BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Ekspor Indonesia ke ASEAN Plus Three mencapai separuh lebih dari total ekspor Indonesia ke seluruh dunia. Ekspor andalan Indonesia ke pasar ASEAN
Plus Three didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian seperti gas alam,
minyak mentah, batu bara dan mineral. Kontribusi sepuluh besar sektor andalan ekspor Indonesia ke ASEAN Plus Three mencapai 80 persen dari total ekspor
Indonesia ke ASEAN Plus Three. Begitu juga dengan impor dari ASEAN Plus Three,
mencapai separuh lebih dari total impor Indonesia. Impor Indonesia dari pasar ASEAN Plus Three didominasi oleh sektor manufaktur khususnya yang
padat modal, seperti kilang minyak dan produk batu bara; mesin dan peralatannya; produk kimia, karet dan plastik; peralatan elektronik; kendaraan bermotor dan
suku cadang; dan peralatan transportasi. Pangsa sepuluh besar sektor impor dari ASEAN Plus Three mencapai 90 persen dari total impor Indonesia dari ASEAN
Plus Three .
Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu menganalisis kinerja perdagangan Indonesia dalam menghadapi ASEAN Plus Three FTA maka dapat
disimpulkan bahwa saat ini Indonesia belum memiliki kinerja atau daya saing komparatif dalam mengahadapi ASEAN Plus Three FTA. Alasanya antara lain
karena sektor-sektor yang menjadi andalan ekspor Indonesia tidak seluruhnya memiliki performa yang baik di ASEAN Plus Three, hal ini terlihat dari hasil
analisis RCA dan EPD. Walaupun analisis RCA menggambarkan keunggulan komparatif Indonesia, namun hanya pada sektor pertambangan dan penggalian
serta sektor turunan CPO saja. Hasil analisis EPD memperkuat hasil analisis RCA yang menyatakan bahwa sektor-sektor yang tidak memiliki keunggulan
komparatif akan semakin kehilangan pangsa pasarnya, bahkan hal ini juga terjadi pada sektor logam dasar dan kilang minyak yang masih memiliki keunggulan
komparatif namun mengalami kehilangan pangsa pasar karena keunggulan komparatifnya semakin kecil.
Hasil analisis dari tujuan penelitian yang pertama dapat dijadikan tolak ukur untuk mensimulasikan dampak dibentuknya FTA Free Trade Area
ASEAN Plus Three. Berdasarkan tujuan penelitian yang kedua yaitu menganalisis dampak ASEAN Plus Three FTA maka dapat disimpulkan bahwa FTA ini hanya
berpengaruh kecil terhadap performa ekonomi makro Indonesia. Terlihat dari peningkatan PDB riil, investasi dan peubah makro lainnya yang meningkat relatif
lebih kecil dari negara-negara ASEAN Plus Three lainnya. Secara umum Indonesia mengalami peningkatan impor di seluruh sektor,
hal ini tidak terjadi pada ekspor. Inilah yang menyababkan neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit. Namun defisit ini tidak sebesar ketika
Indonesia belum melakukan FTA. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan impor relatif besar umunya sektor-sektor yang mengalami penurunan tarif secara
signifikan. Sementara sektor-sektor yang mengalami peningkatan ekspor yang relatif besar umumnya adalah sektor-sektor yang mengalami penurunan tarif
relatif besar di negara tujuan. Dampak terhadap output adalah terjadi penurunan output pada hampir seluruh sektor yang diperdagangkan Indonesia ke ASEAN
Plus Three . Kecuali pada sektor tanaman pangan; peternakan, kehutanan,
perikanan; produk kimia, karet, plastik; peralatan elektronik; serta mesin dan peralatannya. Harga ouput pada sektor-sektor yang diperdagangkan Indonesia
secara keseluruhan mengalami kenaikan. Penurunan harga ouput juga terjadi khususnya pada sektor yang menjadi impor terbesar Indonesia, seperti kendaraan
bermotor dan suku cadang. Peningkatan harga output dan penurunan output serta penurunan penyerapan tenaga kerja pada sebagian besar sektor yang
diperdagangkan Indonesia ke ASEAN Plus Three menunjukkan Indonesia belum siap melakukan Free Trade Area dengan ASEAN Plus Three. Liberalisasi akan
memberikan guncangan di sektor riil. Walaupun beberapa sektor outputnya mengalami peningkatan, namun secara total neraca perdagangan pun
menunjukkan nilai yang negatif.
7.2. Saran