Pengelolaan dan Kebijakan Rencana Pengelolaan Lanskap Eco-Art Park di Sentul City, Bogor

88

2. Pengelolaan Pengolahan Air

Cranz dan Boland 2003 menyebutkan bahwa pada taman ekologis, stormwater dan greywater yang dihasilkan pada taman dan sekitarnya dikumpulkan, disimpan, dan dibersihkan dalam bentuk air mengalir maupun dalam bentuk danau. Stormwater adalah air hujan yang mencair yang mengalir pada permukaan seperti atap, jalan beraspal, jalan raya, dan tempat parkir. Ketika air ini mengalir, air akan mengangkut polusi seperti minyak, pupuk, pestisida, tanah, sampah, dan kotoran hewan. Air ini dapat mengalir langsung ke sungai setempat, teluk, atau danau, atau bahkan dapat mengalir ke pembuangan air storm drain, mengalir di pipa pembuangan, hingga mengalir ke jalur air setempat Washington State Department of Ecology 2013. Greywater adalah air limbah dari semua sumber properti selain toilet. Sebagian besar sistem daur ulang greywater mengumpulkan dan mengolah air limbah dari kamar mandi dan wastafel, tidak termasuk air dari mesin cuci baju dan mesin pencuci piring yang lebih terkontaminasi. Pada sistem daur ulang greywater, air diambil, diperbaiki, dan digunakan kembali untuk tujuan yang tidak memerlukan kualitas air minum seperti menyiram toilet, taman air, dan untuk mesin cuci UK Environment Agency 2013. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, Eco-Art Park Sentul City belum menerapkan pengolahan air dengan mengumpulkan, menyimpan, dan membersihkan stormwater. Air hujan yang mengalir pada permukaan atap jembatan, bangunan, penaung serta air yang melewati jalan raya dan tempat parkir di area ini langsung dialirkan ke pembuangan air storm drain dan dialirkan dengan sistem drainase tertutup, hingga akhirnya mengalir ke Sungai Cikeas di sekitar area. Sistem daur ulang greywater belum diterapkan pada Eco-Art Park Sentul City. Air yang digunakan untuk taman air pada area ini adalah air dari Sungai Cikeas dan untuk toilet digunakan air bersih PAM. Dengan demikian, perlu adanya pengolahan air hujan dan air limbah pada taman sebagai upaya peningkatan aspek ekologis taman serta upaya konservasi air tanah. Adanya fountain pada taman merupakan proses penjernihan air yang juga memberikan kesenangan pada pengunjung taman. Eco-Art Park Sentul City menyediakan sebuah pond buatan di entrance hall yang dapat menampung air hujan secara langsung dan air berputar dengan sistem air mancur sehingga dapat menjernihkan air sekaligus menciptakan keindahan dengan bentuk fountain.

3. Pengelolaan Energi Terbarukan

Energi terbarukan merupakan energi yang dihasilkan dari sumber yang keberadaannya kontinyu atau dengan cepat dapat diperbarui. Energi terbarukan cenderung ramah lingkungan, mengemisi CO 2 dan gas rumah kaca lain dalam persentase rendah dibanding energi minyak atau fosil. Energi surya sel surya, energi angin generator angin, energi air generator air, energi panas bumi geothermal, serta energi yang bersumber dari biomassa bahan bakar nabati merupakan sejumlah sumber energi terbarukan yang berpotensi meminimalkan emisi CO 2 jika dapat menggantikan energi fosil dalam jumlah besar Karyono 2010. Pengelolaan energi terbarukan menjadi alternatif kebijakan dalam taman ekologis. Menurut Cranz dan Boland 2003, pencahayaan malam hari pada taman ekologis harus minimal, menggunakan pengumpul matahari dan generator angin yang telah diadaptasi sehingga burung tidak terbang ke arah alat tersebut. 89 Pada Eco-Art Park Sentul City, pengelolaan energi terbarukan belum diimplementasikan dan belum menjadi perhatian utama. Pencahayaan malam hari pada taman ini menggunakan listrik, tidak menggunakan sel surya maupun generator angin. Pada taman terdapat panel surya, tetapi tidak digunakan untuk penggunaan energi terbarukan. Oleh karena itu, perlu adanya optimalisasi panel surya pada taman serta penggunaan sel surya dan generator angin untuk mewujudkan pengelolaan energi terbarukan pada taman ekologis. Teknologi pembangkit listrik surya paling popular yang banyak digunakan saat ini adalah solar sel photovoltaics, yang ditempatkan di luar bangunan sebagai alat konversi gelombang radiasi matahari menjadi arus listrik. Untuk penerapan sel surya pada bangunan, dapat dilakukan peletakan sejumlah panel solar sel pada bagian selatan atap bangunan sehingga dapat mencukupi kebutuhan listrik bangunan dan meminimalisir penggunaan energi listrik sehingga mengurangi polutan gas CO 2 yang diproduksi. Hasil analisis implementasi existing lanskap Eco-Art Park Sentul City dirangkum dalam Tabel 23. Setiap komponen pembentuk lanskap taman ekologis ditinjau kembali pengaruhnya terhadap ketiga alternatif sesuai dengan prinsip dalam Analytical Hierarchy Process AHP. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa kriteria taman ekologis atau taman keanekaragaman hayati yang belum terpenuhi oleh Eco-Art Park Sentul City. Tabel 23 Pencapaian kriteria taman ekologis pada Eco-Art Park Sentul City No Kriteria Implementasi Eco-Art Park Sentul City ASPEK EKOLOGI A Pemanfaatan taman keanekaragaman hayati 1 Koleksi tumbuhan Terdapat 116 jenis tanaman 2 Pengembangbiakan tumbuhan dan satwa penyedia bibit Terdapat pengembangbiakan tumbuhan tetapi tidak terdapat pengembangbiakan satwa 3 Sumber genetik tumbuhan dan tanaman lokal Tidak terdapat sarana prasarana untuk bank genetika 4 Sarana pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan ekowisata Terdapat ekosistem alami dan buatan serta alat peraga fisika 5 Sumber bibit dan benih Tidak terdapat sarana prasarana untuk pembibitan dan persemaian 6 Ruang terbuka hijau Terdiri atas 31 ruang terbuka hijau dan 30 taman tematik 7 Penambahan tutupan vegetasi Terdiri atas 61 tutupan vegetasi B Penetapan tumbuhan lokal 1 Pada setiap hektar ditanam spesies tumbuhan lokal dengan populasi setiap spesies paling sedikit 15 individu dari induk berbeda Sebagian besar spesies tanaman berjumlah kurang dari 15 individu dari induk berbeda 2 Pengelompokan spesies yang ditanam harus memperhatikan aspek perawakanhabitus tumbuhan dan persyaratan tumbuh tumbuhan Telah memenuhi persyaratan tumbuh tumbuhan C Penggunaan Tanaman 1 Penanaman menggunakan spesies asli atau regional Penggunaan tanaman asli, introduksi, dan eksotik