Sumber: Dunn, 2000 Gambar 2.6. Dampak Tarif Pada Model Keseimbangan Umum untuk Kasus
Negara Besar Keuntungan lainnya adalah adanya kerugian yang akan diterima ROW
negara lainnya. Jika negara-negara lain melakukan secara bersama-sama, mereka dapat membalas dengan mengenakan tarif mereka sendiri, sehingga
menyebabkan TOT bergeser kembali kebelakang. TOT dapat bergeser ke rasio perdagangan bebas bukan hasil yang diperlukan, tetapi perdagangan dunia
berkurang dan demikian juga kesejahteraan dunia. Persetujuan perdagangan secara
bersama, membalikkan pengurangan tarif timbal
balik akan menguntungkan kedua negara.
2.4.3. Teori Revealed Comparatif Advantage RCA
Revealed Comparatif Advantage RCA atau keunggulan komparatif yang
terungkap, merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur keunggulan komparatif di suatu wilayah negara, propinsi dan lain-lain yang
T
C
1
i
1
P
2
P
1
C
23
F
G T
M a
k a
n a
n
Pakaian
i
2
Rasio harga dunia setelah tarif
Rasio harga domestik setelah tarif
Rasio harga dunia sebelum tarif
cukup sering digunakan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Ballasa pada tahun 1965, yang menganggap bahwa keunggulan komparatif suatu negara
direfleksikan atau terungkap dalam ekspornya Syahresmita dalam Pramudito, 2004.
Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh
suatu wilayah. Variabel yang diukur adalah kinerja ekspor suatu produk terhadap total ekspor suatu wilayah yang kemudian dibandingkan dengan pangsa nilai
produk dalam perdagangan dunia.
2.4.4. Teori Perdagangan Intra Industri
Perdagangan internasional yang dikenal luas adalah perdagangan komoditas dari sektorindustri yang berbeda, atau disebut juga dengan Inter
Industry Trade . Inter Industry Trade terjadi berdasarkan teori keunggulan
komparatif dimana negara yang memiliki keunggulan komparatif pada komoditas tertentu akan mengekspor komoditas tersebut dan mengimpor komoditas yang
negara tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif, menurut Hecksher dan Ohlin dapat disebabkan oleh perbedaan endowment yang
dimiliki suatu negara dimana negara yang memiliki keberlimpahan tenaga kerja akan mengekspor komoditas yang intensif menggunakan tenaga kerja sedangkan
negara yang memiliki keberlimpahan barang modal akan mengespor komoditas yang intensif menggunakan barang modal. Misalkan Cina yang memiliki
kelimpahan barang modal mengekspor barang-barang padat modal seperti pesawat terbang, sedangkan Indonesia yang keberlimpahan sumber daya alam
mengekspor komoditas yang padat sumber daya alam seperti migas dan mineral. Sehingga perdagangan antara dua negara ditandai dengan perdagangan komoditas
yang berbeda. Pada masa kini, perdagangan internasional antara dua negara tidak hanya
diakibatkan oleh perbedaan antara kedua negara tersebut. Perdagangan dua negara tidak lagi sebatas perdagangan komoditas yang berbeda. Suatu negara dapat
mengekspor barang tertentu dan sekaligus mengimpor barang yang sama. Misal Cina mengekspor mobil ke Indonesia dan Indonesia mengekspor mobil ke Cina..
Dengan demikian, antara Indonesia dan Cina terjadi perdagangan dalam industri yang sama Intra Industry Trade.
Pengertian perdagangan intra industri adalah perdagangan di dalam industri yang sama. Teori perdagangan intra industri masuk kategori teori
perdagangan baru new trade theory. Paul Krugman adalah salah satu tokoh ekonomi yang mendalami teori ini Koo dalam Aprilianda, 2007.
