Penggunaan Energi Audit Energi pada Proses Produksi CPO (Crude Palm Oil) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kertajaya PTP Nusantara VIII Lebak, Banten

39 Tabel 16 Konsumsi energi final pada tiap tahapan produksi CPO di PKS Kertajaya Jenis energi Konsumsi energi MJkg CPO Budidaya Panen Pengangkutan TBS Pengolahan TBS Sarana pendukung Total A.Energi langsung 1. Solar - - 0.1721 - - 0.1721 3.27 2. Listrik - - - 0.2063 0.0982 0.3045 5.78 3. Uap - - - 4.7277 0.5382 5.2659 86.07 B. Energi tidak langsung 1.Pupuk 0.3492 - - - - 0.3492 6.63 2.Pestisida - - - - C.Energi biologis manusia 0.0144 0.0018 0.0057 0.0028 0.0015 0.0262 0.50 Total 0.3636 0.0018 0.1778 4.9368 0.6379 6.1179 Persentase 5.94 0.03 2.91 80.69 10.43 100.00 Input energi tidak langsung dari pestisida tidak dimasukkan dalam perhitungan konsumsi energi final karena kurangnya data pendukung, tetapi penggunaan pestisida tetap diaudit dan disajikan sebagai data pelengkap dalam bentuk satuan unit bahan bukan satuan unit energi pada Tabel 25. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa total konsumsi energi final untuk memproduksi 1 kg CPO setelah energi biomassa dan energi solar pada stasiun penyediaan energi dikonversi menjadi energi listrik adalah sebesar 6.1179 MJ. Masukan energi terbesar berasal dari energi uap yaitu 5.2659 MJkg CPO atau 86.07 dari total masukan energi. Sedangkan masukan energi terkecil berasal dari energi biologis tenaga manusia yaitu 0.0262 MJkg CPO atau 0.50 dari total masukan energi. Untuk tahapan produksi yang mengkonsumsi energi paling besar adalah kegiatan pengolahan TBS yaitu 4.9368 MJkg CPO atau 80.69 dari total masukan energi sedangkan tahapan produksi yang mengkonsumsi energi paling kecil adalah kegiatan pemanenan yaitu0.0018 MJkg CPO atau0.03 dari total masukan energi. Pada kegiatan budidaya kelapa sawit di Kebun Kertajaya, konsumsi energi terbesar diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan TM sebesar 0.2621 MJkg CPO atau sebesar 72.11 dari total konsumsi energi pada kegiatan budidaya. Sedangkan kegiatan yang paling kecil mengkonsumsi energi yaitu kegiatan persemaian yaitu sebesar 0.0040 MJkg CPO atau 1.10 dari total konsumsi energi pada kegiatan budidaya. Jenis energi yang paling banyak di konsumsi adalah energi pupuk yaitu 0.3491 MJkg CPO atau 96.04 dari total masukan energi untuk kegiatan budidaya. Konsumsi energi pada kegiatan budidaya disajikan pada Tabel 17 berikut ini. 40 Tabel 17 Konsumsi energi pada tahapan budidaya Jenis energi Konsumsi energi MJkg CPO Total Perse- maian Persiapan Lahan Pena- Naman Pemel TBM Pemel TM A. Energi langsung 1. Solar - - - - - - - B. Energi tidak langsung 1. Pupuk 0.0027 - 0.0047 0.0832 0.2585 0.3491 96.04 2. Pestisida - - C. Energi manusia 0.0013 - - 0.0095 0.0036 0.0144 3.96 Total 0.0040 - 0.0047 0.0927 0.2621 0.3635 Persentase 1.10 - 1.29 25.50 72.11 100.00 Input energi tidak langsung dari pestisida tidak dimasukkan dalam perhitungan konsumsi energi pada tahapan budidaya karena kurangnya data pendukung, tetapi penggunaan pestisida tetap diaudit dan disajikan sebagai data pelengkap dalam bentuk satuan unit bahan bukan satuan unit energi pada Tabel 25. Pemanenan yang dilakukan di Kebun Kertajaya hanya menggunakan masukan energi biologis dari tenaga manusia yaitu sebesar 0.0018 MJkg CPO. Sedangkan pada kegiatan pengangkutan TBS dari kebun ke pabrik hanya menggunakan masukan energi berupa energi biologis tenaga manusia dan energi solar, masing-masing sebesar 0.0057 MJkg CPO dan sebesar 0.1721 MJkg CPO. Konsumsi energi yang digunakan untuk proses pengolahan TBS menjadi CPO dapat dilihat pada Tabel 18. Pada kegiatan ini, masukan energi terbesar berasal dari energi uap yaitu sebesar 4.7277 MJkg CPO