Alat Peraga Fisika Fasilitas, Sarana, dan Prasarana a. Signage
54 Timbangan raksasa atau pengungit adalah salah satu pesawat sederhana
yang digunakan untuk mengubah efek atau hasil dari suatu gaya. Hal ini dimungkinkan terjadi dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik tumpu
fulcrum, titik gaya force¸dan titik beban load¸ yang divariasikan letaknya Gambar 45. Pengungkit sudah ada sejak abad ke-3 SM dan dicetuskan oleh
Archimedes. Di zaman Mesir Kuno, para tukang bangunan menggunakan tuas untuk memindahkan dan mengangkat obelisk-obelisk. Cara kerja alat ini adalah
duduk di tempat yang disediakan, lalu cobalah mengangkatnya dengan menarik tali yang terhubung dengan tempat duduk. Cobalah di berbagai posisi sehingga
dapat diketahui pada posisi mana beban terangkat dengan lebih ringan.
Gambar 45 Alat peraga fisika timbangan raksasa di Eco-Art Park Sentul City
Human gyroscope atau giroskop manusia adalah suatu peralatan hiburan yang dikembangkan untuk melatih para pilot. Bentuk alat ini terdiri dari tiga buah
ring pipa yang dihubungkan oleh suatu poros yang dapat berotasi 360 derajat yang diputar dengan kecepatan cepat atau lambat Gambar 46. Dalam permainan ini
pengunjung dapat merasakan rotasi tiga dimensi bebas dengan perasaan khusus yang memacu adrenalin yang menyenangkan. Cara kerja alat ini adalah dengan
naik ke atas kursi pada giroskop, kemudian pasang sabuk pengaman. Putar poros giroskop dengan bantuan operator atau keluarga sehingga rotasi tiga dimensi
seperti yang dirasakan oleh pilot ketika pesawat bermanuver akan dirasakan oleh pengunjung.
55
Gambar 46 Alat peraga fisika human gyroscope di Eco-Art Park Sentul City
Sepeda gantung adalah sepeda yang dijalankan dengan digantung pada sebuah tali di bagian atas sepeda Gambar 47. Dengan demikian, pengunjung
dapat menaiki sebuah sepeda yang berjalan di atas tali tanpa jatuh. Terdapat bandul besi dan tali yang direntangkan dengan jarak tertentu yang dipasang di atas
sepeda yang menciptakan keseimbangan sepeda dengan pengendara sehingga sepeda dapat dikayuh dengan seimbang tanpa khawatir pengendara akan jatuh.
Namun, dengan alasan keselamatan, sepeda gantung ini belum dapat dioperasikan.
Gambar 47 Alat peraga fisika sepeda gantung di Eco-Art Park Sentul City
Pengelolaan Pengunjung Eco-Art Park Sentul City
Karakteristik Pengunjung
Untuk mengetahui karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City,
dilakukan penyebaran kuesioner secara acak. Responden berjumlah 50 orang yang terdiri atas 26 orang perempuan dan 24 orang laki-laki. Hasil menunjukkan bahwa
sebagian besar pengunjung Eco-Art Park Sentul City adalah pengunjung berusia
56 25-55 tahun 46, sebanyak 44 pengguna berusia 15-25 tahun, 6 pengguna
berusia lebih dari 55 tahun, dan 4 pengunjung berusia kurang dari 14 tahun Gambar 48. Hal ini menunjukkan bahwa responden
Eco-Art Park Sentul City berada dalam usia produktif, yang sebagian besar 4650 mengunjungi
Eco-Art Park Sentul City bersama keluarganya dalam jumlah 2 hingga 7 orang yang di
dalamnya termasuk bayi, balita, dan anak-anak, maupun orang tua. Sebanyak 4 dari 50 responden datang bersama rombongan berjumlah 10-60 orang.
Hasil ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar pengunjung yang datang sangat dipengaruhi oleh adanya objek rekreasi berupa alat peraga fisika yang
memberikan nilai pendidikan bagi anak-anak, kealamian tapak yang dapat menjadi terapi bagi manula, dan suasana
Eco-Art Park yang memberikan kenyamanan sehingga lebih menarik minat pengunjung usia produktif dengan
membawa keluarganya, rombongan keluarga dalam jumlah besar, dan rombongan pelajar untuk berkunjung.
Gambar 48 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan usia
Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 44 responden merupakan lulusan S1, lulusan SMA sebanyak 34, lulusan D3 dan SMP masing-masing
sebanyak 8, lulusan SD sebanyak 4, dan lulusan S2 sebanyak 2 Gambar 49. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung
Eco-Art Park Sentul City merupakan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi, yaitu Sekolah
Menengah Atas, Diploma, dan Sarjana. Dengan tingginya tingkat pendidikan pengunjung, diharapkan pengunjung dapat lebih menjaga perilakunya di dalam
area ini dan turut menjaga kelestarian taman. Selain itu, diharapkan dengan tingkat pendidikan tersebut pengunjung dapat menjaga sikap dan tindakannya
yang akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung lain di area
Eco-Art Park Sentul City.
