Kegiatan Agribisnis Pembenihan Ikan Patin

64

5.4 Kegiatan Agribisnis Pembenihan Ikan Patin

Setiap daerah memiliki metode pembenihan yang berbeda di masing- masing daerah, pembenihan di Jawa Barat berbeda dengan di Luar Jawa. Salah satu hal yang menyebabkan perbedaan metode pembenihan tersebut diantaranya karena perbedaan suhu, cuaca, dan iklim. Walaupun demikian jenis patin yang dipijahkan merupakan varietas patin siam, jenis patin ini sama dengan jenis patin yang banyak dipijahkan di Jawa Barat. Berikut ini merupakan kegiatan pembenihan di Kota Metro. Gambar 10 . Diagram Kegiatan Pembenihan Ikan Patin di Kota Metro Tahun 2011 Sumber: Data Primer 2011

1. Pemeliharaan Indukan

Pemeliharaan induk dimaksudkan untuk mematangkan gonad Sel kelamin dari indukan yang akan dipijahkan. Pemeliharaan indukan dilakukan di bak khusus pemeliharaan indukan yang berupa bak beton ataupun kolam. Jika dirata-ratakan, maka jumlah indukan yang dipelihara oleh setiap pembenih di Kota Metro adalah berjumlah 52 ekor dengan perbandingan jantan dan betinanya adalah satu berbanding dua, dan rata-rata memiliki bobot 1,5-3 kg. Kegiatan pemeliharaan induk dilakukan dengan memberikan pakan indukan setiap hari dengan feeding time pagi dan sore. Cara pemberian pakan dilakukan dengan menebarkan pakan sebanyak 0,5 kg secara secara bertahap ke dalam kolam pemeliharaan. Ikan patin mampu dipijahkan sebanyak dua kali dalam satu tahun. Setelah dipelihara, indukan yang secara fisik memiliki ciri matang gonad akan dipilih untuk dipijahkan. 65

2. Pemilihan Induk

Pemilihan induk merupakan kegiatan yang bertujuan memilih indukan yang matang gonad dan siap untuk dipijahkan, secara fisik ciri-ciri indukan yang siap untuk dipijahkan adalah memiliki perut yang lebih besar. Pemilihan induk dilakukan dengan memindahkan indukan dari bak pemeliharaan ke dalam bak pemberokan. Pemindahan indukan ke dalam bak pemberokan, akan memudahkan pembenih dalam menangkap indukan yang akan disuntik.

3. Pemberokan

Pemberokan merupakan kegiatan tidak memberikan pakan atau mempuasakan indukan sebelum indukan disuntik, hal ini bertujuan agar sel telur atau sel sperma yang dihasilkan bersih dari kotoran. Pemberokan dilakukan selama 12-24 jam sebelum penyuntikan.

4. Penyuntikan Ovaprim

Penyuntikan dilakukan terhadap indukan yang berada di bak pemberokan. Kegiatan ini umumnya dilakukan satu kali sebelum striping, penyuntikan dilakukan 12 jam sebelum striping. Dosis ovaprim yang disuntikan terhadap indukan adalah 0,5 cckg indukan. Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung indukan dekat sirip punggung. Persiapan penyuntikan dilakukan dengan mengangkat indukan di bak pemberokan dan menutupi kepala indukan dengan kain basah agar indukan tidak berontak ketika disuntik.

5. Striping

Striping atau pengurutan perut indukan dilakukan setelah 12 jam dari kegiatan penyuntikan. Jika gonad sudah matang, pengurutan dilakukan dengan lancar, namun apabila ketika di striping sel telur tidak keluar pengurutan diundur selama satu jam. Hasil sel telur dan sel sperma yang dihasilkan ditampung ke dalam mangkok yang bersih kemudian diaduk dengan menggunakan bulu ayam atau angsa dengan penambahan air infus. Setelah semua tercampur maka akan terjadi ovulasi sel telur oleh sel sprema dan sel telur yang telah dibuahi akan dituangkan ke dalam corong penetasan dengan sirkulasi air yang rendah. 66

6. Penetasan Telur

Penetasan telur dilakukan di corong penetasan yang memiliki sirkulasi air yang rendah, hal ini dimaksudkan agar telur tidak saling berbenturan tetapi tetap berada pada kualitas air yang baik. Keunggulan dari penetasan dengan menggunakan corong tetas adalah kualitas air yang tetap pada kondisi baik, tidak keruh, dan memudahkan dalam pemanenan larva. Penetasan telur terjadi setelah 24 jam setelah ovulasi. Larva yang dihasilkan akan ikut mengalir ke dalam bak penampungan larva yang terhubung dengan corong penetasan.

7. Pemeliharaan Larva

Fase larva merupakan fase kritis dalam fase hidup ikan, karena ukuran tubuhnya yang masih kecil dan sensitif terhadap perubahan kualitas air. Pemeliharaan larva dilakukan di dalam akuarium selama 18-20 hari dengan pemberian pakan berupa artemia setiap empat jam sekali selama 4 hari dan selanjutnya dieri pakan cacing sutera yang di gunting menjadi lebih halus hingga berusia 18-20 hari atau ukuran panjang ¾ inchi, dan penyifonan dilakukan setiap hari. Suhu diupayakan berada pada kondisi 29°C. Salah satu keunggulan daerah Metro adalah suhu yang stabil di 29°C, sehingga tidak memerlukan kompor untuk menjaga suhu agar tetap stabil. Setelah berumur lebih dari 20 hari, larva dipindah ke dalam bak semen atau bak terpal, dalam proses pemindahan ini benih ikan patin mulai di sortir berdasarkan ukuran dan ditempatkan di bak yang berbeda berdasarkan ukuran. Setelah masuk bak tembok atau terpal, kondisi benih sudah cukup besar dan kuat sehingga dapat diberikan pakan pelet halus ukuran 0,1 dan 0,2 hingga berusia 40 hari atau mencapai ukuran panjang 1,5 inchi.

8. Panen

Panen benih ikan patin di Kota Metro dilakukan ketika benih berukuran 1,5 inchi namun pada kondisi tertentu benih dapat dijual pada ukuran 1 inch, dan 1,25 inch. Panen dilakukan dengan pada pagi atau sore hari, caranya dengan menyerok benih, menghitung benih, dan mengemas benih ke dalam kantong plastik beroksigen, Benih dipanen secara langsung tanpa dipuasakan terlebih dahulu, karena rata-rata jarak trasnportasi benihnya 67 cukup dekat. Para pembeli terdiri dari agen dan petani pembesar, penjualan terbesar dilakukan kepada agen dengan perbandingan 75 persen kepada agen dan petani pembesar 25 persen. 68 VI ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

6.1 Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier