Uji secara simultan pengaruh pelatihan terhadap kompetensi perancang undang-undang
53
53
Pada variablelevel perilaku disimpulkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pegawai. Hal ini dapat dipahami bahwa tidak
mudah untuk mengubah perilaku seseorang dalam waktu yang dekat. Para peserta bisa menerapkan pengetahuan dan keterampilan barunya dalam pekerjaan sehari-
hari setelah kembali dari pelatihan tetapi kemudian bisa saja peserta tidak menerapkannya lagi. Evaluasi pada level perilaku tidak cukup hanya mengukur
perubahan yang terjadi pada behavior peserta, tetapi lebih jauh lagi yaitu sejauh mana perubahan yang terjadi pada saat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari.
Faktor-faktor tidak berpengaruhnya perilaku terhadap kompetensi pegawai bisa disebabkan oleh faktor non-training yang menjadi penghambat, misalnya sistem
operasional yang kurang handal dan lingkungan kerja kurang kondusif. Kirkpatrick menyarankan kondisi agar perubahan perilaku dapat terjadi yaitu
Peserta harus memiliki keinginandesire untuk melakukan perubahan perilaku, peserta harus mengetahui apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukan
pekerjaan, peserta pelatihan harus bekerja dalam suasana yang nyaman, penghargaanrewarded bagi peserta pelatihan ketika kembali ke tempat kerja
masing-masing. Pada level hasil dapat disimpulkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh
terhadap peningkatan kompetensi pegawai. Hal ini dapat dipahami bahwa yang diharapkan pelatihan dapat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas dan
produktivitas kerja, walaupun belum memberikan hasil yang nyata bagi organisasi dalam jangka pendek, pelatihan merupakan investasi untuk jangka
panjang.