Berdasarkan jenis pekerjaan, mahasiswa merupakan persentase jenis pekerjaan responden yang paling besar 30. Ibu rumah tangga juga merupakan
jenis pekerjaan yang banyak ditemukan pada responden 18. Pegawai swasta juga merupakan jenis pekerjaan yang banyak ditemui pada responden 16,
setara dengan PNS 16. Kemudian diikuti dengan pelajar sebanyak 10, wirausahawan sebanyak 6, dan lainnya pensiun atau pengangguran sebanyak
4 Gambar 50.
57
Gambar 49 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan
tingkat pendidikan Terlihat bahwa sebagian besar pengunjung
Eco-Art Park Sentul City adalah pegawai, mahasiswa, dan ibu rumah tangga. Hal ini menjadi faktor ramainya
Eco- Art Park Sentul City oleh orang tua maupun ibu rumah tangga yang membawa
anak-anaknya untuk bermain di taman ini. Hal ini juga menjadi faktor yang menyebabkan kepadatan pengunjung
Eco-Art Park Sentul City sangat meningkat pada akhir pekan maupun hari libur nasional. Dengan demikian, sangat diperlukan
adanya pelayanan dari pihak pengelola pada taman ini, terutama pada hari-hari dengan kepadatan pengunjung yang tinggi. Selain itu, daya dukung kawasan
Eco- Art Park Sentul City ini juga perlu untuk diperhitungkan agar kelestarian dan
keberlanjutan kawasan ini dapat tetap terjaga.
Gambar 50 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan jenis
pekerjaan Didapatkan hasil bahwa sebanyak 44 responden tidak berpendapatan, 28
berpendapatan Rp2 000 000-Rp5 000 000, 12 berpendapatan Rp5 000 000-Rp 10 000 000, 10 berpendapatan kurang dari Rp2 000 000, dan 6 berpendapatan
lebih dari Rp10 000 000 Gambar 51. Mayoritas responden yang tidak berpendapatan ini relevan dengan jenis pekerjaan responden yang sebagian besar
merupakan ibu rumah tangga, mahasiswa, dan pelajar. Hal ini disebabkan oleh keadaan
Eco-Art Park Sentul City yang tidak memungut biaya, baik biaya tiket masuk maupun biaya objek wisata sehingga pengunjung dapat masuk ke dalam
area Eco-Art Park Sentul City tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.
58
Gambar 51 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan
tingkat pendapatan Sebanyak 98 responden berasal dari Jabodetabek, yaitu 60 responden
berasal dari Bogor, 20 berasal dari Jakarta, 14 berasal dari Depok, dan 4 dari Sentul City, sedangkan 2 dari luar Jabodetabek Gambar 52. Hal ini
menunjukkan bahwa Eco-Art Park Sentul City diminati oleh penduduk di sekitar
Sentul yang memiliki aksesibilitas relatif mudah menuju Eco-Art Park dan
mendapatkan informasi cukup mengenai area ini, tetapi kurang untuk pengunjung dari luar Jabodetabek. Sebanyak 19 dari 50 responden menyatakan bahwa perlu
adanya peningkatan aksesibilitas dan fasilitas transportasi umum, terutama bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi golongan rendah yang tidak memiliki
kendaraan pribadi. Lebih jauh lagi, sebanyak 31 dari 50 responden menyatakan harapan mereka akan adanya papan informasi dan petunjuk di area
Eco-Art Park Sentul City.
Gambar 52 Karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal Pada survei kendaraan yang digunakan pengunjung, sebanyak 64
responden mengunjungi Eco-Art Park Sentul City dengan menggunakan
kendaraan pribadi berupa mobil, dan sebanyak 24 menggunakan motor. Kendaraan umum Transpakuan dengan pemberhentian di
shelter Bellanova digunakan oleh 8 dari responden, sedangkan 4 lainnya menggunakan bus
rombongan Gambar 53. Tidak ada responden yang menggunakan sepeda, mobil sewaan, maupun berjalan kaki untuk berkunjung ke
Eco-Art Park Sentul City. Sementara
Eco-Art Park Sentul City menyediakan area pelayanan berupa area parkir sepeda yang dapat menampung 150 sepeda, pengunjung
Eco-Art Park Sentul City justru tidak menggunakan sepeda sebagai moda transportasi. Hal ini
59 mengakibatkan area parkir sepeda tidak optimal dalam penggunaannya oleh
pengunjung.