atau 95.76 dari total konsumsi energi pada kegiatan pengolahan TBS. Sedangkan tahapan paling besar untuk input energi listrik dan manusia tanpa input energi uap karena input energi uap tidak dapat dihitung per stasiun adalah tahapan pengempaan sebesar 0.07373 MJkg CPO atau 1.49 dari total konsumsi energi manusia dan energi listrik pada kegiatan pengolahan TBS menjadi CPO. Tabel 18 Konsumsi energi pada kegiatan pengolahan TBS menjadi CPO Kegiatan E. listrik MJkg CPO E. manusia MJkg CPO E. uap MJkg CPO Total MJkg CPO Persentase Penerimaan buah 0.00174 0.00083 - 0.00257 0.05 Perebusan 0.00074 0.00039 0.00113 0.02 Penebahan 0.03045 0.00059 - 0.03104 0.63 Pengempaan 0.07334 0.00039 0.07373 1.49 Pemurnian minyak 0.04223 0.00024 0.04247 0.86 Pengolahan biji 0.05779 0.00039 0.05818 1.18 Total 0.20629 0.00283 4.72770 4.93682 Persentase 4.18 0.06 95.76 100.00 Input energi uap tidak disajikan secara rinci perstasiun tetapi tetap diaudit dan dihitung secara keseluruhan untuk total energi pada kegiatan pengolahan TBS menjadi CPO 41 Konsumsi energi pada sarana pendukung disajikan pada Tabel 19. Dari tabel telihat, sarana penyediaan energi mengkonsumsi energi paling besar yaitu 0.1975 MJkg CPO atau 58.08 dari total masukan energi untuk sarana pendukung sedangkan sarana penyediaan air mengkonsumsi energi paling sedikit yaitu 0.0221 MJKg CPO atau 6.51 dari total masukan energi untuk sarana pendukung. Sarana pendukung di PKS Kertajaya mengkonsumsi energi listrik sebesar 0.0273 MJkg CPO, energi manusia sebesar 0.00151 MJkg CPO, dan energi solar sebesar 0.2404 MJkg CPO. Energi yang paling besar penggunaannya pada stasiun pendukung adalah energi solar dengan persentase sebesar 89.31 dari total masukan energi untuk sarana pendukung. Tabel 19 Konsumsi energi pada sarana pendukung Kegiatan Energi listrik MJkg CPO Energi manusia MJkg CPO Energi uap MJkg CPO Energi solar MJkg CPO Total MJkg CPO Persentase Penyediaan energi 0.07624 0.00088 0.5382 0.1204 0.73572 83.77 Penyediaan air 0.02194 0.00019 - - 0.02213 2.52 Lain-lain - 0.00044 - 0.1200 0.12044 13.71 Total 0.09818 0.00151 0.5382 0.2404 0.87829 Persentase 11.18 0.17 61.28 27.37 100.00 Kegiatan lain-lain yang dimaksud adalah pengangkutan tandan kosong dan pengoperasian unit loader yang juga merupakan sarana pendukungpenunjang proses pengolahan di pabrik Dari analisis yang sudah dilakukan, maka dapat dibuat aliran energi pada tiap tahapan produksi CPO di PKS Kertajaya sebgaimana disajikan dalam Gambar 6 berikut. 42 Ket: Ma = energi biologis manusia MJkg CPO, Li = energi listrik MJkg CPO Pu = energi pupuk MJkg CPO, Bi = energi biomassa MJkg CPO Uap = energi uap total 4.7277 MJkg CPO, Ba = bahan kimia pembantu Pe = pestisida dalam bentuk satuan unit bahan So = energi solar MJkg CPO Energi uap tidak disajikan secara rinci per stasiun tetapi secara keseluruhan pada pengolahan TBS menjadi CPO dan pada stasiun penyediaan energi untuk air umpan. Gambar 6 Aliran energi pada tiap tahapan produksi CPO di PKS Kertajaya Ma = 0.0095 Pu = 0.0832 Pe = Penyediaan air Ma = 0.00019 Li = 0.02194 Ba = Klarifikasi CPO TBS Persemaian Penanaman Pemeliharaan TM Perebusan Penerimaan buah Pengangkutan TBS Pemanenan Persiapan lahan Pemeliharaan TBM Penebahan Pengempaan Kernel Pengolahan biji Ma = 0.00039 Li = 0.05779 Uap = Ma = 0.00024 Li = 0.04223 Uap = Ma = 0.0013 Pu = 0.0027 Pe = - Pu = 0.0047 Ma = 0.0036 Pu = 0.2585 Pe = Ma = 0.0018 Ma = 0.0057 So = 0.1721 Ma = 0.00083 Li = 0.00174 Ma = 0.00039 Li = 0.00074 Uap = Ma = 0.00059 Li = 0.03045 Ma = 0.00039 Li = 0.07334 Uap = Penyediaan energi Ma = 0.00088 Li = 0.07624 So = 0.1204 Bi = 11.6300 Uap = 0.5382 Ba = 43 Konsumsi energi pada proses produksi CPO di PKS Kertajaya Lebak, Banten diuraikan sebagai berikut.

