Energi Langsung Audit Energi pada Proses Produksi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kertajaya PTP Nusantara VIII Lebak, Banten
14 dimana: Epr = energi perbaikan dan perawatan MJ
Epb = energi produksi bahan baku MJ Ef
= energi pabrikasi MJ TAR = koefisien perbaikan total akumulasi , merupakan
perbandingan biaya perbaikan dan perawatan akumulasi dengan
harga sebenarnya pada umur alat.
Dari persamaan di atas, embodied energy alat atau mesin pertanian merupakan penjumlahan dari total energi produksi dan energi perbaikan serta
perawatan. Nilai embodied energy dapat dilihat pada persamaan berikut Doering III, 1978 dalam Pimental, 1980:
Ee = Etf + Epr
Dimana: Ee = embodied energy alat atau mesin pertanian MJ
Etf = energi total produksi alat atau mesin pertanian MJ
Epr = energi perbaikan dan perawatan MJ b.
Kebutuhan energi untuk memroduksi pupuk Penentuan jumlah energi yang diperlukan untuk menghasilkan satu
kilogram pupuk relatif sulit karena pupuk yang sama jenisnya, bisa berupa produk yang berbeda, misalnya pupuk nitrogen bisa berupa amoniak, urea, atau amonium
sulfat. Masukan energi tidak langsung dari pupuk didasarkan pada jumlah energi yang diperlukan untuk memroduksi transportasi dan distribusi maupun
penyimpanan. Masukan energi untuk beberapa jenis pupuk dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6 Masukan energi untuk pupuk Fosfat dan pupuk Kalium Jenis pupuk
Produksi MJkg
Transportasi MJkg
Distribusi MJkg
Total MJkg
Phospate Rock 1.67
- 3.77
5.44 Normal Super
Phospate 0-20-0 2.51
0.84 6.28
9.63 Triple Super
Phospate 0-46-0 9.21
0.84 2.51
12.56 Muriate of Potash
0-60-60 KCL 4.60
- 2.09
6.69 Sumber: Blouin et al. 1975 dalam Pimentel 1980
Tabel 7 Masukan energi untuk pupuk Nitrogen Jenis pupuk
Produksi MJkg
Transportasi MJkg
Distribusi MJkg
Total MJkg
Anhydrous ammonia 49.97
0.84 0.42
50.23 Urea
56.93 1.67
1.26 59.86
Ammonium nitrate 58.18
2.09 1.26
61.53 Sumber: Blouin et al. 1975 dalam Pimentel 1980
c. Kebutuhan energi untuk memroduksi pestisida
Besarnya masukan energi tidak langsung dari energi pestisida didasarkan pada besarnya energi yang dibutuhkan untuk memproduksi pestisida tersebut.
Masukan energi untuk beberapa jenis pestisida dapat dilihat pada Tabel 8.
15 Tabel 8 Input energi untuk memproduksi beberapa jenis pestisida
Jenis Pestisida Input Energi MJkg
Herbisida MCPA
Diuron Atrazine
Trifuralin Paraquat
2,4-D 2,4,5-T
Chloramben Dinoseb
Propanil Propachlor
Dieamba Glyphosate
Diquat 129.57
269.12 189.38
147.22 458.45
101.30 137.35
198.88
79.87 218.68
209.04 294.03
452.51 398.68
Insektisida DDT
Texaphane Methyl parathion
Carbofuran
Carbaryl 101.30
159.49 57.81
452.51 152.50
Fumigan Methyl bromide
66.77 Fungisida
Ferban Maneb
Captan Sulfur
63.84 98.66
114.61 111.43
Sumber: Pimentel 1980 d.
Energi bahan lainnya Selain pupuk dan pestisida, dalam industri dan pertanian sering digunakan
beberapa jenis bahan kimia pembantu untuk menunjang proses produksi. Nilai embodied energy dari beberapa jenis bahan kimia pembantu dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9 Nilai embodied energy dari beberapa bahan kimia Bahan
Embodied Energy MJkg NaOH
1.43 NaCl
1.43 Belerang SO
2
31.38 CaO
1.30 MgO
1.32 Na
3
PO
4
1.43 Batu kapur
1.32 Sumber: Pimentel 1980