Gambar 53 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan moda
transportasi Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa sebagian besar responden
mendapatkan informasi mengenai Eco-Art Park Sentul City dari teman 54.
Sebanyak 27 responden mengetahuinya dari keluarga, sedangkan 9 responden mengetahuinya sendiri. Sementara media televisi merupakan sumber informasi
bagi 8 responden, media koran merupakan sumber informasi hanya bagi sebagian kecil responden 2 Gambar 54.
Sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa diperlukan adanya penyebaran informasi mengenai
Eco-Art Park yang bertujuan agar masyarakat luas mengetahui keberadaan
Eco-Art Park, misalnya dengan melalui media televisi, radio, majalah, koran, maupun pamflet. Hal ini dapat menjadi perhatian
bagi bagian manajemen pemasaran untuk melakukan promosi yang lebih giat mengenai
Eco-Art Park Sentul City.
Gambar 54 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan
sumber informasi Berdasarkan hasil survei tujuan berkunjung, didapatkan hasil bahwa
sebanyak 41 dari 50 responden datang ke Eco-Art Park Sentul City dengan tujuan
berekreasi. Sebanyak 29 responden bertujuan wisata kuliner dan 26 responden bertujuan mengisi waktu luang. Sementara responden yang bertujuan mencari
inspirasi dan mendapatkan pengalaman baru sebanyak 9 responden, bertujuan
60 bersosialisasi dan menyalurkan hobi sebanyak 7 responden, responden yang
bertujuan outdoor learning mengenai tanaman dan seni budaya hanya sebanyak 3
responden Gambar 55.
Gambar 55 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan
tujuan berkunjung Sebagian besar responden 68 berkunjung ke
Eco-Art Park Sentul City selama 1-2 jam dalam sehari, sebanyak 26 responden selama 2-4 jam, sebesar
4 yang berkunjung selama kurang dari 1 jam, hanya sebesar 2 responden yang berkunjung selama 4-6 jam, dan tidak ada responden yang berkunjung selama 6-8
jam dalam sehari Gambar 56. Lamanya kunjungan pengunjung ke Eco-Art Park
Sentul City ini kemungkinan besar disebabkan oleh tidak adanya tarif atau tiket masuk area ini sehingga pengunjung tidak berusaha mengoptimalkan
kunjungannya untuk menikmati area ini. Selain itu, area seluas 1.57 ha dengan beberapa objek wisata ini membuat pengunjung dapat menikmati lanskap ini
hanya dengan menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam. Lamanya waktu berkunjung dapat menjadi salah satu indikator kenyamanan yang dirasakan pengunjung di
area
Eco-Art Park Sentul City.
Gambar 56 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan lama
kunjungan
61 Menurut hasil survei, pendamping pengunjung ketika berkunjung ke
Eco- Art Park Sentul City adalah teman 46 responden, diikuti dengan keluarga
32, sebanyak 10 datang bersama teman dan keluarga, sebanyak 6 bersama rombongan, sebanyak 4 berkunjung sendiri, dan sebanyak 2 bersama rekan
kerja Gambar 57. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung datang ke
Eco-Art Park Sentul City beramai-ramai bersama teman danatau keluarganya. Dengan demikian, diperlukan pengelolaan yang dapat menawarkan
program pendidikan ekosistem maupun rekreasi yang dapat dilakukan secara beramai-ramai agar interaksi antara manusia dengan lingkungan serta interaksi
antar keluarga dan teman dapat ditingkatkan, atau hanya sekedar tempat berkumpul bagi pengunjung dengan jumlah rombongan besar.
Gambar 57 Karakteristik pengunjung Eco-Art Park Sentul City berdasarkan
pendamping saat berkunjung
Persepsi dan Minat Pengunjung
Pada survei pengunjung terhadap pengetahuan pengunjung mengenai pengertian suatu “
ecopark”, didapatkan hasil bahwa sebanyak 16 responden 32 mengetahui pengertian
“ecopark”, sedangkan sebanyak 34 responden 68 tidak mengetahuinya Gambar 58. Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak pengunjung yang tidak memahami pengertian “ecopark”. Ketidaktahuan
pengunjung ini dapat diatasi dengan adanya sosialisasi dari pihak pengelola kepada seluruh pengunjung
Eco-Art Park Sentul City.
Gambar 58 Persepsi pengunjung Eco-Art Park Sentul City terhadap pengertian
“ecopark”
62 Responden yang pernah mengunjungi kawasan sejenis
ecopark pun hanya sebesar 22 11 dari 50 responden, sementara sebesar 78 lainnya 39
responden menyatakan belum pernah mengunjungi kawasan sejenis ecopark
sebelumnya Gambar 59. Dengan demikian, Eco-Art Park Sentul City diharapkan
dapat memberikan pengalaman pengetahuan ekosistem dan rekreasi yang berbeda bagi pengunjung. Diharapkan dengan demikian akan tercipta suatu pemahaman
yang baik mengenai ecopark bagi masyarakat yang kemudian akan meningkatkan
demand terhadap ecopark. Hal ini pada akhirnya diharapkan dapat mendukung peningkatan kawasan ruang terbuka hijau RTH perkotaan.
