36 Tabel 18. Pengaruh lapisan dalam terhadap total padatan terlarut buah tomat
Lapisan Dalam Total Padatan Terlarut Hari Ke-
o
Brix
2 4
6
Tanpa pelapis dalam 3.5625
a
3.6738
a
3.7214
a
3.4677
a
Dengan pelapis dalam 3.6092
a
3.7083
a
3.7917
a
3.7592
a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Tabel 19. Pengaruh bahan pengisi terhadap total padatan terlarut buah tomat
Bahan Pengisi Total Padatan Terlarut Hari Ke-
o
Brix
2 4
6
Cacahan koran 3.5825
a
3.6688
a
3.7631
a
3.5927
a
Daun pisang
3.5892
a
3.7133
a
3.7500
a
3.6342
a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Suparno  2005  menyatakan  peningkatan  TPT  dengan  kandungan  gula  sederhana mungkin  disebabkan  oleh  laju  respirasi  yang  meningkat  sehingga  terjadi  pemecahan  oksidatif
dari  bahan-bahan  yang  kompleks  seperti  karbohidrat,  protein  dan  lemak  yang  menyebabkan kandungan  pati  menurun.  Menurut  Pantastico  1989  besarnya  laju  perombakan  pati  menjadi
gula  dipengaruhi  oleh  suhu  dan  enzim.  Semakin  tinggi  suhu  akan  mempercepat  respirasi  yang menyebabkan perombakkan pati menjadi gula yang lebih besar.
G. Kesetaraan Simulasi Pengangkutan
Simulasi  transportasi  digunakan  untuk  memperoleh  gambaran  data  kerusakan  mekanis dan  susut  bobot  yang  diterima  buah  tomat  bila  terkena  goncangan  dengan  menggunakan  alat
angkut  simulasi.  Hasil  konversi  frekuensi  dan  amplitudo  selama  simulasi  penggetaran berdasarkan konversi angkutan truk selama satu jam di  jalan  luar kota dapat dilihat pada Tabel
21. Pada  Tabel  21,  dapat  terlihat  bahwa  120  menit  pada  alat  simulasi  angkut  dengan
amplitudo rendah setara dengan 108.62 km pada jalan luar kota dan apabila alat simulasi angkut disimulasikan  selama  80  menit  dengan  amplitudo  tinggi  setara  dengan  106.16  km  pada  jalan
buruk aspal. Konversi jarak yang dihasilkan oleh kedua kondisi jalan menghasilkan perbedaan nilai  yang  tidak  begitu  jauh.  Dengan  mengubah-ubah  waktu  simulasi,  nilai  amplitudo  dan
frekuensi yang berbeda dapat menghasilkan jarak yang sama. Semakin buruk kondisi jalan yang ditempuh maka semakin pendek jarak yang diperoleh.
Tabel  21.  Konversi  frekuensi  dan  amplitudo  meja  getar  selama simulasi terhadap jarak tempuh panjang jalan
Jalan luar kota Menit
Frekuensi Hz
Amplitudo cm
Jarak km
120 3.45
3.21 108.62 km
Jalan buruk aspal Menit
Frekuensi Hz
Amplitudo cm
Jarak km
80 3.23
4.75 106.16 km
37 Pada  Tabel  21  di  atas,  menunjukkan  bahwa  120  menit  atau  2  jam  pada  alat  simulasi
pengangkutan setara dengan 108.62 km di jalan luar kota atau lebih kurang 3.62 jam perjalanan truk  dengan  kecepatan  30  kmjam.  Panjang  jalan  yang  dilalui  oleh  truk  pada  simulasi
pengangkutan  selama  80  menit  penggetaran  setara  dengan  106.16  km  di  jalan  buruk  beraspal atau lebih kurang 3.54 jam perjalanan truk dengan kecepatan 30 kmjam.
Lamanya  pengangkutan  dan  kondisi  jalan  mempengaruhi  kondisi  buah  tomat  dalam kemasan  selama  pengangkutan.  Buah  tomat  tergolong  buah  klimaterik  sehingga  selama
perjalanan  buah  tomat  akan  mengalami  pematangan.  Dalam  pengangkutan  buah  tomat  dari kebun  menuju  pasar,  petani  masih  menggunakan  peti  kayu  sebagai  kemasan.  Oleh  karena  itu,
diperlukan  perlakuan  tambahan  yang  cocok  pada  kemasan  peti  kayu  untuk  mendistribusikan buah  tomat.  Dalam  simulasi  pengangkutan  ini,  kemasan  yang  cocok  adalah  kemasan  peti  kayu
dengan penambahan koran cacah sebagai bahan pengisi. Kombinasi antara lapisan dalam kertas semen  dengan  bahan  pengisi  koran  cacah  juga  dapat  digunakan  untuk  pendistribusian  buah
tomat. Kemasan  harus  dapat  melindungi  komoditi  dari  kerusakan  mekanik,  memungkinkan
pertukaran  panas  untuk  menghilangkan  panas  dari  kebun  dan  panas  respirasi,  dan  cukup  kuat untuk menahan penanganan biasa dan penumpukan maksimal Pantastico, 1989
H. Peran Amplitudo dan Frekuensi Terhadap Kerusakan