Konsensus yang Lebih Besar Kerjasama Politik Trade Diversion

lain rest of the world. Terjadinya trade creation dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1. Salvatore, 1997. Dx dan Sx masing-masing merupakan kurva permintaan dan penawaran domestik untuk barang X dari negara II, sedangkan kurva S1 merupakan kurva penawaran yang elastis sempurna dalam keadaan free trade untuk barang X dari negara I 1. Dengan mengenakan tarif bea masuk 100 persen, negara II mengimpor 30 unit barang X atau JH dari negara I, sehingga harga impornya menjadi 2 atau kurva S1 + T. Produksi domestik negara II sebanyak 20 unit barang X atau AM, sedangkan total konsumsi dalam negara II sebanyak 50 unit barang X atau GH. Kemudian negara I dan negara II membentuk integrasi ekonomi regional dalam bentuk FTA. Setelah membentuk FTA, negara II mengimpor 60 unit barang X atau CB dari negara tanpa bea masuk pada harga 1 kurva S1. Produk domestik negara I turun menjadi 10 unit barang X atau CM dan total konsumsi naik menjadi 70 unit barang X atau AB. Dengan pembentukan FTA, maka : Penerimaan bea masuk untuk negara II akan hilang, Konsumen domestik akan memperoleh transfer dari produsen domestik sebesar area AGJC yang merupakan kenaikan konsumen surplus, Manfaat lain yang diperoleh negara II setara dengan area CJM + area BHN, atau setara dengan 15.

2.2.2. Konsensus yang Lebih Besar

Keuntungan untuk mengelimainasi hambatan perdagangan lebih mudah dilakukan pada kelompok negara-negara yang lebih kecil. Contohnya seperti ASEAN dibandingkan dengan kelompok yang lebih besar seperti WTO.

2.2.3. Kerjasama Politik

Secara politik terdapat keuntungan dari negara-negara yang berintegrasi. Salah satu keuntungan yang juga diutamakan adalah dapat memperjuangkan kepentingan bersama di forum perundingan yang lebih besar seperti WTO. Integrasi ekonomi juga memberikan dampak negatif terhadap anggotanya. Wild, Wild dan Han 2000 mengidentifikasi terdapat tiga dampak negatif yaitu trade diversion , pergeseran tenaga kerja, hilangnya kedaulatan nasional.

2.2.4. Trade Diversion

Terjadinya pengalihan perdagangan dari negara yang tidak ikut serta dalam perjanjian perdagangan tapi lebih efisien ke negara yang ikut serta dalam perjanjian walaupun kurang efisien. Gambar 2.2 menunjukkan terjadinya trade diversion pada negara yang melakukan integrasi ekonomi. Sebagai contoh, Dx dan Sx merupakan kurva permintaan dan penawaran domestik untuk barang X dari negara II, sedangkan kurva S1 dan S3 merupakan kurva penawaran yang elastis sempurna dalam keadaan free trade untuk barang X dari negara I 1 dan negara III 1,5. Dengan mengenakan tarif bea masuk 100 persen, negara II mengimpor 30 unit barang X atau JH dari negara I sehingga harga impornya menjadi 2 atau kurva S1+T. Kemudian negara II membentuk integrasi ekonomi regional dalam bentuk FTA dengan negara III. Setelah pembentukan FTA, negara II mengimpor 45 unit barang X atau C’B’ dari negara III yang bebas bea masuk pada harga 1,5 kurva S3.Dengan pembentukan FTA maka : kesejahteraan manfaat yang diperoleh negara II adalah sebesar segitiga C’JJ’ + segitiga H’HB’, atau senilai 1,25 + 2,5 = 3,75 ; kesejahteraan manfaat yang hilang dari negara II sebesar segiempat MNH’J’ atau senilai 15 ; kesejahteraan manfaat neto yang hilang adalah sebesar 15 - 3,75 = 11,25 Lihat Gambar 2.2.. Sumber: Salvatore, 1997 Gambar 2.2. Trade Diversion

2.2.5. Pergeseran Tenaga Kerja