46 pengolahan TBS yang digunakan adalah 52.27 dan efisiensi teknis peralatan
pada sarana pendukung adalah 64.79 sehingga efisiensi total peralatan yang digunakan dalam proses produksi CPO di PKS Kertajaya adalah 56.05. Nilai
efisiensi teknik ini lebih kecil dibandingkan dengan UU Rejosari Rahmat, 2002 dimana efisiensi teknisnya adalah 73.65, tetapi nilai efisiensi teknis alat masih
lebih besar bila dibandingkan dengan efisiensi teknis alat PMKS Condong Garut Wibowo, 2008 yaitu sebesar 47.69.. Hal ini dipengaruhi oleh umur dan
kondisi motor listrik ataupun peralatan yang digunakan. Selain itu motor-motor listrik yang digunakan di PKS Kertajaya banyak yang sudah diganti dengan daya
terpasang motor yang lebih besar sehingga sangat memengaruhi dalam pengurangan efisiensi teknis alat.
Efisiensi teknis dari setiap peralatan dan mesin-mesin produksi dihitung berdasarkan perbandingan antara daya terukur dengan daya terpasang. Berikut ini
disajikan efisiensi teknis dari setiap alat atau mesin produksi di PKS Kertajaya pada Tabel 23 berikut ini.
Tabel 23 Efisiensi teknis alat atau mesin produksi CPO di setiap stasiun pengolahan
Kegiatan Jumlah daya
terukur kW Jumlah daya
terpasang kW Efisiensi teknis
A. Pengolahan TBS
-Penerimaan buah 69.13
127.50 53.59
-Perebusan 6.11
15.00 40.72
-Penebahan 88.77
144.40 59.11
-Pengempaan 213.77
414.70 51.60
-Pemurnian minyak 130.79
250.50 54.97
- Pengolahan biji 178.97
377.70 53.66
B. Sarana pendukung
-Penyediaan energi 213.45
295.14 73.81
-Penyediaan air 71.92
111.00 55.77
Rataan 56.05
5. Energi Pupuk
Energi pupuk merupakan salah satu energi yang digunakan dalam proses produksi CPO, tepatnya pada tahapan kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa
sawit di kebun. Pupuk memiliki peran yang sangat penting unutk menggantikan unsur hara pada lahan. Jenis pupuk yang digunakan di PKS Kertajaya antara lain:
Urea, TSP, NPK, Kieserite, Rock Phosphate, KCLMOP, dan Dolomite. Konsumsi energi pupuk dapat dilihat pada Tabel 24 di bawah ini.
Tabel 24 Konsumsi energi pupuk pada kegiatan budidaya Kegiatan
Konsumsi energi MJkg CPO
Persentase Persemaian
0.0028 0.80
Persiapan lahan -
- Penanaman
0.0047 1.34
Pemeliharaan TBM 0.0832
23.83 Pemeliharaan TM
0.2585 74.03
Total 0.3492
100.00
47 Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah konsumsi energi pupuk pada
kegiatan budidaya adalah sebesar 0.3492 MJkg CPO dimana konsumsi energi pupuk terbesar terdapat pada kegiatan pemeliharaan TM, yaitu sebesar
0.2585MJkg CPO atau 74.03 dari total konsumsi energi pupuk pada kegiatan budidaya. Sedangkan tahapan yang paling kecil dalam mengkonsumsi energi
pupuk adalah tahapan persemaian yaitu sebesar 0.0028 MJkg CPO atau 0.80 dari total konsumsi energi pupuk pada kegiatan budidaya.
Konsumsi total energi pupuk di Kebun Kertajaya ini lebih kecil dibanding dengan konsumsi energi pupuk di PMKS PT Condong Garut, Jawa Barat
Sulistiono, 2008, dan di UU Rejosari PTPN VII Persero Lampung Selatan Rahmat, 2002, masing-masing yaitu sebesar 4. 9250 MJkg CPO dan 2.2670
MJkg CPO. Banyak faktor yang memengaruhi dalam penggunaan pupuk, di antaranya adalah jenis tanah, kondisi iklim, dan kondisi tanaman kelapa sawit.
6. Energi Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme penggangu. Di PKS Kertajaya, jenis pestisida yang
digunakan adalah herbisida, insektisida, dan fungisida. Herbisida yang digunakan adalah Best Up, Sun Up dan Supra yang digunakan pada tahapan kegiatan
persemaian, pemeliharaan TBM dan pemeliharaan TM. Herbisida ini digunakan untuk membasmi gulma khususnya rumput ilalang yang dapat mengganggu
pertumbuhan kelapa sawit. Insektisida yang digunakan yaitu Marshal dan Sumialpha yang digunakan pada tahapan kegiatan persemaian, pemeliharaan
TBM dan pemeliharaan TM. Insektisida digunakan untuk memberantas ulat api, ulat kantong ataupun serangga pengganggu lainnya. Fungisida yang digunakan
yaitu Marfu P yang digunakan pada tahapan kegiatan pemeliharaan TM. Fungisida digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur pada kecambah.
Konsumsi pestisida yang digunakan hanya dihitung sebagai kebutuhan bahan untuk tiap 1 ha dan kg TBS yang dihasilkan karena kurangnya data
pendukung untuk nilai kalor produksi pestisida. Konsumsi pestisida dalam kegiatan budidaya dapat dilihat pada Tabel 25 berikut ini.
Tabel 25 Konsumsi pestisida pada kegiatan budidaya Kegiatan
Nama pestisida Pemakaian
pestisida Liter bahanha
Jumlah bahankg TBS
Persemaian Best Up
13.412 7.50 x 10
-7
Supra 3.059
1.71 x 10
-7
Marshal 1.765
9.88 x 10
-8
Sumialpha 1.529
8.56 x 10
-8
Penanaman Supra
0.134 7.50 x 10
-9
Pemeliharaan TBM Best Up
0.492 2.75 x 10
-8
Supra 0.161
9.01 x 10
-9
Marshal 200ec 0.044
2.46 x 10
-9
Pemeliharaan TM Best Up
0.225 1.26 x 10
-8
Supra 0.273
1.53 x 10
-8
Marshal 200ec 0.014
7.83 x 10
-10
Sumialpha 0.036
2.01 x 10
-9
Jumlah 9.86 x 10
-8