Wisata Seni dan Budaya

87 dibandingkan dengan pendinginan alami. Bangunan lainnya pada area ini adalah rumah bambu, rumah batu, dan rumah kayu. Ketiganya dekat dengan rute bersepeda maupun berjalan, menggunakan material lokal yang reuseable, dan menggunakan pendingindan alami serta pemanasan dari matahari. Teknologi Komponen teknologi menjadi prioritas alternatif terakhir dalam taman ekologis dengan bobot komponen sebesar 4.2. Bobot ini menunjukkan bahwa komponen teknologi merupakan komponen terakhir yang dipertimbangkan dalam pengembangan dan pengelolaan taman ekologis. Kebijakan pengelolaan daur ulang material merupakan alternatif kebijakan terkait teknologi pada lanskap taman ekologis.

1. Pengelolaan Daur Ulang Material

Tidak seluruh material dapat didaur ulang. Material daur ulang banyak digunakan untuk keperluan bahan bangunan yang bersifat struktural atau menopang beban-beban. Penggunaan material yang didaur ulang merupakan tindakan penghematan energi dalam proses produksi. Pengelolaan daur ulang material beton yang dihancurkan dapat digunakan kembali sebagai agregat beton untuk dinding pengisi maupun untuk memadatkan muka tanah di dalam atau di luar bangunan Karyono 2010. Menurut Cranz dan Boland 2003, kompos adalah bagian yang penting dari taman ekologis. Hal ini dapat meningkatkan estetika taman, dengan adanya kerja sama antara seniman lingkungan dengan departemen pemeliharaan dari pihak pengelola utuk mengembangkan pola-pola menarik dalam mengelola tumpukan bahan organik yang berasal dari daun dan ranting tanaman. Hal ini pada akhirnya dapat menjadi subjek foto bagi fotografer seni rupa. Pada Eco-Art Park Sentul City, bahan organik dari daun dan ranting tanaman tidak dikumpulkan dan dikelola untuk meningkatkan keindahan taman, tetapi dikumpulkan dan langsung dibuang untuk menjaga kebersihan taman. Hal ini terkait dengan prinsip pihak pemelihara bahwa sampah yang berada pada taman tidak boleh dibiarkan berada pada taman lebih dari satu malam. Pada akhirnya, pengelolaan ini meningkatkan kebersihan taman tetapi tidak memberikan kesempatan bagi seniman lingkungan untuk berkreasi dengan bahan organik demi meningkatkan estetika taman. Hal yang menjadi objek seni rupa bagi fotografer pada taman ini adalah keindahan permainan warna, tekstur, dan bentuk tanaman, keunikan desain jembatan pedestrian, keunikan alat peraga fisika, dan keindahan karya seni patung dalam galeri ruang terbuka taman. Kompos pada taman juga digunakan untuk memperbaiki tanah perkotaan yang kekurangan unsur hara di taman dan dalam lahan pertanian kecil yang didesain untuk mempekerjakan masyarakat dari kelas menengah ke bawah Cranz dan Boland 2003. Dalam implementasinya, pihak pemelihara tidak menggunakan kompos, tetapi menggunakan pupuk kandang dan pupuk urea. Pupuk ini kurang sesuai karena dapat mengakibatkan pertumbuhan gulma bersaing dengan pertumbuhan rumput dan tanaman lainnya. Oleh karena itu, adanya upaya pengelolaan bahan organik taman menjadi pupuk kompos dapat mengurangi pertumbuhan gulma maupun anggaran biaya pemeliharaan lanskap.