BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Seluruh data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder. Sumber data aliran perdagangan antara negara-negara ASEAN dan Asia Timur
adalah COMTRADE yang dikeluarkan oleh United Nations Commodity Trade Statistics Database. Data utama lainnya adalah Data Base GTAP untuk
menganalisis dampak adanya Free Trade Area FTA ASEAN dan Asia Timur yang dikeluarkan oleh Centre for Global Trade Analysis, Purdue University.
Selain itu, digunakan pula data pendukung lain yang bersumber dari World Bank dan International Monetary Fund IMF.
3.2. Metode Analisis
3.2.1. Analisis Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Perdagangan Bebas ASEAN Plus Three
Kesiapan Indonesia dalam rangka menghadapi perdagangan bebas kawasan ASEAN Plus Three ASEAN, Cina, Jepang dan Rep. Korea dapat
dilihat dari perfoma ekspor Indonesia di pasar ASEAN Plus Three APT yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Berbagai indikator dapat dijadikan
alat analisis untuk mengidentifikasi performa ekspor Indonesia di pasar APT. Antara lain analisis Revealed Comparative Advantage RCA, Export Product
Dynamics EPD dan Intra Industry Trade IIT.
3.2.1.1. Revealed Comparative Advantage RCA
Performa ekspor produk Indonesia di pasar ASEAN, Cina, Jepang dan Rep. Korea dapat dilihat dari tingkat keunggulan komparatifnya, dimana hal ini
dapat diketahui dengan metode RCA. Performa ekspor ini menggambarkan dayasaing secara komparatif untuk masing-masing komoditi. Metode ini
didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki suatu negara. Variabel yang
diukur adalah kinerja ekspor Indonesia ke pasar tujuan dengan menghitung pangsa nilai ekspor terhadap total ekspor ke negara tujuan yang kemudian dibandingkan
dengan pangsa nilai ekspor dunia ke negara tujuan. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Xi Xt RCA =
…………………………………. 3.1 Wj Wt
Dimana : Xi = Nilai ekspor Indonesia untuk komoditi i ke ASEAN Plus Three Xt = Nilai total ekspor Indonesia ke ASEAN Plus Three
Wi = Nilai ekspor dunia untuk komoditi i ke ASEAN Plus Three Wt = Nilai total ekspor dunia ke ASEAN Plus Three
Indeks RCA merupakan perbandingan antara nilai RCA sekarang dengan nilai RCA tahun lalu. Rumus indeks RCA adalah sebagai berikut :
RCA
t
Indeks RCA = …………………………………. 3.2
RCA
t-1
RCA
t
= Nilai RCA tahun ke-t RCA
t-1
= Nilai RCA tahun ket-1 Indeks RCA berkisar antara nol sampai tak hingga. Nilai indeks RCA
sama dengan satu berarti tidak terjadi kenaikan RCA atau kinerja ekspor Indonesia di pasar tujuan tahun sekarang sama dengan tahun lalu.
3.2.1.2. Export Product Dynamics EPD
Salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran yang baik tentang tingkat dayasaing adalah Export Product Dynamics EPD. Indikator ini
mengukur posisi pasar dari produk suatu negara untuk tujuan pasar tertentu. Ukuran ini mempunyai kemampuan untuk membandingkan kinerja ekspor
diantara negara-negara di seluruh dunia. Selain itu, dengan menggunakan EPD dinamis atau tidaknya performa suatu produk dapat diketahui. Sebuah matriks
EPD terdiri dari daya tarik pasar dan informasi kekuatan bisnis. Daya tarik pasar dihitung berdasarkan pertumbuhan dari permintaan sebuah produk untuk tujuan
pasar tertentu, dimana informasi kekuatan bisnis diukur berdasarkan pertumbuhan
dari perolehan pasar market share sebuah negara pada tujuan pasar tertentu. Kombinasi dari daya tarik pasar dan kekuatan bisnis ini menghasilkan karakter
posisi dari produk yang ingin dianalisis ke dalam empat kategori. Keempat
kategori itu adalah “Rising Star”, “Falling Star”, “Lost Opppotunity”, dan “Retreat”
. Tabel 3.1. Matriks Posisi Dayasaing
Share of Country’s Export in World Trade
Share of Product in World Trade Rising
Dynamic Falling
Stagnant Rising Competitive
Rising Star Falling Star
Falling Non-Competitive Lost Opportunity
Retreat Sumber: Esterhuizen, 2006
Tabel 3.1 dapat dikonversikan menjadi gambar seperti Gambar 3.1, sehingga komoditi yang diestimasi posisi dayasaingnya akan menempati salah
satu dari empat kuadran seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut, tergantung dari daya tarik pasar dan kekuatan bisnis komoditi tersebut. Dengan
dimasukkannya komoditi yang diuji ke dalam gambar matriks EPD Gambar 3.1 akan lebih mudah untuk melihat posisi dayasaing masing-masing komoditi.
Catatan: Sumbu x menggambarkan peningkatan pangsa pasar ekspor negara Indosnesia di perdagangan dunia.
Sumbu y menggambarkan peningkatan pangsa pasar produk i di perdagangan dunia.
Sumber: Esterhuizen, 2006 Gambar 3.1. Daya Tarik Pasar dan Kekuatan Bisnis pada EPD
Lost Opportunity
Rising Star
Retreat Falling Star
+ +
-
-
x y
Adapun yang dimaksud dengan pangsa pasar ekspor suatu negara negara i
dan pangsa pasar produk produk n dalam perdagangan dunia adalah sebagai berikut:
Sumbu x: Pertumbuhan pangsa pasar ekspor Indonesia =
T X
X X
X
t t
t n
in t
t t
n in
100 100
1 1
1
....................... 3.3
Sumbu y: Pertumbuhan pangsa pasar produk n =
T X
X X
X
t t
t n
t t
t n
100 100
1 1
1
......................... 3.4 Dengan:
X = volume ekspor
T = jumlah tahun
t = tahun ke-t
n = jenis produk
Posisi pasar yang ideal adalah yang mempunyai pangsa pasar tertinggi pada ekspornya sebagai “Rising Star” atau “bintang terang”, yang menunjukkan
bahwa negara tersebut memperoleh tambahan pangsa pasar pada produk mereka yang bertumbuh cepat fast-growing products. “Lost Opportunity” atau
“kesempatan yang hilang”, terkait dengan penurunan pangsa pasar pada produk- produk yang dinamis, yaitu posisi yang paling tidak diinginkan. “Falling Star”
atau “bintang jatuh” juga tidak disukai, meskipun masih lebih baik jika dibandingkan dengan “Lost Opportunity”, karena pangsa pasarnya tetap
meningkat. Sementara itu, “Retreat” atau “kemunduran” biasanya tidak diinginkan, tetapi pada kasus tertentu mungkin diinginkan jika pergerakannya
menjauhi produk-produk yang stagnan dan menuju produk-produk yang dinamik Oktaviani, et al, 2008.
3.2.1.3. Intra Indutry Trade IIT