51
Dari persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan koefisien konstanta bernilai negatif menyatakan bahwa dengan mengasumsikan ketiadaan variabel
reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil, maka pengaruh terhadap kompetensi pegawai akan mengalami menurunnegative.
Koefisien regresi pada variabel reaksi bernilai positif menyatakan bahwa dengan mengasumsikan ketiadaan variabel yang lainnya, maka apabila reaksi
mengalami peningkatan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pegawai perancang peraturan perundang-undangan.Koefisien regresi
pada variabel pembelajaran bernilai positif menyatakan bahwa dengan mengasumsikan ketiadaan variabel lainnya, maka apabila pembelajaran
mengalami peningkatan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pegawai perancang peraturan perundang-undangan.
Koefisien regresi pada variabel perilaku bernilai positif menyatakan bahwa dengan mengasumsikan ketiadaan variabel lainnya, maka apabila perilaku
mengalami peningkatan setelah pelatihan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan
kompetensi pegawai
perancang peraturan
perundang- undangan.Koefisien regresi pada variabel hasil bernilai positif menyatakan bahwa
dengan mengasumsikan ketiadaan variabel lainnya, maka apabila hasil dari pelatihan mengalami peningkatan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan
kompetensi pegawai perancang peraturan perundang-undangan.
4.11. Uji secara parsial pengaruh pelatihan terhadap kompetensi perancang undang-undang
Pengukuran variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dianalisis menggunakkan uji t. Penelitian ini melihat
pengaruh pelatihan perancang peraturan perundang-undangan pada variabel reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil terhadap kompetensi pegawai.
Hipotesis pengujian: H0 = 0 Tidak ada pengaruh variabel reaksi, pembelajaran, perilaku, dan
hasil secara parsial terhadap kompetensi PNS perancang undang-undang. H1
0 Ada pengaruh variabel reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil secara parsial terhadap kompetensi PNS peracang undang-undang.
52
52
Tabel 17 Pengaruh variabel reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil secara parsial berpengaruh terhadap kompetensi
Variabel t hitung
t tabel Hipotesis
Reaksi 1,436
2,048 Terima H0
Pembelajaran 2,144
2,048 Tolak H0
Perilaku 1,514
2,048 Terima H0
Hasil 1,761
2,048 Terima H0
Berdasarkan uji signifikansi dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dan signifikan terhadap kompetensi PNS perancang undang-undang
adalah pembelajaran t hitung t tabel, sedangkan variabel reaksi, perilaku, dan hasil tidak mempengaruhi kompetensi pegawai t hitung tabel.
Pada variablelevel reaksi disimpulkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pegawai, Hal ini dapat dipahami bahwa
menurut Kirkpatrick 1998 metode evaluasi pada level reaksi adalah mengukur tingkat kepuasan peserta pelatihan. Dalam evaluasi ini banyak peserta pelatihan
memiliki persepsi tidhak setuju dan sangat tidak setuju, berdasarkan Tabel 5 khususnya dengan kualitas dan kuantitas konsumsi yang kurang baik,
Modulhandout yang membantu peserta dalam mengikuti pelatihan karena sudah banyak materiperaturan yang out of update, dan pelatihan tidak berjalan dengan
tepat waktu. Menurut Kirkpatrick 1998 evaluasi atas reaksi peserta mengenai pelatihan yang diikuti merupakan hal yang penting karena menurutnya apabila
seorang peserta negatif dan tidak menyukai cara-cara penyelenggaraan pelatihan maka jangan diharapkan dia mampu mempelajari dan memahami dengan baik
materi yang disampaikan dalam training tersebut. Pada evaluasi tahap pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kompetensi pegawai. Hal ini dapat dipahami bahwa tujuan dari pembelajaran adalah mengukur sampai sejauh
mana peserta pelatihan telah memahami meteri yang telah diberikan. Kirkpatrick 1998 menekankan pentingnya dilakukan evaluasi tahap pembelajaran karena
jika seseorang peserta tidak dapat memahami dengan baik materi yang diberikan, maka tidak akan terjadi perubahan dalam attitudesikap saat kembali ke tempat
kerjanya.
53
53
Pada variablelevel perilaku disimpulkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pegawai. Hal ini dapat dipahami bahwa tidak
mudah untuk mengubah perilaku seseorang dalam waktu yang dekat. Para peserta bisa menerapkan pengetahuan dan keterampilan barunya dalam pekerjaan sehari-
hari setelah kembali dari pelatihan tetapi kemudian bisa saja peserta tidak menerapkannya lagi. Evaluasi pada level perilaku tidak cukup hanya mengukur
perubahan yang terjadi pada behavior peserta, tetapi lebih jauh lagi yaitu sejauh mana perubahan yang terjadi pada saat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari.
Faktor-faktor tidak berpengaruhnya perilaku terhadap kompetensi pegawai bisa disebabkan oleh faktor non-training yang menjadi penghambat, misalnya sistem
operasional yang kurang handal dan lingkungan kerja kurang kondusif. Kirkpatrick menyarankan kondisi agar perubahan perilaku dapat terjadi yaitu
Peserta harus memiliki keinginandesire untuk melakukan perubahan perilaku, peserta harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukan
pekerjaan, peserta pelatihan harus bekerja dalam suasana yang nyaman, penghargaanrewarded bagi peserta pelatihan ketika kembali ke tempat kerja
masing-masing. Pada level hasil dapat disimpulkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh
terhadap peningkatan kompetensi pegawai. Hal ini dapat dipahami bahwa yang diharapkan pelatihan dapat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas dan
produktivitas kerja, walaupun belum memberikan hasil yang nyata bagi organisasi dalam jangka pendek, pelatihan merupakan investasi untuk jangka
panjang.
4.12. Uji secara simultan pengaruh pelatihan terhadap kompetensi perancang undang-undang