Evaluasi Model METODE PENELITIAN

dan 35 625 meter sarung tenun dengan area pemasaran lokal, regional, dan nasional. Proses pembuatan kain tenun ikat pada umumnya terdapat dua proses yaitu proses pembuatan lusiketeng dan proses pembuatan pakanumpan. Proses pembuatan lusiketeng terdiri dari empat proses yaitu: 1. Proses Pencelupan benangpewarnaan yaitu memberikan warna pada benang dari warna dasar menjadi warna yang kita inginkan. 2. Pemintalan benanggoben yaitu memintal benang pada kelos. 3. Skeer adalah menata benang yang telah di pintal ke bum. 4. Grayen yaitu menyambung benang yang lama yang terdapat pada alat tenun denganbenang baru benang yang telah ditata di bum. Proses kedua terdiri dari sepuluh proses yaitu: 1. Pemintalan benanggoben. 2. Reek yaitu menata benang pada bidangan, bidangan tersebut disebut bak. 3. Pemberian motifdesain gambar. 4. Pengikatan motifdesain. 5. Colet yaitu pemberian warna kombinasi. 6. Pencelupan. 7. Pelepasan talioncek. 8. Mengurai benang untuk di jadikan umpanpakan mindah. 9. Pemintalan pakan pada palet. 10. Proses tenun.

5.4. Karakteristik Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain

Tenun Ikat Di Kelurahan Bandar Kidul Karakteristik dari rumahtangga pekerja industri kecil kain tenun ikat sebagai unit analisis dalam penelitian ini adalah umur pekerja, jumlah anak sekolah, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja di dalam industri. Karakteristik rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil olahan data menunjukkan bahwa usia rata-rata dari pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat adalah 33.78 tahun. Tabel 6. Karakteristik Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri Tahun 2014 No Karakteristik Rumahtangga Pekerja Rata-Rata 1 Umur Pekerja tahun 33.78 2 Jumlah Tanggungan Anak Sekolah orang 1.14 3 Jumlah Tanggungan Keluarga orang 3.67 4 Tingkat Pendidikan tahun 8.78 5 Pengalaman kerja di Dalam Industri bulan 17.32 Sumber: Data Primer diolah Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pekerja wanita masih berada pada usia yang produkstif. Jumlah tanggungan anak sekolah para pekerja rata-rata adalah 1.14 orang, dan jumlah tanggungan keluarga para pekerja rata-rata adalah 3.67 orang. Jumlah anak sekolah dan tanggungan yang kecil menunjukkan bahwa rata- rata para pekerja wanita masih tergolong pekerja muda dan baru menikah. Rata-rata tingkat pendidikan para pekerja yaitu 8.78 tahun. Tingkat pendidikan yang rendah menunjukkan bahwa untuk bekerja pada industri kecil kain tenun ikat tidak diperlukan pendidikan yang tinggi melainkan tenaga dan keterampilan dan pembuatan kan tenun. Rata-rata pengalaman kerja di dalam industri para pekerja adalah 17.38 bulan. Rata-rata tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pekerja wanita merupakan para pekerja yang baru bekerja di dalam industri tersebut. Kelompok umur pekerja industri kecil kain tenun ikat dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kelompok Umur Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri Tahun 2014 Kelompok Umur Pekerja tahun Jumlah Pekerja orang persen 23 – 29 11 30.56 30 – 36 16 44.44 37 – 43 6 16.67 44 – 50 1 2.78 51 – 57 2 5.56 Total 36 100.00 Sumber: Data Primer diolah Berdasarkan Tabel 7 kelompok umur pekerja industri kecil kain tenun ikat dengan presentase tertinggi 44.44 persenyaitu 30-36 tahun, sedangkan umur pekerja dengan presentase terendah 2.78 persen adalah usia 44-50 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kelompok umur pekerja masih berada pada kelompok umur pekerja muda dan masih produktif. Pekerjaan pada bagian tenun ini membutuhkan tenaga yang kuat untuk menjalakan mesin ATBM sehingga