Gambar 59 Persepsi pengunjung Eco-Art Park Sentul City terhadap kunjungan ke
kawasan ecopark lainnya
Hasil wawancara terhadap pengetahuan pengunjung mengenai hal-hal terkait
ecopark menunjukkan bahwa sebanyak 45 dari 50 responden memiliki persepsi
ecopark sebagai pusat rekreasi, dan sebanyak 31 responden berpersepsi sebagai
pusat pendidikan,
27 responden
berpersepsi sebagai
pusat keanekaragaman hayati, dan 23 berpersepsi sebagai ruang terbuka hijau RTH,
sedangkan kurang dari 20 responden yang berpersepsi bahwa ecopark terkait
dengan lingkungan, koleksi flora fauna, lingkungan, konservasi eksitu, dan energi Gambar 60. Hal ini menunjukkan bahwa para pengunjung mayoritas memiliki
persepsi taman ekologis sebagai area rekreasi dibandingkan dengan taman ekologis sebagai area ekologis atau konservasi.
Gambar 60 Persepsi pengunjung Eco-Art Park Sentul City terhadap hal-hal yang
terkait dengan “ecopark”
63 Sebanyak 10 dari 50 responden menyatakan bahwa diperlukan adanya
penyampaian informasi dari pihak pengelola mengenai konsep dasar taman ini agar pengunjung memahami tujuan dan fungsi lanskap
Eco-Art Park Sentul City. Penyampaian informasi ini dapat dilakukan dengan adanya papan informasi berisi
peta lokasi dan deskripsi singkat konsep dasar lanskap di bagian pintu masuk sehingga pengunjung dapat mengetahui area
Eco-Art Park Sentul City. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman pengunjung mengenai pengertian dan
pentingnya ecopark bagi lingkungan dan manusia, hal ini dapat meningkatkan
minat pengunjung untuk berkunjung ke Eco-Art Park Sentul City.
Persepsi pengunjung mengenai kesesuaian desain alat peraga fisika, jembatan, dan bangku taman yang terdapat di
Eco-Art Park Sentul City didapatkan dari penilaian pengunjung dalam skala -1 tidak sesuai hingga 1
sesuai, sedangkan persepsi pengunjung mengenai keindahan desain alat peraga fisika, jembatan, dan bangku taman didapatkan dari penilaian dalam skala -2
tidak indah hingga 2 sangat indah. Dengan total nilai minimum untuk kesesuaian desain adalah -50 dan nilai maksimum adalah 50, jembatan pedestrian
mendapatkan nilai tertinggi 36, dan diikuti oleh alat peraga fisika
human gyroscope 34, pipa suara 33, parabola suara 32, ayunan pendulum, sepeda
gantung, dan patung transformer 31, sedangkan yang lainnya mendapat nilai di
bawah 30. Responden menilai alat peraga dan karya seni patung transformer
sesuai dengan konsep taman. Sebaliknya, responden menilai karya seni patung manusia serta patung lelaki dan binatang sebagai karya seni yang tidak sesuai
ataupun kurang sesuai terutama karena keberadaannya di taman yang banyak dikunjungi oleh anak-anak kecil sehingga untuk kesesuaian desain kedua patung
ini mendapatkan nilai negatif yaitu sebesar -19 untuk patung manusia dan -17 untuk patung lelaki dan binatang Gambar 61.
Gambar 61 Penilaian pengunjung terhadap kesesuaian dan keindahan desain alat peraga fisika, jembatan, dan bangku taman
Eco-Art Park Sentul City Dengan total nilai minimum untuk keindahan desain adalah -100 dan nilai
maksimum adalah 100, jembatan pedestrian mendapatkan nilai tertinggi 51, dan diikuti oleh patung
transformer 37, pipa suara 34, parabola suara 34, human gyroscope 33, dan jembatan kuning 33, sedangkan yang lainnya mendapat
64 nilai di bawah 30. Responden menilai jembatan pedestrian, jembatan kuning, dan
patung transformer sebagai sesuatu yang sangat unik dan memiliki desain
menarik; alat peraga pipa suara, parabola suara, dan human gyroscope sebagai alat
peraga yang menarik perhatian baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Sebaliknya, responden menilai karya seni patung manusia serta patung lelaki dan
binatang sebagai karya seni yang tidak indah ataupun kurang indah karena dirasa vulgar sehingga mendapatkan nilai -5 untuk patung manusia dan -6 untuk patung
lelaki dan binatang Gambar 61.
