Definisi Operasional Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Pembenihan Ikan Patin Di Kota Metro Lampung.

53 memudahkan benih patin untuk mengonsumsinya. Dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai pengaruh jumlah artemia yang diberikan terhadap benih ikan patin diduga dapat mempengaruhi produksi akhir dari benih patin yang dapat dipanen. 3 Cacing Sutera Cacing sutera tubifex merupakan pakan kedua benih ikan patin setelah empat hari mengonsumsi artemia. Pada fase ini benih ikan patin sudah memiliki bukaan mulut yang lebih besar. Cacing sutera sering disebut juga caing rambut, atau cacing darah, yaitu cacing berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan, hidup diair jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini memimiliki 57persen kandungan prodtein, dan 13 persen kandungan lemak. Dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai pengaruh jumlah cacing sutera yang diberikan terhadap benih ikan patin diduga dapat mempengaruhi produksi akhir dari benih patin yang dapat dipanen. 4 Pakan Indukan Pakan yang dimaksudakan dalam penelitian ini adalah pakan yang diberikan pembenih kepada indukan patin yang akan dipijahkan. Jumlah pakan yang diberikan secara umum akan berpengaruh terhadap perubahan morfologi dan fisiologi indukan. Dalam penelitian ini akan dianalisis bagaimana pengaruh variasi pemberian pakan indukan diantara pembenih yang diduga berpengaruh terhadap produksi benih ikan patin. 5 Jam Kerja Jam kerja merupakan, banyaknya jam kerja yang diluangkan oleh pembenih dalam melakukan usahatani pembenihan ikan patin. Benih ikan patin merupakan fase kritis dalam siklus hidup ikan tersebut. Sehingga pengelolaan yang baik terhadap benih ikan patin diduga dapat mengurangi tingkat kematian pada benih ikan patin, dan meningkatkan benih ikan patin yang dapat dipanen.

4.8 Definisi Operasional

Berikut ini merupakan variabel yang diduga berpengaruh dalam produksi benih di Kota Metro, Lampung, yaitu: Y Produksi benih ikan patin, X 1 Jumlah 54 indukan, X 2 Jumlah cacing sutera, X 3 Jumlah artemia, X 4 Jumlah pakan indukan, X 5 Jumlah jam kerja, Z 1 Besar modal, Z 2 Umur Pembenih, Z 3 Pendidikan, Z 4 Dummy penyuluhan, Z 5 Dummy status usahatani. Adapun definisi operasionalnya adalah: 1 Produksi benih ikan patin Y Produksi benih ikan patin adalah total produksi dari beberapa indukan benih patin dalam satu kali siklus produksi, satuan jumlah produksi adalah ekor. 2 Besar Modal X 1 Besar modal merupakan jumlah modal yang diinvestasikan pembenih ke untuk menjalankan usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro. Satua modal yang digunakan adalah rupiah. 3 Jumlah artemia X 2 Jumlah artemia merupakan jumlah artemia liter yang diberikan terhadap larva ikan patin pada usia tertentu, satuan jumlah artemia yang digunakan adalah liter. 4 Jumlah cacing sutera X 3 Jumlah cacing sutera merupakan jumlah cacing sutera yang diberikan kepada larva ikan patin sampai benih ikan patin siap dipanen, satuan jumlah cacing sutera yang digunakan adalah liter. 5 Jumlah Pakan Indukan X 4 Jumlah pakan indukan merupakan jumlah pakan yang diberikan kepada indukan selama masa pemeliharaan,satuan jumlah pakan indukan adalah Kilogram. 6 Jumlah jam kerja X 5 Jumlah jam kerja merupakan jumlah jam yang diperlukan untuk melaksanakan pembenihan hingga panen benih, satuan jumlah jam kerja adalah jam. 7 Pengalaman pembenih Z 1 Pengalaman pembenihan merupakan lama pembenih dalam melakukan usahatani pembenihan, satuan pengalaman pembenihan adalah tahun. 55 8 Pendidikan Z 2 Pendidikan merupakan lama pendidikan yang diempuh oleh pembenih ikan patin, satuan pendidikan adalah tahun. 9 Dummy kelompok tani Dummy kelompoktani merupakan status pembenih dalam megnikuti kelompok tani, bentuknya dummy satu untuk pembenih yang statusnya mengikuti dan nol untuk bukan smerupakan anggota kelompok tani. 10 Dummy penyuluhan Z 4 Penyuluhan merupakan informasi yang didapatkan pembenih ikan patin dari penyuluh pertanian, bentuknya dummy satu untuk pernah mengiktui penyuluhan dan nol untuk tidak pernah mengikuti penyuluhan. 11 Dummy status usahatani Z 5 Status usahatani merupakan status usahatani sebagai pekerjaan utama atau sampingan dari pembenih, bentuknya dummy satu untuk pembenih yang status usahataninya pekerjaan utama dan nol untuk bukan sebagai pekerjaan utama. 56 V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian