4
Ikan patin memiliki potensi yang besar untuk dibudidayakan secara komersial, karena ikan konsumsi air tawar ini relatif lebih mudah dibudidayakan,
bernilai ekonomis, dan banyak digemari oleh masyarakat terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan Zelvina 2009.
Budidaya ikan patin di Indonesia secara umum berkembang di daerah Jawa Barat, Kalimantan, dan Sumatera. Pembenihan ikan patin lebih banyak
berkembang di Jawa Barat dibanding daerah lain, hal ini dikarenakan oleh kondisi cuaca, iklim, dan pH air yang menunjang, serta pakan yang berupa cacing sutera
banyak ditemukan di Jawa Barat. Selain itu teknologi penyuntikan dan pengekstraksian kelenjar hipofisa di Jawa Barat lebih berkembang. Hal ini
berbeda dengan wilayah Kalimantan dan Sumatera yang lebih fokus pada usaha pembesaran Bukit 2007.
Lampung merupakan salah satu sentra produksi perikanan di pulau Sumatera. Maka tidak salah jika pemerintah menargetkan produksi perikanan
yang cukup besar di daerah tersebut. Tabel di bawah ini merupakan target produksi perikanan tahun 2011 berdasarkan propinsi di Indonesia.
Tabel 3. Target Produksi Menurut Propinsi Tahun 2011
No Propinsi
Perikanan Tangkap Ton
Perikanan Budidaya Ton
Total Ton
A. SUMATERA
1.551.540 1.232.490
2.784.030
1. Nanggroe Aceh Darussalam
142.373 96.937
239.310 2.
Sumatera Utara 374.773
129.037 503.810
3. Sumatera Barat
212.033 168.370
380.403 4.
Riau 125.743
100.728 226.471
5. Kepulauan Riau
205.893 59.339
265.232 6.
Jambi 62.333
56.731 119.064
7. Sumatera Selatan
90.783 288.630
379.413 8.
Kepulauan Bangka Belitung 129.683
76.718 206.401
9. Bengkulu
50.123 32.320
82.443
10. Lampung
157.803 223.680
381.483 B.
JAWA 1.014.218
1.773.532 2.787.750
C. BALI-NUSA TENGGARA
339.679 1.311.891
1.651.570 D.
KALIMANTAN 488.002
324.920 812.922
Sumber: KKP 2011b
5
5
Mudho Yulistyo. 2011. Pacu ekonomi dengan minapolitan. http:www.kkp.go.idindex.phparchivesc343955pacu-ekonomi-daerah-dengan-minapolitan [4
Maret 2011]
5
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat target produksi tiap propinsi yang
menjadi daerah produksi perikanan. Pulau Jawa dan Pulau Sumatera menjadi target daerah produksi perikanan paling besar yaitu 2.787.750 ton dan 2.784.030
ton. Sumatera Selatan dan Lampung menjadi sentra produksi perikanan budidaya yang memberikan kontribusi paling besar di Pulau Sumatera. Di Pulau Jawa
sentra produksi perikanan budidaya yang memberikan kontribusi terbesar adalah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara di Pulau BaliāNusa
Tenggara produksi perikanan budidaya terbesar ditargetkan akan diberikan oleh Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Pemenuhan permintaan atas benih patin di Lampung untuk saat ini masih disuplai dari luar daerah, kondisi ini diduga dapat menjadi salah satu faktor yang
dapat menghambat peningkatan produksi ikan patin di Lampung, hal ini dikarenakan harga benih patin yang dibayar pembesar ikan patin relatif lebih
mahal, dan kualitas benih yang kurang baik akibat transportasi yang jauh. Pengintegrasian antara lokasi pembenihan dan pembesaran merupakan salah satu
usaha agar produksi ikan patin menjadi efisien. Salah satu wilayah yang menjadi basis produksi benih ikan patin di Lampung adalah Kota Metro. Berikut ini tabel
mengenai produksi benih ikan patin di Kota Metro.
Tabel 4. Produksi Benih Ikan Patin di Kota Metro Tahun 2005-2009
No Tahun
Produksi Benih Ikan Patin ekor
1 2005
1.208.000 2
2006 653.000
3 2007
831.000 4
2008 892.000
5 2009
1.782.000 Rata-rata Produksi Per Tahun
1.073.200 Sumber: Dinas Pertanian Bidang Perikanan Kota Metro 2009
Berdasarkan tabel di atas rata-rata produksi benih patin pertahun dari tahun 2005-2009 adalah 1.073.200 ekor. Produksi benih patin di Kota Metro
masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pembenihan di Jawa, dan daerah lainnya. Produksi ikan patin di Propinsi Lampung pada Tahun 2010
6
menunjukan angka 19.565 ton
6
, dengan target peningkatan produksi 70 persen pertahun, maka target produksi ikan patin di Propinsi Lampung pada tahun 2011
mencapai 33.260,5 ton, berdasarkan target tersebut maka jumlah kebutuhan benih ikan patin di Lampung pada tahun 2011 adalah 66.521.000 ekor. Jumlah tersebut
didapat dari asumsi target produksi ikan patin di tahun 2011 yaitu 33.260.500 kg dengan ukuran konsumsi satu kilogram ikan patin adalah dua ekor, maka jumlah
produksi ikan patin di Indonesia di targetkan sebanyak 66.521.000 ekor ikan patin. Jumlah kebutuhan tersebut masih sangat jauh berbeda dengan total produksi
rata-rata benih ikan patin di Lampung, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan produksi
benih ikan patin di Lampung. Selain
dengan mendatangkan benih dari luar daerah, usaha lain yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi benih ikan patin adalah dengan mengefisienkan kegiatan usahatani pembenihan, sehingga dalam melakukan usahataninya kombinasi input-
input yang dibutuhkan oleh petani akan sangat berpengaruh terhadap jumlah produksi benih ikan patin yang dihasilkan. Tingkat efisiensi akan berdampak pada
penerimaan, sehingga efisiensi dalam produksi sangat diperlukan oleh pembenih agar keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar. Tuntutan bekerja secara
efisien tidak dapat dihindari dalam bisnis, termasuk budidaya perikanan, seringkali ditemukan bahwa biaya produksi dirasa semakin meningkat, sementara
nilai produksi dirasakan relatif meningkat lebih lamban Soekartawi 2003.
1.2 Perumusan Masalah
Pengembangan produksi benih ikan patin memiliki potensi yang luas untuk memenuhi permintaan pasar. Di dalam hal ini Lampung merupakan salah
satu sentra pembesaran ikan patin, komoditas ini menjadi produksi perikanan budidaya terbesar jika dibandingkan dengan komoditas perikanan budidaya
lainnya
7
. Namun ironisnya pengembangan produksi ikan patin ini belum didukung oleh perkembangan pembenihan di daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan data
6
Taryono. 2011. Menggenjot Produksi Perikanan Budidaya 1. http:lampung.tribunnews.com20111120menggenjot-produksi-perikanan-budidaya [12
Desember 2011]
7
Sugih Gunung. 2010. Produksi ikan Patin di Lampung Tengah selama tahun 2010 ini mencapai 150 ton. http:lampung.tribunnews.commreadartikel18685Produksi-Ikan-Patin-Lamteng-150-
Ton [24 Maret 2011]