1. Energi Biologis Manusia

Energi biologis manusia memiliki peranan penting pada produksi CPO di PKS Kertajaya. Peranan tersebut terlihat dari penggunaan tenaga manusia pada tiap tahapan proses, mulai dari kegiatan budidaya di kebun, pemanenan, pengangkutan TBS ke pabrik, pengolahan TBS menjadi CPO, dan kegiatan di sarana pendukung produksi di pabrik. Total penggunaan energi biologis manusia pada proses produksi CPO di PKS Kertajaya adalah sebesar 0.0262 MJkg CPO. Penggunaan energi biologis manusia yang paling besar adalah pada kegiatan budidaya yaitu sebesar 0.0144 MJkg CPO atau 54.96 dari total konsumsi energi biologis manusia. Sedangkan penggunaan energi yang paling kecil adalah pada kegiatan pemanenan yaitu sebesar 0.0018 MJkg CPO atau 6.87 dari total konsumsi energi biologis manusia. Pada kegiatan budidaya kelapa sawit, tahapan kegiatan yang paling banyak mengkonsumsi energi adalah pada tahap pemeliharaan TBM yaitu sebesar 0.0095 MJkg atau 65.97 dari jumlah konsumsi energi biologis manusia pada kegiatan budidaya. Sedangkan konsumsi energi biologis manusia paling kecil adalah pada kegiatan persemaian yaitu sebesar 0.0013 MJkg CPO atau 9.03 dari jumlah konsumsi energi biologis manusia pada kegiatan budidaya. Konsumsi energi biologis manusia pada setiap tahapan produksi disajikan pada Tabel 20 berikut ini. Tabel 20 Konsumsi energi biologis manusia pada setiap tahapan produksi Kegiatan Konsumsi energi MJkg CPO Persentase terhadap jumlah Persentase Total

A. Budidaya 0.0144

100.00 54.96 -Persemaian 0.0013 9.03 -Persiapan lahan -Penanaman -Pemeliharaan TBM 0.0095 65.97 -Pemeliharaan TM 0.0036 25.00

B. Pemanenan 0.0018

100.00 6.87

C. Pengangkutan buah 0.0057

100.00 21.75

D. Pengolahan TBS 0.00283

100.00 10.80 -Penerimaan buah 0.00083 29.33 -Perebusan 0.00039 13.78 -Penebahan 0.00059 20.85 -Pengempaan 0.00039 13.78 -Pemurnian minyak 0.00024 8.48 -Pengolahan biji 0.00039 13.78

E. Sarana Pendukung 0.00151

100.00 5.72 -Penyediaan energi 0.00088 58.28 -Penyediaan air 0.00019 12.58 -Lain-lain 0.00044 29.14 Total 0.0262 100 100.00 = Konsumsi energi biologis manusia pada pembukaan lahan dan penanaman tidak dimasukkan pada audit ini karena kuangnya data pendukung kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak ketigakontraktor. 44 Jumlah konsumsi energi biologis manusia di PKS Kertajaya PTP Nusantara Lebak, Banten lebih kecil dibanding penggunaan energi biologis manusia di PTPN VIII Persero PKS Kertajaya Banten Selatan Sholahudin, 2008, di PMKS PT Condong Garut, Jawa Barat Sulistiono, 2008, dan di UU Rejosari PTPN VII Persero Lampung Selatan Rahmat, 2002, masing-masing yaitu sebesar 2.624 MJkg CPO, 0.1903 MJkg CPO, dan 4.713 MJkg CPO. Hal ini terjadi karena pada kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit di PKS Kertajaya, yaitu pada tahapan pembukaan lahan dan penanaman tidak diaudit karena kurangnya data pendukung.

