan Juli 2006 harga ayam broiler di Kota
Payakumbuh adalah sebesar Rp 21.000,00ekor. Harga ayam broiler di Kota Payakumbuh pada bulan September 2007 dan Juli 2008 masing-masing adalah
sebesar Rp 19.000,00ekor dan Rp 17.500,00ekor. Harga ayam broiler terendah di Kota Payakumbuh setiap tahunnya terjadi
pada bulan Juni, Juli dan November 2005, Januari 2006, bulan Januari, Februari, Maret, Mei dan Agustus 2007 dan bulan November 2008. Pada bulan Juli, Juni
dan November 2005 harga ayam broiler di Kota Payakumbuuh sebesar Rp 9.500,00ekor. Pada bulan Januari 2006, bulan Januari, Feruari, Maret, Mei dan
Agustus 2007, dan November 2008 masing-masing harga ayam broiler di Kota Payakumbuuh adalah Rp 10.050,00ekor, Rp 10.000,00ekor dan Rp
9.000,00ekor. Berdasarkan plot data time series harga ayam broiler di Kota Payakumbuh,
memperlihatkan bahwa data tersebut memiliki kecenderungan naik Lampiran 2. Berdasarkan plot autokorelasi, data diduga memiliki unsur musiman, tetapi tidak
terlihat jelas karena time lag yang berulang dalam satu tahun tidak mempunyai jarak yang sama. Beberapa model akan disajikan sebagai bahan perbandingan dan
untuk menentukan model peramalan kuantitatif yang terbaik. b.
Pemilihan Model Peramalan Tahap berikutnya yang dilakukan setelah identifikasi pola data adalah
penerapan model peramalan time series yang sesuai dengan pola data yang
dianalisis. Model terbaik yang akan digunakan untuk meramalkan harga ayam broiler di Kota Payakumbuh ditentukan dengan melihat nilai MAD terkecil.
MAPE menunjukkan persentase tingkat kesalahan secara absolut. MSD menunjukkan kuadrat dari kesalahan peramalan, kedua cara ini memberikan
kesalahan ekstrim yang berat ketika membandingkan model-model peramalan. Pada saat tak ada kecocokan, maka nilai MSD menjadi sangat besar, sehingga ukuran yang
paling banyak dipilih adalah MAD. Jika model memiliki kecocokan yang sempurna, maka MAD = 0, sedangkan jika model tidak memiliki kecocokan, maka MAD adalah
besar. Dengan demikian pada saat membandingkan beberapa model peramalan, yang dipilih adalah model dengan MAD minimum Hanke, 2003
Tabel 8 Nilai MAD Metode Peramalan Time Series Pada Harga Ayam Broiler di Kota Payakumbuh
No Model
Lag MAD
1 Model Trend Linear
- 2425
2 Model Decomposition Multiplicative
24 2006
3 Model Decomposition Additive
24 1960
4 Model Moving Average
24 2531
5 Model Center Moving Average
2 2582
6 Model Single Exponential Smoothing
- 1790
7 Model Double Exponential Smoothing
- 1931
8 Model
Winter Multiplikatif 24
1613
9 Model Winter Additive
21 1635
10 Model SARIMA 1,0,0 1,0,0
9
9 1840
Tabel 8 menyajikan nilai MAPE, MSD dan MAD hasil penerapan beberapa model time series yang dianggap sesuai dengan pola data harga ayam
broiler di Kota Payakumbuh. Berdasarkan hasil peramalan beberapa model peramalan time series pada Tabel 8, nilai MAD terkecil diperoleh melalui model
Winter Multiplikatif sebesar 1613. Model ini optimal pada nilai pemulusan lag 24, alpha level sebesar 0,42, nilai pemulusan gamma trend sebesar 0,01 dan
nilai pemulusan delta seasonal 0,01.
Index
fo re
ca st
s
24 22
20 18
16 14
12 10
8 6
4 2
16000 15000
14000 13000
12000 11000
10000
Time Series Plot of forecasts
Dari model yang terpilih terbukti bahwa pola data harga ayam broiler di Kota Payakumbuh memiliki trend yang mengandung musiman
. Menurut
Makridakis 1999, model winter multiplikatif cocok digunakan untuk peramalan data historis dengan pola trend linier dan memiliki variasi musiman yang
proposional terhadap trendnya. c.
Peramalan Harga dengan Model Peramalan Terbaik Berdasarkan penerapan model time series yang disesuaikan dengan pola
data harga ayam di Kota Payakumbuh, model yang menghasilkan nilai MAD terkecil adalah model winter multiplikatif. Model ini selanjutnya digunakan
sebagai model terbaik untuk meramalkan harga ayam di Kota Payakumbuh. Hasil peramalan harga ayam ditampilkan pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5 Ramalan Harga Ayam Broiler di Kota Payakumbuh
Dilihat dari kecenderungan hasil peramalan harga ayam broiler di Kota Payakumbuh untuk 24 periode yang akan datang menunjukkan bahwa harga ayam
berfluktuatif. Diperkirakan pada bulan Desember 2008 sampai Mei 2009, harga ayam menunjukkan adanya trend menurun, dan mencapai tingkat harga terendah
pada pekan kedua bulan Mei 2009 yaitu sebesar Rp. 11.214,5ekor dan meningkat sangat cepat dengan tingkat harga tertinggi yaitu sebesar Rp. 15.260,5ekor pada
pekan kedua Juni 2009. Diperkirakan pada bulan Juli 2009 sampai November 2009 harga ayam
broiler di kota Payakumbuh cenderung mengalami penurunan dan mencapai tingkat terendah pada pekan keempat November 2009 yaitu sebesar Rp.
10.077,0ekor yang merupakan tingkat harga terendah yang diperkirakan oleh hasil peramalan ini.
Kenaikan dan penurunan harga diakibatkan oleh mekanisme pembentukan harga yang terjadi di pasar. Berdasarkan hasil peramalan diharapkan adanya peran
serta dari pihak terkait, agar ketidakstabilan harga dapat dihindari dan tidak merugikan pihak konsumen maupun produsen.
6.1.3 Peramalan Harga Ayam Broiler di Kotamadya Bukittinggi