Responden ditanya mengenai seberapa besar mereka menilai indikator pada beberapa area dengan memberi nilai pada indikator tersebut dalam skala -2
sangat kurang hingga 2 sangat baik sehingga didapatkan total nilai minimum untuk masing-masing indikator -100 dan nilai maksimum 100 dari 50 responden.
Didapatkan hasil bahwa area jembatan pedestrian dan coverage walkway
mendapatkan nilai 60 dengan indikator menarik dan menaungi; diikuti dengan area
exotic plant farm yang mendapatkan total nilai 56 untuk indikator indah; dan bamboo forest dan amphitheater mendapatkan total nilai 33 dengan indikator
alami dan daya dukung mencukupi. Area
entrance hall mendapatkan total nilai 31 untuk indikator menarik; solid wood gallery, art antique gallery dinilai 28 untuk indikator informatif,
setara dengan kolam untuk indikator bersih; serta area parkir sepeda dinilai 23 untuk indikator daya dukung, setara dengan
herbal farm, dan green house untuk indikator informatif Gambar 62. Sementara penilaian pengunjung terhadap area
ini bernilai positif, hanya area parkir mobil dan motor yang mendapatkan total nilai -13 untuk indikator kapasitas Gambar 62. Hal ini menunjukkan bahwa area
di Eco-Art Park Sentul City sudah cukup menarik dan indah bagi pengunjung
walaupun masih kurang informatif. Hal ini juga memperkuat persepsi pengunjung mengenai kurangnya daya dukung area parkir mobil dan motor terutama dalam
menampung kendaraan yang jumlahnya meningkat di akhir pekan.
Gambar 62 Penilaian pengunjung terhadap desain area di Eco-Art Park Sentul
City Sebanyak 39 dari 50 responden memiliki minat untuk melakukan aktivitas
kontemplasi di Eco-Art Park Sentul City, yaitu relaksasi dan refreshing; sebanyak
65 27 responden melakukan kegiatan sosial, yaitu piknik, wisata kuliner, dan
gathering; sebanyak 11 responden melakukan aktivitas kreatif seperti photo hunting dan photo session; sedangkan hanya sebanyak 8 responden yang
melakukan aktivitas alam berinteraksi dengan tanaman, aktivitas edukatif outdoor learning, pengenalan pengetahuan ekosistem dan budaya, dan aktivitas
fisik bermain Gambar 63. Dari data ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden 2750 bertujuan wisata kuliner di Pasar Apung dan kemudian
mengunjungi
Eco-Art Park Sentul City. Hal ini sesuai dengan keterangan dari pihak pengelola
Eco-Art Park Sentul City yang menyatakan bahwa sebanyak 20 pengunjung yang berwisata kuliner di Pasar Apung Sentul City memilih jalan
masuk dan jalan keluar melalui Eco-Art Park Sentul City yang bersebelahan
dengan Pasar Apung sekaligus untuk berekreasi sejenak. Objek wisata di
Eco-Art Park Sentul City yang paling disukai oleh responden 18 dari 50 adalah patung
transformer. Selanjutnya diikuti oleh parabola suara disukai oleh 13 responden. Pipa suara, ayunan pendulum, dan
art antique gallery masing-masing disukai oleh 11 responden, sedangkan alat
peraga fisika dan galeri lainnya disukai oleh kurang dari 10 responden Gambar 64. Responden menyatakan bahwa mereka menyukai patung
transformer karena unik dan terbuat dari daur ulang bahan-bahan otomotif, sedangkan yang lainnya
menyatakan bahwa mereka menyukai alat peraga fisika karena memberikan ilmu dan pengetahuan bagi pengunjung, serta penggunaan beraneka ragam warna
menjadikan alat peraga fisika lebih menarik dan ceria. Dari semua area yang ada di
Eco-Art Park Sentul City, sebanyak 19 responden menyatakan bahwa area exotic plant farm adalah area yang paling mereka sukai karena indah dan sejuk,
diikuti dengan jembatan pedestrian yang disukai oleh 13 responden karena desainnya yang menarik, indah, dan menciptakan suasana berbeda dengan
pemandangan yang menarik, sedangkan area lainnya hanya mendapatkan nilai yang kecil dari responden Gambar 65.
