Uji secara simultan pengaruh pelatihan terhadap kompetensi perancang undang-undang

53 53 Pada variablelevel perilaku disimpulkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pegawai. Hal ini dapat dipahami bahwa tidak mudah untuk mengubah perilaku seseorang dalam waktu yang dekat. Para peserta bisa menerapkan pengetahuan dan keterampilan barunya dalam pekerjaan sehari- hari setelah kembali dari pelatihan tetapi kemudian bisa saja peserta tidak menerapkannya lagi. Evaluasi pada level perilaku tidak cukup hanya mengukur perubahan yang terjadi pada behavior peserta, tetapi lebih jauh lagi yaitu sejauh mana perubahan yang terjadi pada saat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari. Faktor-faktor tidak berpengaruhnya perilaku terhadap kompetensi pegawai bisa disebabkan oleh faktor non-training yang menjadi penghambat, misalnya sistem operasional yang kurang handal dan lingkungan kerja kurang kondusif. Kirkpatrick menyarankan kondisi agar perubahan perilaku dapat terjadi yaitu Peserta harus memiliki keinginandesire untuk melakukan perubahan perilaku, peserta harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukan pekerjaan, peserta pelatihan harus bekerja dalam suasana yang nyaman, penghargaanrewarded bagi peserta pelatihan ketika kembali ke tempat kerja masing-masing. Pada level hasil dapat disimpulkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pegawai. Hal ini dapat dipahami bahwa yang diharapkan pelatihan dapat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja, walaupun belum memberikan hasil yang nyata bagi organisasi dalam jangka pendek, pelatihan merupakan investasi untuk jangka panjang.

4.12. Uji secara simultan pengaruh pelatihan terhadap kompetensi perancang undang-undang

Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen maka dianalisis menggunakan Uji F. Penelitian ini melihat pengaruh pelatihan perancang peraturan perundang-undangan pada variabel reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil terhadap kompetensi pegawai. 54 54 Hipotesis pengujian: H0 = 0 Tidak ada pengaruh variabel reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil secara bersama-sama terhadap kompetensi PNS perancang undang- undang. H1  0 Ada pengaruh variabel reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil secara bersama-sama terhadap kompetensi PNS peracang undang-undang. Pengujian terlihat bahwa F hitung F tabel 14,430 2,714, maka Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi PNS perancang undang-undang. Menurut Kirkpatrick 1998 metode evaluasi pelatihan yang dikenal dengan The Four Levels Techniques for Evaluating Training Programsterdiri dari empat level yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil. Empat level ini menjadi acuan dalam mengevaluasi sebuah program pelatihan. Level reaksi dilakukan untuk mengukur tingkat reaksi yang didisain agar mengetahui persepsi dari para peserta pelatihan mengenai program pelatihan. Level pembelajaran mengetahui sejauh mana peserta program pelatihan menyerap materi pelatihan yang telah diberikan. Level perilaku diharapkan setelah mengikuti pelatihan terjadi perubahan tingkah laku pesertadalam melakukan pekerjaan. Hasil untuk menguji dampak pelatihan terhadap kerja dan produktivitas serta kompetensi pegawai.Dari hasil penelitian empat level evaluasi pelatihan Kirkpatrick berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi perancang peraturan perundang-undangan. Tabel 18 Hasil uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 579.581 4 144.895 14.430 .000 a Residual 281.146 28 10.041 Total 860.727 32 a. Predictors: Constant, Hasil X4, Pembelajaran X2, Perilaku X3, Reaksi X1 b. Dependent Variabel: Kompetensi PNS Y 55 55

4.13. Analasis Koefisien Determinasi Adjusted R