Regresi Berganda Uji simultan dengan F-Test Uji parsial dengan T-Test Analisis koefisien determinasi

26 26

3.8.3 Uji

Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dengan meregresikan variabel- variabel bebas terhadap nilai absolute residual. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi, dan absolut adalah nilai mutlaknya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara lain untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitasGhozali, 2005.

3.8.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya t-

1. Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi

Pengambilan keputusan pada uji autokorelasi sebagai berikut: a. dU d 4 – dU maka H diterima, tidak terjadi autokorelasi b. d dL atau d 4 – dL maka H ditolak, terjadi autokorelasi c. dL d dU atau 4 – dU d 4 – dL maka tidak ada kesimpulan Nilai Durbin Watson dapat dilihat pada output Regression Ghozali, 2005.

3.8.5 Regresi Berganda

Menurut Sugiyono 2010, Regresi linier berganda digunakan apabila variabel independen berjumlah dua atau lebih. Persamaan untuk n variabel adalah: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + ...+ b n X n ...................................5 Keterangan : Y = Variabel dependen a = Konstanta b 1 - n = Koefisien regresi variabel X 1 = Variabel 1 X 2 = Variabel 2 Xn = Variabel ke-n Seiring kemajuan teknologi komputer, perhitungan regresi berganda sangat mudah dilakukan walaupun variabel dan datanya banyak. 27 27

3.8.6 Uji simultan dengan F-Test

Menurut Nugroho 2010, Uji Simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hipotesis: H0: variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen H1: variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.8.7 Uji parsial dengan T-Test

T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada Tabel 17. Hipotesis: H0: variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. H1: variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.8.8 Analisis koefisien determinasi

Adjusted R 2 Analisis determinasi adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar variabel x memberikan kontribusi terhadap variabel y. Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhdap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. menunjukkan bahwa tidak ada sedikitipun sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Dan bila , maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variabel yang independen yang digunakan mampu menjelaskan variasi variabel dependenPriyatno, 2010. 28 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Instansi

4.1.1 Profil singkat BPSDM Hukum dan HAM

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM merupakan unit organisasi Kementerian Hukum dan HAM, yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalitas Sumber Daya Manusia yang berkualitas, tidak saja bagi pegawai Kementerian Hukum dan HAM, tetapi juga SDM di bidang hukum dan HAM yang berada di instansi lain dalam lingkup nasional, seperti Pemerintah Daerah PEMDA, Lembaga Legislatif. Dalam melaksanakan tugas penyusunan dan perancangan peraturan dan perundang-undangan legal drafting dan penegakan HAM. Sebagai konsekuensi transformasi organisasi, maka BPSDM Hukum dan HAM harus mampu mengantisipasi tantangan tugas pengembangan SDM Hukum dan HAM yang semakin kompleks dalam menghadapi dinamika persoalan hukum dan HAM masyarakat Indonesia dan Internasional. Melalui transformasi organisasi ini, diharapkan kegiatan pengembangan SDM bidang Hukum dan HAM yang dilaksanakan Kementerian Hukum dan HAM dapat lebih adaptif, akomodatif dan handal, karena didorong oleh adanya visi dan keyakinan baru reframing, restrukturisasi, revitalisasi serta pembaruan dalam bidang organisasi. Dalam menyusun strategi pengembangan SDM Hukum dan HAM, maka BPSDM Hukum dan HAM berupaya melaksanakan programnya dengan mengacu pada pendekatan competency-based human resources management system CBHRM, sebagai suatu pendekatan mutakhir dalam manajemen sumber daya manusia SDM, yang mengintegrasikan strategi organisasi dengan system manajemen SDM. Sistem ini mencakup pengembangan model kompetensi yang berkaitan dengan strategi pengembangan SDM competency based training and development, sehingga kompetensi yang dikembangkan akan tepat sesuai dengan strategi dan dan kebijakan Kementerian Hukum dan HAM baik softskill, social skill dan mentalskill.