Gambar 63 Aktivitas yang dilakukan pengunjung Eco-Art Park Sentul City
66
Gambar 64 Objek wisata yang disukai pengunjung Eco-Art Park Sentul City
Gambar 65 Minat pengunjung terhadap area yang paling disukai di Eco-Art Park
Sentul City
Daya Dukung Kawasan
Dalam pengelolaan pengunjung area Eco-Art Park Sentul City, perlu
dilakukan pembatasan jumlah pengunjung agar daya dukung ekologis kawasan tidak terlampaui. Perhitungan untuk mencari daya dukung untuk wisata
berdasarkan standar rata-rata individu dalam m2orang menurut WTO dan UNEP 1992 dalam Nurisjah
et al. 2003 adalah sebagai berikut: DD = A
T = DD x K K = N
S R
67 Keterangan:
DD = Daya dukung
A = Area yang digunakan wisatawan
S = Standar rata-rata individu
T = Total hari kunjungan yang diperkenankan
K = Koefisien rotasi
N = Jam kunjungan per hari area yang diijinkan
R = Rata-rata waktu kunjungan
Berdasarkan perhitungan daya dukung terhadap are Eco-Art Park Sentul
City, didapatkan hasil bahwa total daya dukung adalah 20 566 orang per hari Tabel 20.
Tabel 20 Penghitungan daya dukung optimum area Eco-Art Park Sentul City
No Area
Luas Area m
2
Standar Kebutuhan
m
2
orang
1
Daya Dukung
orang Koefisien
Rotasi
2
Daya Dukung oranghari
1 Area
penerimaan 1 486
2 743
4 2972
2 Parkir sepeda
272 2
136 4
544 3
Parkir motor 184
2 92
4 368
4 Parkir mobil
550 2
275 4
1 100 5
Bangunan green house
1 230 2
615 4
2 460 6
Jalur sirkulasi 1 145
2 572.5
8 4 580
7 Area ekologis
2 693 2
1 346.5 4
5 386 8
Area alat peraga fisika
462 2
231 8
1 848 9
Area seni 410
2 205
4 820
10 Area terbuka
serba guna 244
2 122
4 488
TOTAL 20 566
1
BNSP 2011
2
Diasumsikan lama waktu berada pada area taman ekologis adalah 2 jamorang dengan waktu aktif 14 jamhari berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengunjung
Analytical Hierarchy Process
Komponen prioritas pembentuk ecological art park dapat diketahui
berdasarkan pengolahan kuesioner Analytical Hierarchy Process AHP dengan
menggunakan software Expert Choice v.11. Komponen penyusun ecological art
park ditentukan berdasarkan studi literatur. Komponen tersebut terdiri atas 8 komponen, 23 kriteria, dan berfokus pada 3 alternatif kebijakan Gambar 66.
Pemberian bobot pada elemen di setiap level hierarki dilakukan oleh responden pakar yang terdiri atas pakar ekologi, birokrat, dan praktisi. Hasil pengolahan data
ditunjukkan dalam berbagai bentuk, yaitu sintesis prioritas alternatif, sintesis prioritas komponen, diagram pohon
tree view, dan grafik sensitivitas sensitivity graph.
68
Gambar 66 Rancangan struktur hierarki
Sintesis Pakar Ekologi
Penilaian pakar ekologi menunjukkan hasil bahwa prioritas alternatif yang menentukan
ecological art park adalah ekologi 55,9, yang bermakna aspek
ekologi merupakan hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mencapai taman yang ekologis. Prioritas alternatif selanjutnya berturut-turut adalah aspek sosial
25,0
dan ekonomi 19,1.
Berdasarkan penilaian pakar, dapat diketahui bahwa komponen penting dalam
ecological art park adalah komponen keanekaragaman hayati 46,2.
Jumlah spesies satwa dan tumbuhan, jenis spesies satwa dan tumbuhan, dan sumber bibit dan benih merupakan variabel penyusun komponen keanekaragaman
hayati. Komponen prioritas selanjutnya adalah tata guna lahan 17,2, karya seni 13,8, pendidikan 8,0, institusi 4,8, energi 3,7, teknologi
3,4, dan rekreasi 2,9
Gambar 67.
Gambar 67 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen pakar ekologi
Sintesis Praktisi
Penilaian praktisi menunjukkan hasil bahwa prioritas alternatif yang menentukan
ecological art park adalah ekologi 50,6, yang bermakna aspek
ekologi merupakan hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mencapai taman yang ekologis. Prioritas alternatif selanjutnya berturut-turut adalah aspek sosial
33,2
dan ekonomi 16,3 Gambar 68.
70 Berdasarkan penilaian pakar, dapat diketahui bahwa komponen penting
dalam ecological art park adalah komponen rekreasi 18,9. Wisata ekosistem,
wisata ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, dan wisata seni dan budaya merupakan variabel penyusun komponen rekreasi. Komponen prioritas
selanjutnya adalah tata guna lahan 17,5, pendidikan 16,5, keanekaragaman hayati 16,4, institusi 10,4, teknologi 9,2 setara
dengan karya seni 9,2, dan energi 1,9.
Gambar 68 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen praktisi
Sintesis Birokrat
Penilaian birokrat menunjukkan hasil bahwa prioritas alternatif yang menentukan
ecological art park adalah ekologi 51,7, yang bermakna aspek
ekologi merupakan hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mencapai taman yang ekologis. Prioritas alternatif selanjutnya berturut-turut adalah aspek sosial
24,6
dan ekonomi 23,7 Gambar 69.
Berdasarkan penilaian pakar, dapat diketahui bahwa komponen penting dalam
ecological art park adalah komponen keanekaragaman hayati 37,4.
Jumlah spesies satwa dan tumbuhan, jenis spesies satwa dan tumbuhan, dan sumber bibit dan benih merupakan variabel penyusun komponen keanekaragaman
hayati. Komponen prioritas selanjutnya adalah tata guna lahan 24,4, energi
71
10,1, rekreasi 9,7, pendidikan 6,3, karya seni 6,2, institusi 3,8, dan teknologi 2,1.
Gambar 69 Sintesis prioritas alternatif serta prioritas komponen birokrat
Sintesis Tergabung Combined Synthesis
Prioritas berdasarkan masing-masing pakar digabungkan menjadi sintesis tergabung untuk dapat menarik kesimpulan berupa alternatif serta komponen
penting pada pengelolaan lanskap taman ekologis. Sintesis tergabung ditunjukkan melalui diagram pohon
tree view pada Gambar 70. Berdasarkan hasil sintesis
tergabung, diperoleh kesimpulan bahwa aspek ekologi 55,1 merupakan prioritas alternatif dalam menentukan pengelolaan konsep
eco-art pada lanskap
taman ekologis. Aspek ekologi menjadi hal utama yang harus diprioritaskan untuk mengelola lanskap taman ekologis. Dengan memperhatikan aspek ekologi pada
taman, pengelolaan berkelanjutan pada taman ekologis dapat diwujudkan. Prioritas alternatif selanjutnya adalah aspek sosial 25,5. Hal ini menunjukkan
bahwa setelah terbentuk lanskap yang ekologis, dibutuhkan keterlibatan aspek sosial untuk menjaga kelestarian taman. Dengan adanya keterlibatan pada
pengelolaan taman dan manfaat yang diperoleh dari taman, manusia dapat menjaga keberlanjutan lanskap taman ekologis.
72
Gambar 70 Kombinasi diagram pohon komponen, variabel, dan alternatif prioritas eco-art lanskap taman ekologis
Urutan prioritas komponen dari tertinggi hingga terendah adalah komponen
keanekaragaman hayati 34,8, tata guna lahan 19,9, pendidikan 10,2, karya seni 9,5, rekreasi 9,2, institusi 6,8, energi 5,5,
dan teknologi 4,2. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keanekaragaman hayati
menjadi komponen paling penting dalam menentukan pengelolaan taman ekologis. Variabel pada tiap komponen diberi bobot sesuai
73 tingkat prioritas. Persentase dari prioritas komponen serta variabel merupakan
bobot yang digunakan pada penyusunan pengelolaan lanskap selanjutnya Tabel 21.
Tabel 21 Ringkasan pembobotan dan prioritas pada komponen serta variabel eco-
art pada lanskap taman ekologis
No Komponen Variabel
Bobot Bobot
Variabel Bobot
Komponen Prioritas
Komponen
1 Keanekaragaman Hayati
0.348 34.8
1 Jumlah spesies tanaman dan
satwa 0.046
4.6 Jenis spesies tanaman dan
satwa 0.145
14.5 Sumber bibit benih
0.157 15.7
2 Tata Guna Lahan
0.199 19.9
2 Ruang Terbangun
0.013 1.3
Ruang terbuka hijau RTH 0.100
10.0 Ruang terbuka biru RTB
0.055 5.5
Infrastruktur 0.031
3.1 3
Pendidikan 0.102
10.2 3
Pengenalan koleksi tanaman 0.047
4.7 Pengenalan koleksi satwa
0.031 3.1
Pengenalan seni dan budaya 0.024
2.4 4
Karya Seni 0.095
9.5 4
Kesesuaian desain 0.048
4.8 Kesesuaian tata letak
0.048 4.8
5 Rekreasi
0.092 9.2
5 Wisata ekosistem
0.051 5.1
Wisata IPTEK 0.019
1.9 Wisata seni dan budaya
0.022 2.2
6 Institusi
0.068 6.8
6 Pengelolaan dan kebijakan
0.020 2.0
Pendapatan 0.011
1.1 Pemanfaatan ruang
0.036 3.6
7 Energi
0.055 5.5
7 Aliran energi
0.033 3.3
Efisien energi 0.022
2.2 8
Teknologi 0.042
4.2 8
Pengelolaan daur ulang material
0.022 2.2
Pengelolaan energi terbarukan
0.007 0.7
Pengelolaan pengolahan air 0.013
1.3 TOTAL BOBOT
1.000 100.0
74
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas ditunjukkan dengan grafik sensitivitas kinerja dan grafik sensivitas dinamis Gambar 71. Grafik batang ini dapat digunakan untuk
mengurangi maupun menambah prioritas komponen dan melihat perubahan dalam prioritas alternatif.
