81
1. Pengenalan Koleksi Tumbuhan
Taman keanekaragaman hayati sebagai sarana pendidikan perlu menyediakan fasilitas pendidikan, salah satunya untuk pengenalan koleksi
tumbuhan, terutama bagi anak-anak. Untuk memenuhi kebutuhan pengenalan langsung kepada anak-anak mengenai tumbuhan, diperlukan adanya pembelajaran
bagi anak-anak secara langsung mengenai morfologi, asal-usul, keunikan, dan pemanfaatan tanaman bagi kehidupan Wisata Edukasi Indonesia 2013. Pada
Eco-Art Park Sentul City, fasilitas pendidikan yang disediakan berupa papan informasi tanaman hanya terdapat pada area
herbal farm, sedangkan pada taman tematik lainnya tidak terdapat papan informasi tanaman. Perlu upaya pengadaan
papan informasi maupun media interpretasi mengenai ekosistem, siklus hidup tumbuhan, fungsi tumbuhan, dan informasi lainnya agar dapat menjadi
pembelajaran bagi masyarakat.
2. Pengenalan Koleksi Satwa
Tidak hanya tumbuhan, pengenalan mengenai satwa juga perlu untuk diadakan di taman keanekaragaman hayati sebagai sarana pendidikan. Pengenalan
mengenai nama satwa dapat dilakukan dengan adanya penangkaran satwa tertentu yang merupakan satwa endemik maupun satwa yang terancam punah. Pada
Eco- Art Park Sentul City tidak terdapat upaya pengawetan jenis satwa seperti
penangkaran satwa. Fasilitas pendidikan untuk pengenalan koleksi satwa dapat berupa papan informasi dan media interpretasi mengenai siklus hidup satwa,
fungsi satwa, habitat satwa, pakan satwa, dan informasi terkait satwa tersebut untuk pendidikan masyarakat.
3. Pengenalan Seni dan Budaya
Taman ekologis harus memperhatikan budaya dan seni Cranz dan Boland 2003. Dalam implementasinya,
Eco-Art Park Sentul City berusaha melestarikan budaya dan seni dalam bentuk karya seni patung, arsitektur bangunan, barang
antik, dan hasil olahan kayu. Pengenalan seni dan budaya ini perlu dilengkapi dengan fasilitas seperti media interpretasi karya seni patung agar pengunjung
memahami konsep desain dan makna di balik karya seni. Informasi mengenai karya seni lainnya juga diperlukan untuk pemahaman pengunjung.
Karya Seni
Komponen karya seni menjadi prioritas alternatif keempat dalam taman ekologis dengan bobot komponen sebesar 9.5. Komponen karya seni berada
pada urutan setelah komponen pendidikan. Hal ini disebabkan pengadaan karya seni pada taman ekologis bertujuan untuk menunjang pendidikan dalam taman
bagi masyarakat. Kebijakan mengenai wisata ekosistem merupakan alternatif kebijakan utama pembentuk rekreasi pada lanskap taman ekologis.
1. Kesesuaian Desain Karya Seni
Karya seni yang ada pada Eco-Art Park Sentul City meliputi karya seni
patung dan bangunan dalam galeri ruang terbuka, serta karya seni olahan kayu dan barang antik dalam galeri ruang tertutup.
Public art adalah seni yang ditampilkan oleh lembaga masyarakat, pada ruang publik, dan menggunakan biaya publik Mitchell 1990.
Public art biasanya
82 berupa patung
sculpture maupun monumen. Patung sebagai public art dianggap bersifat alami. Patung
outdoor sculpture dalam taman berada dalam jangkauan semua orang dan secara konkret merupakan
artwork yang paling terlihat Myllyntaus 2012.
Karya seni patung pada taman ini berjumlah 3 buah, yaitu patung
Transformer, patung manusia, serta patung lelaki dan binatang. Patung Transformer dibuat dari bahan daur ulang, sementara patung manusia serta patung
lelaki dan binatang dibuat dari bahan logam. Ketiganya ditampilkan di taman ini atas keinginan pihak direksi. Patung
Transformer dinilai sesuai dengan mendapatkan nilai 31 dari responden untuk berada di taman ekologis oleh
pengunjung karena desainnya sesuai untuk anak-anak. Patung manusia serta patung lelaki dan binatang dinilai tidak sesuai dengan nilai -19 dan -17 karena
dirasa terlalu vulgar, terutama bagi anak-anak. Dengan demikian, patung Transformer sesuai dengan tema dan tujuan taman ekologis, tetapi tidak demikian
dengan kedua patung lainnya. Oleh karena itu, upaya redesain karya seni kedua patung ini diperlukan dan dapat diganti dengan karya seni patung lainnya yang
sesuai dengan tema dan tujuan taman maupun dapat diterima oleh seluruh kelompok usia pengunjung.
Karya seni bangunan pada taman ini adalah 9 buah Rumah Bambu Jatnika pada area
bamboo workshop. Rumah Bambu ini dibangun dengan menampilkan kekhasan arsitektur tropis yang indah dan berbudaya, dengan model rumah
panggung, atap genteng, dan lantai bambu anyam. Desain warna alami bambu dan penggunaan material lokal menciptakan kesatuan serta keselarasan pada desain
taman ekologis. Kerja sama PT Sentul City Tbk. dengan Yayasan Bambu Indonesia dengan menghadirkan Rumah Bambu Jatnika pada taman ini adalah
untuk memperkenalkan hasil karya seni dari sumber daya alam bambu kepada masyarakat. Area
bamboo workshop termasuk area yang disukai pengunjung karena memberikan ketenangan, keteduhan, dan kemudahan akses.
Bamboo workshop juga dinilai cukup informatif oleh responden dengan mendapatkan nilai
12 dengan adanya standing banner dan karyawan yang memberikan informasi.
Dengan demikian, karya seni rumah bambu ini menghadirkan desain karya seni yang sesuai dengan tema dan tujuan taman ekologis.
Karya seni olahan kayu pada taman ini berupa furnitur rumah tangga dari bahan kayu pada area
solid wood gallery. Furnitur kayu ini dibuat dengan menggunakan material batang kayu padat. Furnitur yang ditampilkan berupa meja
dan kursi kayu. Desain unik dan warna alami kayu memberikan kesesuaian dan keselarasan dengan taman. Tujuan
Eco-Art Park Sentul City dalam menghadirkan karya seni ini adalah untuk memperkenalkan hasil karya seni dari sumber daya
alami yaitu kayu. Area solid wood gallery mendapatkan nilai 28 dari responden
untuk indikator menarik. Karya seni barang antik pada taman ini diwujudkan dalam bentuk
art and antique gallery berupa ruangan kecil berukuran 6 x 3 m. Galeri ini berisi guci antik, piring antik, dan pajangan antik lainnya. Barang antik
ini sebagian besar dibuat dari material kayu. Ruangan galeri kecil ini terbuat dari kaca sehingga pengunjung dapat melihat barang antik ini dari luar. Area
art and antique gallery mendapatkan nilai 28 dari responden untuk indikator menarik.