16
16
3. Self- Concept
Kategori ini mencakup sikap-sikap, values, atau self image seseorang. Hal ini merujuk pada sikap, nilai-nilai, dan citra diri yang ditunjukkan dengan
rasa percaya diri sesorang. Nilai individu mempunyai sikap reaktif yang dapat memprediksi apa yang akan dilakukan sesorang dalam waktu singkat.
Sesorang yang memiliki values menjadi seorang pemimpin lebih berkemungkinan menunjukkan perilaku kepemimpinan. Sebuah tugas akan
menjadi tes kemampuan kepemimpinan bagi diriya. 4.
Knowledge Kategori ini merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran yang dimiliki
seseorang dalam bidang-bidang tertentu. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan
kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi tidak bias melihat
apakah sesorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
5. Skill
Keterampilan adalah kemampuan sesorang untuk melakukan suatu pekerjaan baik fisik maupun mental. Kompetensi keterampilan mental atau
kognitif mencakup berfikir analitis pemrosesan pengetahuan dan data, menentukan sebab dan akibat, pengorganisasian data, dan berfikir
konseptual mengenai pola-pola dalam data yang kompleks.
2.5. Kompetensi Pegawai Negeri Sipil
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan
efisien SK Kepala BKN No.46a Tahun 2003. Kompetensi dasar Pegawai Negeri Sipil adalah kemampuan dan
karakteristik dalam diri seseorang yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang menjadi ciri-ciri seorang Pegawai Negeri Sipil
Republik Indonesia. Kompetensi bidang adalah kemampuan dan karakteristik
17
17
dalam diri seseorang yang berupa pengetahuan, keterampilan, perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehingga individu
mampu menampilkan unjuk kerja yang tinggi dalam suatu jabatan tertentu. Permenpan dan RB No.197 Tahun 2012.
2.6. Penelitian Terdahulu
Haryono 2011 dalam skripsinya yang berjudul Evaluasi Pelatihan Wise Leadership Terhadap Peningkatan Kompetensi Pegawai Pada PT. Tirta Investama
DEPO Kawasan Jakarta Timur. Tingkat kompetensi pegawai berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara pelatihan dengan kompetensi
pegawai atau dengan kata lain ada keterkaitan antara kompetensi dengan efektivitas pelatihan.
Ningrum 2009 dalam tesisnya yang berjudul Efektivitas Pelaksanaan Diklat Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang Periode Tahun 2009
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM. Efektivitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Perancang Peraturan
Perundang-undangan pada periode tahun 2009 dilihat dari pendekatan sumber, pendekatan proses internal, Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas
memusatkan perhatian terhadap aspek output. Helena 2009 dalam tesisnya yang berjual Hubungan Pelatihan dan
Pendidikan Kepemimpinan Tingkat IV Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil di Bidang Pelayanan Publik. Mengukur hubungan pelatihan dengan kompetensi
berdasarkan empat variabel yaitu substansi materi, kompetensi pengajar, metode pembelajaran, saranaprasarana diklat, dan pengelola diklat. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan adanya hubungan antara pelatihan dan pendidikan dengan kompetensi Pegawai Negeri Sipil di bidang pelayanan publik.
18
18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Badan Pengembangan SDM Hukum dan HAM merupakan unit organisasi Kementerian Hukum dan HAM, yang memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan kompetensi dan profesionalitas SDM yang berkualitas. Badan Pengembangan SDM perlu dilakukan agar visi, misi, tujuan, dan sasaran yaitu
seluruh aparatur Hukum dan HAM memiliki kompetensi sesuai bidangnya. Oleh karena itu, salah satu pengembangan SDM yang dilakukan oleh Badan
Pengembangan SDM adalah dengan pelatihan perancang peraturan perundang- undangan tingkat pertama, yang diikuti oleh pegawai di Lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM seluruh Indonesia. Pelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan Tingkat Pertama ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi di
bidang perancang perundang-undangan. Sehingga diharapkan dapat menimbulkan sikap
profesionalisme yang
mempunyai perilaku
kerja yang
lebih produktif.Menurut Kirkpatrick 1998, evaluasi terhadap efektivitas program
pelatihan mencakup empat level evaluasi, yaitu evaluasi reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil. Mengevaluasi terhadap reaksi peserta pelatihan berarti
mengukur kepuasan peserta. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46a Tahun 2003
dinyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, efektif dan efisien. Peneliti akan melihat bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan
kompetensi pegawai. Kompetensi pegawai negeri sipil yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Melalui pencapaian tujuan dari pelatihan, yaitu
untuk meningkatkan kompetensi peserta yang telah mengikutinya agar mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik.