36 Keterangan:
Epp tot = jumlah energi pupuk yang digunakan untuk memroduksi tiap kilogram CPO MJkg CPO
Epp = jumlah energi pupuk yang digunakan untuk memroduksi tiap
kilogram TBS MJkg TBS Kpp i
= konsumsi pupuk pada tahap ke-i kgha Nepp
= nilai kalor pupuk MJkg Jtbs
= jumlah produksi TBS per hektar kgha Rd
= rendemen ; perbandingan berat CPO yang dihasilkan kg dengan berat TBS yang diolah kg, yang digunakan sebagai faktor
konversi i
= 1,2,3,......
6. Kebutuhan energi pestisida
Besarnya energi pestisida yang digunakan pada semua tahapan produksi TBS di kebun dihitung dengan persamaan Anwar, 1990 dalam Sholahudin, 1999:
Epe = ∑
��� �� ���� ����
Maka jumlah energi pestisida untuk memroduksi tiap kg CPO dapat ditentukan dengan persamaan:
Epe total =
��� ��
Keterangan: Epe tot = jumlah energi pestisida yang digunakan untuk memroduksi tiap
kilogram CPO MJkg CPO Epe
= jumlah energi pestisida yang digunakan untuk memproduksi tiap kilogram TBS MJkg TBS
Kpe = konsumsi pestisida pada tahap ke-i kgha
Nepe = nilai kalor pestisida MJkg
Jtbs = jumlah produksi TBS per hektar kgha
Rd = rendemen ; perbandingan berat CPO yang dihasilkan kg
dengan berat TBS yang diolah kg, yang digunakan sebagai faktor konversi
i = 1,2,3,......
7. Penggunaan Energi
Perhitungan pada penggunaan energi adalah sebagai berikut: a.
Efisiensi riil, perbandingan antara jumlah energi berguna dengan jumlah energi input, dihitung dengan persamaan:
Ef. riil = UEIE x 100
Keterangan: Ef. rill = efisiensi riil penggunaan energi
UE = energi berguna MJ
IE = input energi MJ
b. Efisiensi teknis, perbandingan antara kapasitas alatmesin terukur dengan
kapasitas alatmesin terpasang, dihitung dengan persamaan:
37
Ef. teknis =
��������� ��������� ������� ��������� ��������� ���������
x 100
Analisis data dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap jalannya proses produksi CPO. Data yang diperoleh dimasukkan dalam
persamaan yang telah ditentukan, sehingga diperoleh nilai konsumsi energi pada tiap tahapan proses produksi. Kebutuhan total energi untuk menghasilkan tiap kg
CPO merupakan jumlah energi pada tiap tahapan proses produksi. Hasil tersebut kemudian akan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya pada komoditas yang
sama yaitu CPO dengan lokasi penelitian yang sama mau pun berbeda tempat. Analisis selanjutnya yaitu melihat efisiensi alat dan proses pada tiap tahapan
produksi, sehingga dapat diketahui besarnya pemborosan energi. Analisis data secara keseluruhan digunakan untuk memperoleh kesimpulan tentang efisien atau
tidaknya penggunaan energi pada proses produksi CPO yang berlangsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Energi pada Proses Produksi CPO di Pabrik Kelapa Sawit PKS Kertajaya PTP Nusantara VIII Lebak Banten
Perhitungan konsumsi energi yang dilakukan di PKS Kertajaya meliputi kegiatan-kegiatan pada proses budidaya kelapa sawit di kebun termasuk
pengangkutan TBS ke pabrik dan proses pengolahan TBS menjadi CPO di pabrik termasuk sarana pendukung. Pada audit energi ini, jenis energi primer yang
diaudit, yakni energi langsung biomassa dan solar, energi tidak langsung pupuk dan pestisida dan energi biologis dari tenaga manusia.
Besarnya konsumsi energi primer untuk menghasilkan 1 kg CPO di PKS Kertajaya tanpa menghitung energi dari pestisida dan bahan kimia pembantu pada
kapasitas pengolahan 60 ton TBSjam dengan besar rendemen 21.55 adalah sebesar 16.6779 MJ. Konsumsi energi primer pada proses produksi CPO di PKS
Kertajaya dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.
Input energi primer terbesar berasal dari energi biomassa sebesar 15.8900 MJkg CPO, 95.28 dari total masukan energi primer, dengan input energi
terkecil berasal dari energi biologis manusia sebesar 0.0258 MJkg CPO, 0.16 dari total masukan energi primer. Sedangkan tahapan produksi yang
mengkonsumsi energi primer terbesar adalah pada kegiatan pengolahan TBS di pabrik serta sarana pendukungnya yaitu sebesar 16.1347 MJkg CPO, sebesar
96.74 dari total konsumsi energi primer. Sedangkan tahapan produksi yang paling kecil adalah pada kegiatan pemanenan yaitu sebesar 0.0018 MJkg CPO,
0.01 dari total konsumsi energi primer.