78
6.1.4 Skala Usaha
Analisis mengenai pengujian skala usaha pembenihan dilakukan untuk mengetahui tahapan produksi yang dialami oleh pembenih apakah constant return
to scale, decreasing return to scale, atau increasing return to scale. Pengujian skala usaha dilakukan dengan cara meretriksi jumlah koefisien
elastisitas variabel bebas pada fungsi produksi dengan menggunakan metode
OLS Tabel 25. Dari hasil penjumlahan koefisien variabel bebas didapatkan nilai
2,4 hasil ini menunujukan bahwa ∑
j
≠ 1, sehingga skala usaha pembenihan ikan patin di Kota Metro berada pada tahap increasing return to scale, artinya
peningkatan input secara proporsional sebesar 10 persen, dapat meningkatkan produksi benih ikan patin lebih dari 10 persen.
6.2 Analisis Tingkat Efisiensi dan Inefisiensi Teknis
Analisis terhadap tingkat efisiensi pembenih ikan patin Kota Metro diolah menggunakan peranti lunak Frontier 4.1. Efek inefisiensi didapatkan dengan
menginput variabel delta Z yang diduga mempengaruhi efisiensi teknis usahatani pembenihan ikan patin. Variabel-variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengalaman pembenihan Z
1
, lama pendidikan formal Z
2
, dummy kelompok tani Z
3
, dummy penyuluhan Z
4
, dan dummy status usahatani Z
5
. Tingkat efisiensi teknis ET untuk masing-masing individu diperoleh dari
hasil perbandingan antara tingkat aktual output, Y
i
, dengan tingkat predicted output, exp X
i
, . Tingkat efisiensi dapat dilihat pada output Frontier 4.1 pada
bagian technical efficiency estimates. Berikut ini Grafik dan Tabel mengenai sebaran tingkat efisiensi teknis usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro
Tahun 2011. Berikut ini Tabel 27 dan Gambar 15 mengenai sebaran efisiensi
teknis dari model yang ditampilkan.
79
Tabel 28. Sebaran Tingkat Efisiensi Teknis Usahatani Pembenihan Ikan Patin Di
Kota Metro Tahun 2011
Tingkat Efisiensi Jumlah Petani
Persentase
0-0,1 0,11-0,2
0,21-0,3 0,31-0,4
0,41-0,5 1
4 0,51-0,6
0,61-0,7 7
29 0,71-0,8
2 8
0,81-0,9 9
38 0,91-1
5 21
average 79,00
min 43,00
max 99,98
Sumber: Data Primer 2011
Gambar 15. Sebaran Tingkat Efisiensi Usahatani Pembenihan Ikan Patin Di Kota
Metro Tahun 2011
Sumber: Data Primer 2011
Tabel 27 dan Gambar 15 di atas memperlihatkan range dari indeks
efisiensi usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro, yaitu terdapat satu orang pembenih yang berada pada kisaran nilai indeks efisiensi 0,41-0,50, terdapat tujuh
orang pembenih pada pada kisaran nilai indeks efisiensi 0,61-0,70, terdapat dua orang pada kisaran nilai indeks efisiensi 0,71-0,80, terdapat sembilan orang pada
80
kisaran 0,81-0,90, dan terdapat lima orang pada pada kisaran 0,91-1. Secara keseluruhan nilai rata-rata indeks efisiensi pembenih ikan patin di Kota Metro
terdapat pada angka 0,79 artinya rata-rata produksi yang dapat dicapai adalah 79,00 persen dari frontier yakni produksi maksimum yang dapat dicapai dengan
sistem pengelolaan terbaik the best practiced, hal ini menunjukan bahwa efisiensi usahatani pembenihan ikan patin di Kota Metro masih bisa di tingkatkan
sebesar 21 persen melalui adopsi teknologi dan teknis pengelolaan yang lebih baik. Nilai indeks efisiensi hasil analisis dikategorikan sudah efisien karena lebih
besar dari 70 persen Adhiana 2005. Menurut Tajerin 2007, tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencerminkan
dua hal. Di satu sisi, tingkat efisiensi teknis yang tinggi mencerminkan prestasi pembenih ikan dalam manajerial usahatani pembenihan adalah cukup tinggi,
penguasaan informasi dan pengambilan keputusan dalam mengelola faktor-faktor penting yang mempengaruhi produksi usaha budidaya usahatani pembenihan
berada pada level memuaskan. Di sisi lain, tingkat efisiensi teknis yang tinggi juga merefleksikan bahwa peluang yang kecil untuk meningkatkan produksi,
karena senjang antara tingkat produksi yang telah dicapai dengan tingkat produksi maksimum yang dapat dicapai dengan pengelolaan terbaik the best practice
cukup sempit.
6.3 Varians dan Parameter Model Efek Inefisiensi Teknis