Deskripsi Efektivitas Pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN

35 35 terbanyak pada usia dari 26-30 tahun yaitu 21 orang, hal ini dapat dimengerti karena pada usia tersebut, umumnya pegawai negeri sipil masih berada pada tahap-tahap pengembangan karir dan tahap pengembangan tingkat kompetensi. Salah satu persyaratan peserta pelatihan juga harus memiliki umur tidak lebih dari 45 tahun. Hal ini juga sebagai proses sebuah regenerasi dalam menyusun peraturan perundang-undangan untuk memberikan kepada calon-calon perancang tingkat pertama. Gambar 8 Responden menurut golongan Dapat dilihat dalam diagram bahwa responden yang mengikuti pelatihan perancang peraturan perundang-undangan berdasarkan tingkat golongan cenderung terbanyak adalah golongan IIIa. Hal ini sesuai dengan persyaratan dalam mengikuti diklat perancang peraturan perundang-undangan yang serendah- rendahnya adalah golongan IIIa.

4.8. Deskripsi Efektivitas Pelatihan

Deskripsi efektivitas pelatihan bertujuan untuk menggambarkan persepsi pegawairesponden terhadap efektivitas pelatihan perancang perundang-undangan. Persepsi pegawai juga merepakan sebuah parameter untuk mengukur keberhasilan pelatihan. Efektivitas pelatihan diukur dalam 4 variabel yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil. 31 1 1 Responden berdasarkan golongan 3a 3c 3d 36 36 Berdasarkan Tabel 4, variabel reaksi dapat diketahui bahwa 66,7 peserta pelatihan setuju dan menganggap materi yang disampaikan ke peserta pelatihan sudah sesuai dengan program pelatihan, pandangan ini didasarkan atas kurikulum yang telah dibuat yang menjadi acuan dalam program pelatihan perancang peraturan perundang-undangan. Kurikulum tersebut terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti, dan kelompok lainnya. Dari Tabel 4, dapat diketahui widyaiswara menguasai bidang ilmu hukum yang mendalam sebanyak 78,85, pandangan ini didasarkan atas latar belakang pendidikan widyaiswara yang memiliki gelar Professor, Doktor, Pasca sarjana Tabel 4 Persepsi pegawai terhadap efektivitas pelatihan pada variabel reaksi Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Materi yang diberikan sesuai dengan program pelatihan 11 22 22 66,7 WidyaiswaraPengajar menguasai bidang ilmu Hukum yang mendalam 2 26 5 26 78,8 Instruktur melibatkan serta partisipasi peserta dalam kegiatan 7 22 4 22 66,7 Peserta diberikan tugaslatihan agar lebih mendalami materi yang diberikan 8 24 1 24 72,7 Kondisi waktu saat pelatihan tidak menggangu kegiatan 2 29 2 29 87,9 Waktu yang disediakan sudah efektif 1 23 9 23 69,7 Pelatihan berjalan tepat waktu 3 20 10 20 60,6 Ruangan yang digunakan nyaman dan mampu menampung seluruh peserta diklat 6 22 5 22 66,7 ModulHandout pelatihan mampu membantu peserta dalam memahami materi 3 14 14 2 14 42,4 Kualitas dan kuantitas konsumsi dapat memenuhi keinginan peserta 5 6 15 7 15 45,5 Reaksi 11 29 15 7 29 87,9 37 37 baik dari dalam maupun luar negeri. Tenaga pengajar memiliki kompetensi di bidang hukum yang berasal dari widyaiswara di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, Ditjen Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM, Makamah Agung RI, Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri, Sekretariat Negara, Universitas Indonesia, Departemen Luar Negeri, serta para pakar di bidang hukum perundang-undangan. Dari Tabel 4,dapat diketahui instruktur melibatkan partisipasi dari peserta pelatihan sebanyak 66,7, hal ini dikarenakan semua peserta ikut terlibat dalam semua kegiatan pelatihan baik di dalam ruangan indoor maupun di luar ruangan outdoor. Dari tabel diatas dapat diketahui peserta diberikan tugaslatihan agar lebih mendalami materi yang diberikan sebanyak 72,7, hal ini dikarenakan terkait dengan kompetensi perancang peraturan perundang-undangan tingkat pertama yang harus mampu menguasai penyusunan perancangan peraturan perundang-undangan sehingga para instruktur sering memberikan tugas dan latihan kepada peserta pelatihan. Dari Tabel 4, kondisi waktu pelatihan tidak mengganggu kegiatan sebanyak 87,9, hal ini dikarenakan penyelenggaraan pelatihan sudah memiliki jadwal untuk setiap hari selama kegiatan pelatihan. Jadwal pelatihan juga masih dapat berubah tentative harus disesuiakan dengan kondisi pada saat pelatihan.Dari tabel diatas waktu yang disediakan sudah efektif sebanyak 69,7, hal ini dikarenakan waktu pelatihan yang cukup lama yaitu 612 jam pelajaran sekitar 77 hari atau sama dengan 3 bulan. Lamanya waktu pelatihan dikarenakan materi dan proses dalam merancang peraturan prundang-undangan kompleks dan dinamis. Dari Tabel 4, persepsi peserta terhadap pelatihan berjalan tepat waktu sebanyak 60,6, hal ini dikarenakan penetapan jadwal sudah disesuikan dengan kurikulum pelatihan, tetapi terkadang masih ada perubahan jawdal dalam pelatihan.Dari tabel diatas ruangan yang digunakan dalam pelatihan nyaman dan mampu menampung seluruh peserta diklat sebanyak 66,7, hal ini dikarenakan lokasi pelatihan yang mampu menampung peserta, dengan luas 12 hektar area dan memiliki banyak pepohonan yang rindang serta fasilitas-fasilitas yang memadai dalam menunjang pelaksanaan pelatihan. 38 38 Dari Tabel 4, modulHandout pelatihan mampu membantu peserta dalam memahami materi hanya sebanyak 42,4, hal ini disebabkan modul pelatihan yang diberikan dalam pelatihan tidak mencakup semua materikurikulum yang seharusnya diberikan sehingga banyak peserta yang meminta bahan kepada widyaiswarapengajar. Dari Tabel 4, kualitas dan kuantitas konsumsi dapat memenuhi keinginan peserta sebanyak 45,5 tidak setuju, hal ini dikarenakan konsumsi yang kurang bervarian sehingga menyebabkan para peserta pelatihan merasa bosan dengan konsumsi yang hampir sama dari hari ke hari, dengan waktu pelatihan yang lama ini juga menyebabkan para peserta merasa bosan dengan konsumsi yang diberikan oleh panitia. Keberagaman suku asal daerah juga menyebabkan konsumsi menjadi kurang efektif. Tabel 5 Persepsi pegawai terhadap efektivitas pelatihan pada variabel pembelajaran Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Setelah mengikuti pelatihan peserta semakin mengetahui sumber dan bahan yang terkait dengan penyusunan peraturan perundang-undangan 12 21 21 63,6 Setelah mengikuti pelatihan peserta semakin mampu mengolah dan menyajikan data informasi penyusunan peraturan perundang-undangan secara kualitatif 5 26 2 26 78,8 Setelah mengikuti pelatihan pesertasemakin mampu mengolah dan menyajikan data informasi penyusunan peraturan perundang-undangan secara kuantitatif 6 26 1 26 78,8 Setelah mengikuti pelatihanpeserta memahami dasar-dasar pembentukan peraturan perundang-undangan 11 22 22 66,7 Setelah mengikuti pelatihan pesertamampu memahami konsep perencanaan hukum 3 25 5 25 75,8 39 39 Lanjutan Tabel 5 Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Setelah mengikuti pelatihan pesertamampu mengetahui program kebijakan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang di bidang hukum 2 23 7 1 23 69,7 Setelah mengikuti pelatihan pesertamampu mengetahui jenis- jenis peraturan perundang- undangan 10 22 1 22 66,7 Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu memahami teknik penyusunan peraturan perundang-undangan 10 21 2 21 63,6 Setelah mengikuti pelatihan peserta mampumemahami proses Peradilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Konstitusi 3 22 6 2 22 66,7 Setelah mengikuti pelatihan peserta mampumemahami penuangan kebijakan ke dalam peraturan perundang-undangan 3 25 5 25 75,8 Pembelajaran 12 26 7 2 26 78,8 Dari Tabel 5, persepsi peserta setelah mengikuti pelatihandiklat, peserta semakin mengetahui sumber dan bahan yang terkait dengan penyusunan peraturan perundang-undangan sebanyak 63,6 ini dikarenakan widyaiswara banyak memberikan pengetahuan akan sumber-sumber dan bahan-bahan yang digunakan dalam mempersiapkan pembuatan peraturan perundang-undangan. Persepsi peserta pelatihan semakin mampu mengolah dan menyajikan data informasi penyusunan peraturan perundang-undangan secara kualitatif