2. Energi BBM Solar

Jenis bahan bakar minyak BBM yang digunakan dalam proses produksi CPO di PKS Kertajaya adalah solar. Solar digunakan untuk bahan bakar generator diesel pada sarana penyediaan energi, bahan bakar truk untuk pengangkutan TBS ke pabrik, bahan bakar truk pengangkut tandan kosong tankos dan bahan bakar unit loader. Konsumsi energi solar di PKS Kertajaya dapat dilihat pada Tabel 21 dibawah ini. Tabel 21 Konsumsi energi solar Kegiatan Konsumsi energi MJkg CPO Persentase Pengangkutan TBS 0.1721 41.72 Sarana pendukung - Penyediaan energi 0.1204 29.19 - Pengangkutan tankos 0.0836 20.27 - Pengoperasian loader 0.0364 8.82 Total 0.4125 100.00 Dari tabel terlihat bahwa total konsumsi energi solar di PKS Kertajaya adalah sebesar 0.4125 MJkg CPO. Konsumsi energi solar terbesar terdapat pada proses pengangkutan TBS yaitu sebesar 0.1721 MJkg CPO atau 41.72 dari total penggunaan energi solar. Sedangkan tahapan kegiatan yang mengkonsumsi energi solar paling kecil adalah pada pengoperasian unit loader yaitu sebesar 0.0364 MJkg CPO atau sebesar 8.82 dari total penggunaan energi solar. Total konsumsi energi solar di PKS Kertajaya lebih kecil dibanding dengan PKS Kertajaya Banten Selatan Sholahudin, 2008 dan UU Rejosari Lampung Selatan Rahmat, 2002 yaitu masing-masing sebesar 2.1286 MJkg CPO dan 0.7197 MJkg CPO. Tingkat konsumsi solar yang berbeda ini dipengaruhi oleh efisiensi mesin diesel yang digunakan, jarak antara kebun dan pabrik, kondisi jalan, dan kondisi dari mobil pengangkut yang digunakan oleh masing-masing perusahaan.

3. Energi Biomassa

Pada proses produksi CPO di PKS Kertajaya, biomassa digunakan sebagai bahan bakar pada ketel uap boiler. Jenis biomassa yang digunakan adalah ampas dari pengolahan kelapa sawit yaitu berupa serat fibre dan cangkang shell. Rata- rata jumlah serat dan cangkang yang dihasilkan oleh PKS Kertajaya masing- masing adalah 116226 kg dan 58113 kg. Komposisi kedua biomassa tersebut sebagai bahan bakar ketel uap adalah 85 serat dan 15 cangkang. Nilai kalor serat dan cangkang yang berasal dari PKS Kertajaya adalah masing-masing sebesar 13.99 MJkg pada kadar air 33.93 dan 18.49 MJkg pada 45 kadar air 20.51. Nilai kalor serat dan cangkang diperoleh dengan pengujian menggunakan Bomb Calorimeter di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian IPB. Konsumsi energi biomassa di PKS Kertajaya adalah sebesar 15.89 MJkg CPO dengan komposisi serat 122992 kghari dan cangkang 61496 kghari sehingga total menjadi 184488 kghari. Konsumsi biomassa riil untuk boiler didasarkan pada pengamatan bahwa semua serat dan cangkang yang dihasilkan digunakan untuk bahan bakar boiler. Data ketersediaan, penggunaan dan hasil pengukuran kalor bahan bakar biomassa dapat dilihat pada Lampiran 5. Perhitungan kebutuhan bahan bakar boiler secara teoritis yaitu sebesar 170063.35 kghari dengan komposisi serat sebesar 113381.24 kghari dan cangkang sebesar 56682.11 kghari. Perbedaan jumlah ketersediaan bahan bakar boiler dengan kebutuhan teoritisnya mengakibatkan adanya sisa bahan bakar biomassa sebesar 14424.65 kghari dengan komposisi serat sebesar 9610.76 kghari dan cangkang sebesar 4813.89 kghari. 4. Energi Listrik Input energi listrik pada kegiatan pengolahan CPO dan sarana pendukung di PKS Kertajaya berasal dari turbin uap dan generator diesel. Konsumsi energi listrik pada proses produksi CPO di PKS Kertajaya dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini. Tabel 22 Konsumsi energi listrik pada pengolahan dan sarana pendukung Kegiatan Konsumsi energi MJkg CPO Persentase terhadap jumlah Persentase total

A. Pengolahan TBS 0.20629

100.00 67.73 - Penerimaan buah 0,00174 0.84 - Perebusan 0,00074 0.37 - Penebahan 0,03045 14.76 - Pengempaan 0,07334 35.55 - Pemurnian minyak 0,04223 20.47 - Pengolahan biji 0,05779 28.01

B.Sarana pendukung

0.09818 100.00 32.27 - Penyediaan energi 0,07624 77.67 - Penyediaan air 0,02194 22.33 Total 0.30447 100 Dapat dilihat dari tabel, total konsumsi energi listrik di PKS Kertajaya adalah sebesar 0.3045 MJkg CPO. Pengolahan TBS merupakan bagian yang terbesar dalam mengkonsumsi energi listrik yaitu sebesar 0.2063 MJkg CPO atau 67.73 dari total konsumsi energi listrik. Sedangkan bagian sarana pendukung mengkonsumsi energi listrik sebesar 0.0982 MJkg CPO atau 32.27 dari total konsumsi energi listrik. Penggunaan energi listrik secara rinci pada tiap tahapan produksi dapat dilihat pada Lampiran 8. Konsumsi energi listrik total di PKS Kertajaya lebih kecil dibanding dengan UU Rejosari Rahmat, 2002 yaitu sebesar 0.3969 MJkg CPO atau terdapat selisih 0.0969 MJkg CPO. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penggunaan energi listrik yang berbeda tergantung dari kondisi peralatan yang digunakan, cara pengoperasian peralatan, dan kapasitas riil pengolahan. Efisiensi teknis peralatan 46 pengolahan TBS yang digunakan adalah 52.27 dan efisiensi teknis peralatan pada sarana pendukung adalah 64.79 sehingga efisiensi total peralatan yang digunakan dalam proses produksi CPO di PKS Kertajaya adalah 56.05. Nilai efisiensi teknik ini lebih kecil dibandingkan dengan UU Rejosari Rahmat, 2002 dimana efisiensi teknisnya adalah 73.65, tetapi nilai efisiensi teknis alat masih lebih besar bila dibandingkan dengan efisiensi teknis alat PMKS Condong Garut Wibowo, 2008 yaitu sebesar 47.69.. Hal ini dipengaruhi oleh umur dan kondisi motor listrik ataupun peralatan yang digunakan. Selain itu motor-motor listrik yang digunakan di PKS Kertajaya banyak yang sudah diganti dengan daya terpasang motor yang lebih besar sehingga sangat memengaruhi dalam pengurangan efisiensi teknis alat. Efisiensi teknis dari setiap peralatan dan mesin-mesin produksi dihitung berdasarkan perbandingan antara daya terukur dengan daya terpasang. Berikut ini disajikan efisiensi teknis dari setiap alat atau mesin produksi di PKS Kertajaya pada Tabel 23 berikut ini. Tabel 23 Efisiensi teknis alat atau mesin produksi CPO di setiap stasiun pengolahan Kegiatan Jumlah daya terukur kW Jumlah daya terpasang kW Efisiensi teknis

A. Pengolahan TBS

-Penerimaan buah 69.13 127.50 53.59 -Perebusan 6.11 15.00 40.72 -Penebahan 88.77 144.40 59.11 -Pengempaan 213.77 414.70 51.60 -Pemurnian minyak 130.79 250.50 54.97 - Pengolahan biji 178.97 377.70 53.66

B. Sarana pendukung

-Penyediaan energi 213.45 295.14 73.81 -Penyediaan air 71.92 111.00 55.77 Rataan 56.05

5. Energi Pupuk

Energi pupuk merupakan salah satu energi yang digunakan dalam proses produksi CPO, tepatnya pada tahapan kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit di kebun. Pupuk memiliki peran yang sangat penting unutk menggantikan unsur hara pada lahan. Jenis pupuk yang digunakan di PKS Kertajaya antara lain: Urea, TSP, NPK, Kieserite, Rock Phosphate, KCLMOP, dan Dolomite. Konsumsi energi pupuk dapat dilihat pada Tabel 24 di bawah ini. Tabel 24 Konsumsi energi pupuk pada kegiatan budidaya Kegiatan Konsumsi energi MJkg CPO Persentase Persemaian 0.0028 0.80 Persiapan lahan - - Penanaman 0.0047 1.34 Pemeliharaan TBM 0.0832 23.83 Pemeliharaan TM 0.2585 74.03 Total 0.3492 100.00