Apabila teori perdagangan neoklasik menyatakan penyebab timbulnya perdagangan karena adanya spesialisasi yang didasarkan perbedaan ketersediaan
faktor produksi dan teknologi keunggulan komparatif, maka dalam teori perdagangan intra industri perdagangan tetap terjadi antarnegara yang memiliki
keunggulan komparatif yang relatif sama. Perdagangan intra industri lebih didasarkan pada differensiasi produk dan economies of scale serta mencakup
perdagangan dua arah dalam industri yang sama. Perdagangan intra industri menjadi penting ketika tarif dan non tarif
barrier dihapuskan pada arus perdagangan antarnegara. Disamping itu perdagangan intra industri memberikan keuntungan gain yang lebih besar,
sebagai contoh konsumen mempunyai lebih banyak pilihan karena differensiasi produk dan harga yang lebih murah karena meningkatnya economies of scale.
Intra Industry Trade dimungkinkan karena adanya skala ekonomis yang berarti
biaya produksi rata-rata menjadi lebih murah. Dengan demikian, output dapat lebih tinggi dibandingkan bila tidak ada Intra-Industry-Trade. Skala ekonomis
dan spesialisasi dalam suatu indstri tertentu akan mendorong inovasi dalam perusahaan. Inovasi akan membuat biaya produksi menjadi lebih rendah.
Terdapat 2 dua alasan terjadi perdagangan intra industri yaitu pertama, differensiasi produk
. Pada perekonomian modern sebagian besar produk yang dihasilkan adalah produk yang terdifferensiasi. Produk yang terdifferensiasi
adalah produk yang jenisnya sama atau dihasilkan dalam industri yang sama tetapi berbeda secara kualitas dan atau preferensi. Dalam perdagangan internasional
terjadi perdagangan produk-produk yang terdifferensiasi. Atau dapat dinyatakan bahwa sebagian besar perdagangan internasional merupakan perdagangan intra
industri. Kedua, economies of scale. Motif perdagangan intra industri adalah memperoleh keuntungan dari adanya economies of scale. Dalam hal ini
persaingan internasional memaksa setiap perusahaan untuk membatasi model atau tipe produknya agar dapat berkonsentrasi memanfaatkan sumberdayanya untuk
menekan biaya produksi per unit sehingga dapat menghasilkan beberapa jenis produk saja tentunya dengan kualitas terbaik dan harga dapat bersaing dari produk
lainnya. Disisi lain kebutuhan konsumen akan produk atau tipe lain dipenuhi melalui impor dari negara lain.
Indeks Intra Industry Trade IIT yang umum digunakan adalah Grubel- Lloyd Index. Nilai Grubel Lloyd index berkisar 0-100. Jika jumlah yang diekspor
sama dengan jumlah yang diimpor untuk suatu produk, maka indeksnya akan bernilai 100. Sebaliknya apabila perdagangan suatu negara hanya melibatkan satu
pihak saja ekspor atau impor saja maka nilai indeksnya adalah 0. Tabel 2.1. Klasifikasi dari nilai Intra Industry Trade
Intra Industri Trade Klasifikasi
0.00 No integration one way trade
0.00 – 24.99 Weak integration
25.00 – 49.99 Mild Integration
50.00 – 74.99 Moderately strong integration
75.00 – 99.99 Strong integration
Sumber: Austria, 2004
2.5. Kerangka Pemikiran Penelitian
Indikator kinerja perdagangan Indonesia salah satunya dapat dilihat dari dayasaing secara komparatif dan pertumbuhan pangsa ekspor di pasar tujuan.
Dalam mengukur dayasaing komparatif, metode RCA cukup banyak digunakan. Sedangkan untuk melihat pertumbuhan pangsa ekspor digunakan metode EPD.
Negara yang tergabung dalam ASEAN Plus Three telah sepakat untuk membentuk FTA. Dengan perfoma ekspor Indonesia seperti sekarang ini, dampak
yang akan terjadi dari adanya ASEAN Plus Three FTA dapat terlihat, khususnya dampak terhadap ekonomi makro dan sektoral Indonesia. Dalam penelitian ini
sektor yang akan disimulasi adalah 10 sepuluh sektor yang memiliki nilai ekspor dan impor terbesar.
Peningkatnya volume perdagangan yang diharapkan karena adanya FTA akan mendatangkan multiplier effect terhadap kegiatan ekonomi lainnya yang
mungkin akan membawa perubahan terhadap kondisi makroekonomi dan sektoral