Infrastruktur Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor

83

2. Kesesuaian Tata Letak Karya Seni

Menurut Myllyntaus 2012, public art adalah artwork yang paling mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Penempatan public art berupa sculpture dapat berada pada taman di antara satu bangunan dengan bangunan lainnya, berada pada bagian depan pintu masuk bangunan, berada pada galeri, maupun pada museum. Public art, terutama sculpture, merupakan artwork yang paling mudah dilihat. Oleh karena itu, tata letak public art harus berada pada area yang dapat dijangkau oleh semua orang dan mudah dilihat serta dapat menjadi aksentuasi pada taman. Pada Eco-Art Park Sentul City, sculptures sebagai public art berada di sepanjang jalur utama pedestrian, di area utama taman ekologis. Pengunjung dapat melihat patung ini dengan mudah ketika melewati pedestrian. Baik masuk melalui pintu masuk utama maupun melalui jembatan kuning, pengunjung dapat langsung melihat patung dengan mudah. Karya seni rumah bambu pada bamboo workshop cenderung mudah dilihat bagi pengunjung yang masuk melalui pintu masuk utama maupun melalui jembatan pedestrian. Sebagian besar pengunjung yang masuk melalui jembatan kuning tidak dapat melihat karya seni rumah bambu dengan mudah karena pengunjung tidak mengetahui keberadaan karya seni tersebut. Karya seni solid wood gallery dan art and antique gallery terletak pada green house. Sebagian besar pengunjung tidak mengetahui keberadaan kedua galeri tertutup ini karena letaknya yang kurang terlihat dari luar. Oleh karena itu, diperlukan adanya denah taman yang diletakkan di bagian pintu masuk agar pengunjung mengetahui keberadaan dan letak masing-masing karya seni dan area lainnya. Rekreasi Komponen rekreasi menjadi prioritas alternatif kelima dalam taman ekologis dengan bobot komponen sebesar 9.2. Persentase ini menunjukkan bahwa walaupun taman ekologis ditujukan sebagai sarana rekreasi, kebijakan mengenai rekreasi bukanlah hal utama yang harus diprioritaskan pada urutan pertama. Kebijakan mengenai wisata ekosistem merupakan alternatif kebijakan utama pembentuk rekreasi pada lanskap taman ekologis.

1. Wisata Ekosistem

Anak-anak saat ini cenderung hanya mengenal tanaman melalui buku pelajaran maupun media elektronik, tetapi tidak mengenali secara langsung tanaman yang dipelajari. Permasalahan ini terjadi khususnya pada siswa di daerah perkotaan. Perlu adanya upaya pengenalan tanaman dan satwa kepada anak-anak yang dikemas dalam bentuk wisata Wisata Edukasi Indonesia 2013. Eco-Art Park Sentul City telah menghadirkan 8 taman tematik dengan berbagai jenis tanaman. Namun, berbagai jenis tanaman ini tidak disertai dengan adanya keterangan mengenai morfologi, asal-usul, keunikan, maupun pemanfaatan tanaman. Keterangan mengenai pemanfaatan tanaman hanya terdapat pada herbal farm, sedangkan pada taman lainnya tidak terdapat keterangan tersebut. Diperlukan adanya pengadaan keterangan terkait tanaman yang ada pada Eco-Art Park Sentul City sebagai salah satu fasilitas rekreasi. 84

2. Wisata Seni dan Budaya

Menurut Cranz dan Boland 2003, taman ekologis harus terus menerus memperhatikan kebugaran dan olah raga pengunjung, kontemplasi dan apresiasi terhadap alam, membangun komunitas, dan membangun perayaan, budaya, dan seni. Eco-Art Park Sentul City menyediakan objek rekreasi seni dan budaya sehingga masyarakat dapat berwisata seni dan budaya pada taman ini. Karya seni berupa bangunan bambu hasil karya manusia dalam bamboo workshop, sculpture dari daur ulang peralatan otomotif dalam galeri ruang terbuka, karya seni berupa barang antik dan barang seni, dan karya seni kayu yang telah diolah menjadi furnitur rumah tangga disediakan di taman ini sebagai objek rekreasi. Eco-Art Park Sentul City berusaha memberikan fasilitas kebugaran dan olah raga bagi pengunjung dengan menyediakan fasilitas pedestrian untuk jogging maupun bersepeda, beserta area parkir sepeda yang kapasitasnya lebih besar dibandingkan area parkir mobil maupun motor. Fasilitas ini diharapkan dapat mewujudkan perilaku pengunjung yang gemar berolah raga dan menjalankan pola hidup sehat. Pada area ini juga terdapat padang rumput terbuka yang menggunakan Sungai Cikeas sebagai sumber daya visual dan borrowed landscape sebagai tempat bagi pengunjung untuk berkontemplasi dan apresiasi terhadap alam. Area ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berkumpul dengan komunitas dan mengadakan perayaan. Sebagai contoh, komunitas Ikatan Sport Sepeda Indonesia ISSI memanfaatkan area di Eco-Art Park Sentul City untuk mengadakan penutupan Kejuaraan Lomba Balap Sepeda Tingkat Nasional 2013. Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan area di Eco-Art Park Sentul City untuk berwisata dengan mengadakan acara gathering kantor.

3. Wisata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Lanskap taman ekologis didesain untuk mendorong pengunjung menggunakan seluruh bagian tubuh daripada hanya menggunakan mata Cranz dan Boland 2003. Bangku dan peralatan bermain pada taman ekologis menggunakan desain yang lebih melibatkan kesadaran tubuh. Kriteria taman ekologis ini diimplementasikan Eco-Art Park Sentul City dalam wujud alat peraga fisika sebagai objek rekreasi. Pada Eco-Art Park Sentul City, disediakan 8 alat peraga fisika yang dapat dimainkan oleh pengunjung dengan bantuan operator. Peralatan bermain yang berupa alat peraga fisika dan beberapa permainan anak pada Eco-Art Park Sentul City melibatkan indera penglihatan, indera pendengaran, dan indera peraba para penggunanya. Walaupun tidak melibatkan indera penciuman dan indera perasa, peralatan bermain pada Eco-Art Park Sentul City ini telah melibatkan seluruh bagian tubuh pengunjung. Institusi Komponen institusi menjadi prioritas alternatif keenam dalam taman ekologis dengan bobot komponen sebesar 6.8. Bobot ini menunjukkan bahwa komponen institusi memiliki pengaruh terhadap pengembangan dan pengelolaan taman ekologis. Kebijakan mengenai pemanfaatan ruang merupakan alternatif kebijakan utama pada lanskap taman ekologis.