dan kuantitatif sebanyak 78,8, hal ini dikarenakan peserta telah diajarkan cara mengolah data dan informasi yang di dapat dari berbagai macam sumber oleh para widyaiswara.Persepsi peserta pelatihan semakin memahami dasar-dasar pembentukan peraturan perundang-undangan sebanyak 66,7 hal ini dapat dipahami dalam pemberian materi pelatihan tingkat pertama diberikan materi dasar-dasar pembentukan peraturan perundang-undangan dengan berbagai macam proses perancangan, legislasi sampai dengan proses harmonisasi dan penerapan 40 40 peraturan perundang-undangan. Sehingga diharapkan para peserta setelah mengikuti pelatihan ini dapat memahami tata cara dan proses pembentukan peraturan perundang-undangan.Persepsi peserta pelatihan dalam memahami konsep perencanaan hukum adalah sebanyak 75,8 hal ini dapat dipahami dalam membuat sebuah konsep perencanaan hukum harus melihat dari aspek dampak dari peraturan hukum yang akan dibuat dengan tidak mengurangi sebuah hak-hak sebagai warga negaranya. Persepsi peserta pelatihan dalam mengetahui program dan kebijakan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang di bidang hukum adalah sebanyak 69,7 hal ini dapat dipahami karena dalam merancang peraturan harus selaras dan sejalan dengan program pemerintah baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang agar tidak terlalu banyak terjadinya perubahan-perubahan peraturan yang mengikat dimasa yang akan datang. Persepsi peserta pelatihan dalam mengetahui jenis-jenis peraturan perundang-undangan adalah sebanyak 66,7 hal ini dapat dipahami bahwa dengan mengetahui jenis-jenis peraturan peserta dapat mengelompokan peraturan berdasarkan jenis peraturan yang akan dibuat. Persepsi peserta pelatihan dalam memahami teknik penyusunan peraturan perundang-undangan adalah sebanyak 63,6 hal ini dapat dipahami bahwa dalam memahami teknik penyusunan peraturan harus dapat membuat kerangka peraturan perundang-undangan serta bentuk rancangan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini para widyaiswara memberikan pembelajaran kepada peserta tentang teknik penyusunan peraaturan perundang-undangan.Persepsi peserta pelatihan dapat memahami proses Peradilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Konstitusi adalah sebanyak 66,7 hal ini dapat dipahami karena dalam proses belajar mengajar pada pelatihan ini peserta dapat memahami proses Peradilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Konstitusi yang disampaikan oleh widyaiswara yang bersangkutan.Persepsi peserta pelatihan dapat memahami penuangan kebijakan ke dalam peraturan perundang-undangan adalah sebanyak 75,8 hal ini dapat dipahami karena penuangan kebijakan ke dalam peraturan perundang-undangan dapat menjadi landasan hukum yang kuat dalam melaksanakan kebijakan- kebijakan yang dibuat. 41 41 Tabel 6 Persepsi pegawai terhadap efektivitas pelatihan pada variabel perilaku Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Selama mengikuti pelatihan peserta selalu berpakain rapih dan sopan 16 17 17 51,5 Selama mengikuti pelatihan peserta selalu disiplin dan selalu mengikuti semua kegiatan 14 15 4 15 45,5 Selama mengikuti pelatihan peserta selalu bersungguh- sungguh dalam mengikuti semua kegiatan 15 17 1 17 51,5 Selama mengikuti pelatihan peserta selalu jujur dan bertanggung jawab terhadap kegiatan pelatihan 15 18 18 54,5 Selama mengikuti pelatihan peserta mampu bekerjasama dan mampu menerima pendapat dari orang lain 14 19 19 57,6 Selama mengikuti pelatihan peserta mampu menciptakan suasana yng kondusif dan memberikan saran agar pelatihan dapat berjalan lancar dan efektif 15 18 18 54,5 Perilaku 16 19 4 19 57,6 Berdasarkan Tabel 6, persepsi perilaku pegawai dalam mengikuti pelatihan selalu berpakaian rapih dan sopan adalah sebanyak 51,5 hal ini dapat dipahami bahwa aturan berpakaian telah ditetapkan oleh BPSDM Hukum dan HAM yaitu setiap kegiatan pelatihan yang ada di BPSDM Hukum dan HAM wajib menggunakan pakaian yang rapih kemeja putih, dasi, celana panjang, sepatu hal ini bertujuan agar peserta memiliki perilaku kebiasan untuk selalu menjaga kerapihannya baik dalam pelatihan maupun pada saat bekerja.Persepsi peserta pelatihan dapat selalu disiplin dan selalu mengikuti semua kegiatan adalah sebanyak 45,5 hal ini dapat dipahami bahwa agar peserta pelatihan dapat memahami seluruh kegiatan diklat maka peserta diklat selalu menjaga kedisiplinan dan mengikuti seluruh kegiatan agar perilaku ini dapat di implementasikan dalam lingkungan kerja para peserta pelatihan. 42 42 Persepsi peserta pelatihan dalam bersungguh-sungguh dalam mengikuti semua kegiatan adalah sebanyak 51,5 hal ini dapat dipahami bahwa dengan kesungguh-sungguhan peserta dalam mengikuti pelatihan maka tujuan dari pelatihan ini akan tercapai yaitu menciptakan para perancang peraturan perundang-undangan yang memiliki kompetensi yang baik dalam membuat peraturan.Persepsi peserta pelatihan yang selalu jujur dan bertanggung jawab terhadap kegiatan pelatihan adalah sebanyak 54,5 hal ini dapat dipahami bahwa dengan kejujuran serta tanggung jawab maka pelatihan ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan yaitu mencetak para perancang undang- undang yang berkompeten dan memiliki integritas, tanggung jawab serta jujur dalam melaksanakan pekerjaanya. Persepsi peserta pelatihan mampu bekerjasama dan mampu menerima pendapat orang lain adalah sebanyak 57,6 hal ini dapat dipahami bahwa pelatihan ini juga membentuk perilaku peserta pelatihan untuk bekerja secara tim dan mampu menerima pendapat orang lain.Persepsi peserta pelatihan mampu menciptakan suasana yang kondusif dan memberikan saran agar pelatihan dapat berjalan lancar dan efektif adalah sebanyak 54,5 hal ini dapat dipahami bahwa dengan suasana yang kondusif serta peserta yang proaktif dalam proses pelatihan dapat memeberikan dampak yang baik dalam proses pelatihan. Tabel 7 Persepsi pegawai terhadap efektivitas pelatihan pada variabel hasil Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Pelatihan Perancang undang- undang telah meningkatkan produktivitas kerja di unit kerja 12 21 21 63,6 Pelatihan Perancang undang- undang telah meningkatkan Kualitas Kerja 13 20 20 60,6 Pelatihan Perancang undang- undang telah meningkatkan kompetensi 11 22 22 66,7 Hasil 16 22 4 22 66,7 Berdasarkan Tabel 7, persepsi peserta pelatihan telah meningkatkan produktivitas kerja di unit kerja adalah 63,6 hal ini dapat dipahami bahwa peserta percaya dengan adanya pelatihan perancang peraturan perundang- undangan dapat meningkatkan produktivitas kerja para peserta nantinya di unit 43 43 kerja mereka masing-masing.Persepsi peserta pelatihan telah meningkatkan kualitas kerja adalah sebanyak 60,6 hal ini dapat dipahami bahwa dengan kompetensi yang dimiliki oleh para peserta setelah mengikuti pelatihan akan meningkatkan kualitas kerja para peserta pada saat kembali ke tempat unit kerja.Persepsi peserta pelatihan telah meningkatkan kompetensi peserta pelatihan sebanyak 66,7 hal ini dapat dipahami bahwa peserta merasa dengan adanya pelatihan perancang peraturan perundang-undangan dapat meningkatkan kompetensi calon perancang undang-undang. Tabel 8 Ringkasan efektivitas pelatihan perancang peraturan perundang undangan Variabel SS S TS STS Modus Frekuensi Reaksi 11 29 15 7 29 87,9 Pembelajaran 12 26 7 2 26 78,8 Perilaku 16 19 4 19 57,6 Hasil 16 22 4 22 66,7 Berdasarkan Tabel 8, terlihat bahwa variabel reaksi memiliki frekuensi paling besar yaitu 87,9 hal ini menunjukkan bahwa reaksi peserta pelatihan perancang peraturan perundang-undangan memberikan dampak yang besar terhadap efektivitas pelatihan setelah itu diikuti oleh variabel pembelajaran dalam pelatihan yang memberikan dampak yang besar terhadap efektivitas pelatihan. Variabel perilaku memiliki frekuensi paling kecil yaitu sebesar 57,6. Hal ini menunjukkan bahwa, perilaku peserta pelatihan tidak terlalu memberikan dampak yang besar bagi efektivitas pelatihan. 4.9. Persepsi pegawai terhadap peningkatan kompetensi setelah mengikuti pelatihan perancang peraturan perundang-undangan Deskripsi pegawai terhadap peningkatan kompetensi setelah mengikuti pelatihan perancang peraturan perundang-undangan dapat dilihat dalam tiga variabel kompetensi yaitu: pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Tiga variabel kompetensi ini menjadi sebuah parameter dalam menilai peningkatan kompetensi pegawai negeri sipil perancang undang-undangan. 44 44 Tabel 9 Persepsi pegawai terhadap peningkatan kompetensi pegawai pada variabel pengetahuan Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Dengan mengikutiPelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan sangat bermanfaat bagi pengingkatan pengetahuan 16 17 17 51,5 Dengan mengikutiPelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan dapat memahami kedudukan dan fungsi organisasi instansi tempat bekerja 9 23 1 23 69,7 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan dapat memahami konsep dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan 12 20 1 20 60,6 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan dapat membantu dalam menjalankan tupoksijobdesk 9 24 24 72,7 Pengetahuan 16 24 1 24 72,7 Berdasarkan Tabel 9, persepsi peserta pelatihan perancang peraturan perundang-undangan sangat bermanfaaf bagi peningkatan pengetahuan peserta sebanyak 51,5 menjawab setuju dan sisanya 48,5 menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan pengetahuan peserta pelatihan.Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan peserta merasa dapat memahami kedudukan dan fungsi organisasi sebanyak 69,7 menjawab setuju, 27,3 sangat setuju, dan 3 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan dapat memahami kedudukan dan fungsi organisasi di unit tempat kerja peserta pelatihan. Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan dapat memahami konsep dan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan sebanyak 60,6 menjawab setuju, 36,4 sangat setuju, dan 3 mejawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa secara umum pelatihan perancang peraturan perundang-undangan peserta pelatihan dapat memahami konsep dan teknik penyusunan peraturan perundang- undangan.Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan dapat membantu peserta 45 45 dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi peserta sebanyak 72,7 menjawab setuju dan 27,3 menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan peracang peraturan perundang-undangan dapat membantu peserta dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi mereka di tempat unit kerja masing-masing. Tabel 10 Persepsi pegawai terhadap peningkatan kompetensi pegawai pada variabel keterampilan Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan mampu berfikir analitis mengenai perancangan undang- undang 8 23 2 23 69,7 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan mampu menyusun konsep instrumen hukum 7 22 4 22 66,7 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan mampu membuat laporan secara sistematik 7 23 3 23 69,7 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang- Undangan mampu berkomunikasi dan memberikan informasi pelayanan yang berkaitan dengan bidang hukum 10 23 23 69,7 Keterampilan 10 23 4 23 69,7 Berdasarkan Tabel 10, persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan mampu berfikir secara analitis mengenai perancangan undang-undang sebanyak 69,7 menjawab setuju, 24,2 sangat setuju, dan hanya 6,1 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan peserta pelatihan mampu berfikir secara analitis mengenai perancangan undang-undang.Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan mampu menyusun konsep instrumen hukum sebanyak 66,7 menjawab setuju, 21,2 menjawab sangat setuju, dan 12,1 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan peserta pelatihan mampu menyusun konsep instrumen hukum. 46 46 Persepsi peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan mampu membuat laporan secara sistematik sebanyak 69,7 menjawab setuju, 21,2 sangat ssetuju, dan 9,1 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan peserta pelatihan mampu membuat laporan secara sistematik. Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan peserta mampu berkomunikasi dan memberikan informasi pelayanan yang berkaitan dengan bidang hukum sebanyak 69,7 menjawab setuju, dan 30,3 menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan peserta pelatihan mampu berkomunikasi dan memberikan informasi pelayanan yang berkaitan dengan bidang hukum. Tabel 11 Persepsi pegawai terhadap peningkatan kompetensi pegawai pada variabel sikap dan perilaku Indikator SS S TS STS Modus Frekuensi Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang-Undangan dapat memotivasi untuk bertugas dan memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas 9 24 24 72,7 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang-Undangan cukup responsif dalam merespon tuntutan publikmasyarakat 6 25 2 25 75,8 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang-Undangan dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain 7 24 2 24 72,7 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang-Undangan dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan ramah dan sopan 8 24 1 24 72,7 Dengan mengikuti Pelatihan Perancang Peraturan Perundang-Undangan selalu merasa bertanggung jawab atas pekerjaan 11 21 1 21 63,6 Sikap dan Perilaku 11 25 2 25 75,8 47 47 Berdasarkan Tabel 11, persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan dapat memotivasi untuk bertugas dan memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas sebanyak 72,7 menjawab setuju, dan 27,3 menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan dapat memotivasi peserta dalam bertugas dan memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas.Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan peserta merasa cukup responsif dalam merespon tuntutan publikmasyarakat sebanyak 75,8 menjawab setuju, 18,2 sangat setuju, dan 6 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pelatihan peracang peraturan perundang-undangan peserta cukup responsif dalam merespon tuntutan publikmasyarakat. Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan peserta dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain sebanyak 72,7 menjawab setuju, 21,2 sangat setuju, dan 6,1 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan peserta dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain. Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan peserta dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan ramah dan sopan sebanyak 72,7 menjawab setuju, 24,3 sangat setuju, dan 3 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dengan pelatihan peracang peraturan perundang-undangan peserta dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dengan ramah dan sopan. Persepsi peserta setelah mengikuti pelatihan peserta selalu merasa bertanggung jawab atas pekerjaanya sebanyak 63,6 menjawab setuju, 33,4 sangat setuju, dan 3 menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dengan pelatihan perancang peraturan perundang-undangan peserta pelatihan selalu bertanggung jawab atas pekerjaan di unit kerja masing-masing. Tabel 12 Ringkasan pengaruh pelatihan terhadap kompetensi perancang peraturan perundang-undangan Variabel SS S TS STS Modus Frekuensi Pengetahuan 16 24 1 24 72,7 Keterampilan 10 23 4 23 69,7 Sikap dan Perilaku 11 25 2 25 75,8 Kompetensi 16 25 4 25 75,8 48 48 Berdasarkan Tabel 12, pengaruh pelatihan terhadap kompetensi peserta perancang peraturan perundangan-undangan sebanyak 72,7 berpengaruh terhadap pengetahuan peserta, sebanyak 69,7 berpengaruh terhadap keterampilan peserta, dan sebanyak 75,8 berpengaruh terhadap sikap dan perilaku peserta pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum pelatihan berpengaruh terhadap kompetensi peserta perancang peraturan perundang- undangan.

4.10. Pengaruh Variabel Reaksi, Pembelajaran, Perilaku, dan Hasil terhadap Peningkatan Kompetensi