diperlukan untuk memperbaiki spesifikasi model dan untuk mencari metode penggunaan yang akan ditetapkan.
Proses identifikasi model struktural dapat dilakukan dengan cara mengetahui order condition Koutsoyiannis, 1977:
K - M = G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan tepat diidentifikasi K - M G - 1, maka persamaan tersebut teridentifikasi secara berlebih
K - M G - 1, maka persamaan tersebut dikatakan tidak diidentifikasi dimana:
K = banyaknya peubah endogen dan eksogen dalam model M = banyaknya peubah endogen dan eksogen dalam suatu persamaan
G = banyaknya persamaan dalam suatu model banyaknya peubah endogen
Pada model ekonomi rumahtangga pekerja industri kecil kain tenun ikat Desa Bandar Kidul terdapat 18 peubah endogen dan 12 peubah eksogen, sehingga
jumlah peubah keseluruhan adalah 30 peubah. Berdasarkan hasil identifikasi dengan memperhatikan persyaratan order condition diatas, maka didapat bahwa
semua persamaan adalah terlalu diidentifikasi over identified, sehingga metode pendugaan yang digunakan adalah 2SLS Two Stage Least Squares.
4.7. Evaluasi Model
Terdapat tiga kriteria dalam mengevaluasi model ekonometrika, yaitu: 1 kriteria ekonomi, 2 kriteria statistik, dan 3 kriteri ekonometrik Koutsoyiannis
1977. Pada kriteria ekonomi, model dievaluasi dengan melihat apakah tanda dan besarnya parameter dugaan peubah-peubah penjelas dalam persamaan-persamaan
struktural sesuai dengan hipotesis. Pada kriteria statistik, akan dilihat besarnya nilai koefisien determinasi R
2
dan nilai uji-F. Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui seberapa besar proporsi keragaman peubah endogen yang dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelasnya, sedangkan sisanya dapat
dijelaskan oleh peubah lain yang tidak dapat dimasukkan dalam persamaan Gujarati, 1997. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi R
2
maka semakin baik, karena semakin besar keragaman dari peubah endogen yang dapat dijelaskan
oleh peubah –peubah penjelas. Melalui nilai statistik uji-F dapat diketahui nyata
atau tidaknya peranan peubah penjelas secara bersama-sama terhadap peubah endogen. Kemudian dalam kriteria statistik, parameter dugaan dievaluasi dengan
melihat nilai statistik uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh masing
–masing peubah penjelas terhadap peubah endogen dengan taraf α sebesar 15 persen.
Selanjutnya pada kriteria ekonometrika, lebih diutamakan untuk melihat apakah terdapat hubungan multikolinear pada peubah -peubah penjelas dalam
setiap persamaan. Multicollinearity adalah suatu hubungan linier antara dua variabel eksogen dalam satu persamaan tertentu. Jika terjadi korelasi yang
sempurna diantara sesama variabel eksogen maka koefisien parameter menjadi tidak dapat diestimasi dan nilai standard error setiap koefisien estimasi menjadi
tidak terhingga. Multicollinearity sempurna jarang terjadi, tetapi umumnya memiliki derajat interkorelasi diantara variabel penjelas yang disebabkan saling
ketergantungan antar variabel ekonomi Sitepu dan Sinaga, 2006. Salah satu cara untuk menentukan adanya multicollinearity dapat dilihat dari nilai Variance
Inflation Factor VIF. Jika evaluasi model berdasarkan ketiga kriteria tersebut
dianggap sudah cukup baik, maka dapat melakukan analisis elastisitas untuk mengetahui respon tingkat kepekaan dari variabel endogen terhadap perubahan
variabel eksogennya.
4.8. Pendugaan Elastisitas
Pendugaan elastisitas dilakukan untuk melihat seberapa besar derajat kepekaan respon suatu peubah endogen terhadap perubahan yang terjadi pada
peubah penjelas yang mempengaruhinya. Rumus pendugaan elastisitas dari suatu persamaan adalah sebagai berikut:
E
YX
= â
j
dimana: E
YX
= elastisitas peubah endogen Y terhadap peubah penjelas X = nilai rata-rata peubah penjelas ke -j
= nilai rata-rata peubah endogen Y â
j
= parameter dugaan peubah penjelas ke -j