Gambar 71 Grafik sensitivitas kinerja dan sensitivitas dinamis terhadap eco-art
lanskap taman ekologis Selain menggunakan analisis sensitivitas di atas, dapat juga digunakan
analisis sensitivitas gradient. Analisis ini menunjukkan grafik gradien masing- masing komponen dengan cara terpisah. Garis pada sumbu vertikal merupakan
prioritas komponen yang dipilih dan garis miring gradien mewakili tiga alternatif. Dalam hal ini, diambil contoh analisis sensitivitas gradien pada
komponen tata guna lahan Gambar 72. Dapat dilihat bahwa prioritas saat ini
75 adalah kondisi di mana garis gradient berpotongan dengan sumbu vertikal.
Melalui Gambar 72 diketahui bahwa prioritas alternatif dalam eco-art lanskap
taman ekologis adalah aspek ekologi.
Gambar 72 Grafik sensitivitas gradien terhadap eco-art lanskap taman ekologis
Uji Konsistensi
Hasil analisis pada Gambar x menunjukkan bahwa nilai inkonsistensi untuk keseluruhan hierarki adalah 0,03 atau 3 Gambar 73. Dalam metode
Analytical Hierarchy Process AHP, tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima adalah
kurang dari 10. Apabila nilai consistency ratio CR kurang dari 10, hasil
preferensi oleh pakar bersifat konsisten. Sebaliknya, jika CR lebih besar dari 10, hasil preferensi oleh pakar bersifat tidak konsisten sehingga harus dilakukan revisi
penilaian. Tingkat konsistensi ini memiliki dua makna, yaitu bahwa objek yang setara dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya, dan
bahwa terdapat konsistensi terkait tingkat hubungan antara objek yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.
Gambar 73 Sintesis dan nilai konsistensi keseluruhan
76
PEMBAHASAN
Taman ekologis dapat berbentuk dan berukuran seperti apa pun, tetapi fungsi biologis adalah yang terpenting dari taman ekologis. Setiap taman
menghubungkan fragmentasi ruang terbuka menjadi jaringan komprehensif, baik untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, maupun meningkatkan manfaat
sistem alami. Taman ekologis menggunakan metode terbaru untuk meminimalisir dampak kehidupan kota seperti limpasan air perkotaan, polusi udara, dan
kebisingan lalu lintas Cranz dan Boland 2003.
Secara kolektif, pengelolaan berkelanjutan dari taman ekologis memiliki potensi yang besar untuk membangun ketahanan ekologis perkotaan. Pengelolaan
lanskap berkelanjutan adalah pengelolaan lanskap dengan mewujudkan tiga pilar pengelolaan berkelanjutan, yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial budaya.
Pengelolaan lanskap berkelanjutan adalah pengelolaan lanskap yang menghemat energi dan meniadakan pencemaran lingkungan sehingga menjamin kelangsungan
serta kelestarian untuk generasi saat ini dan generasi yang akan datang, dengan cara menjaga sumber genetis dan mempertahankan keanekaragaman hayati.
Analisis Implementasi Existing Lanskap Eco-Art Park Sentul City
Berdasarkan pengolahan penilaian preferensi pakar mengenai ecological art
park dengan Analytical Hierarchy Process, didapatkan hasil bahwa komponen keanekaragaman hayati merupakan prioritas komponen pertama dalam
mengembangkan dan
mengelola taman
ekologis. Setelah
komponen keanekaragaman hayati, komponen tata guna lahan merupakan prioritas
komponen kedua yang harus dipertimbangkan. Komponen pendidikan menjadi prioritas ketiga dalam pengembangan dan pengelolaan taman ekologis. Uniknya,
komponen karya seni justru menjadi prioritas komponen keempat dalam mengembangkan konsep
ecological art park.
Keanekaragaman Hayati
Komponen keanekaragaman hayati menjadi prioritas alternatif pertama dalam taman ekologis dengan bobot komponen sebesar 34.8. Bobot ini
menunjukkan bahwa komponen keanekaragaman hayati memiliki pengaruh yang sangat besar dibandingkan dengan komponen-komponen lainnya dalam
membentuk taman ekologis. Ketiadaan komponen keanekaragaman hayati dalam pengembangan dan pengelolaan taman ekologis akan sangat menurunkan faktor
ekologis pada lanskap taman ekologis. Kebijakan mengenai sumber bibit dan benih merupakan alternatif kebijakan utama yang membentuk keanekaragaman
hayati pada lanskap taman keanekaragaman hayati.