34 isi  sel  pada  dinding  sel  dan  bergantung  pada  konsentrasi  zat-zat  osmotik  aktif  pada  vakuola,
permeabilitas  protoplasma,  dan  elastisitas  dinding  sel.  Buah-buahan  akan  kehilangan  airnya karena proses transpirasi dan respirasi setelah pemanenan, sehingga tekanan turgornya  menjadi
semakin  kecil  dan  menyebabkan  komoditi  tersebut  menjadi  lunak.  Air  sel  yang  menguap membuat  sel  menciut  sehingga  ruangan  antar  sel  menyatu  dan  zat  pektin  menjadi  saling
berikatan. Spencer  1965  dalam  Muchtadi  1992  menyatakan  penurunan  kekerasan  pada  buah
tomat  terjadi  akibat  terjadinya  depolimerisasi  karbohidrat  dan  zat  pektin  penyusun  dinding  sel sehingga  akan  melemahkan  dinding  sel  dan  ikatan  kohesi  antar  sel  sehingga  viskositas  sel
menurun dan tekstur tomat menjadi lunak.
F. Total Padatan Terlarut
Kandungan  gula  pada  buah  akan  meningkat  sejalan  dengan  proses  pematangan  dan menurun  seiring  dengan  lama  penyimpanan  buah.  Kandungan  total  padatan  terlarut  dapat
menunjukkan derajat kematangan serta menunjukkan kandungan gula yang terdapat pada bahan tersebut Sjaifullah, 1996.
Perubahan  total  padatan  terlarut  selama  masa  penyimpanan  disajikan  pada  Gambar  30. Perbandingan total padatan terlarut antara kemasan yang disimulasikan dengan kondisi jalan luar
kota dan jalan buruk beraspal dapat dilihat pada Gambar 31. Berdasarkan Gambar 30 dapat diketahui selama penyimpanan, buah tomat menunjukkan
peningkatan total padatan terlarut pada semua jenis perlakuan. Peningkatan total padatan terlarut paling  besar  dialami  kemasan  peti  kayu  dengan  lapisan  dalam  dan  bahan  pengisi  daun  pisang
kering.  Hal  ini  sama  halnya  dengan  dengan  parameter  kerusakan  mekanis,  kerusakan  mekanis tertinggi dialami oleh kemasan A2B2.
Tingginya  tingkat  kerusakan  mekanis  memacu  laju  respirasi  lebih  tinggi.  Laju  respirasi membutuhkan  energi  yang  didapatkan  dari  perombakan  zat-zat  gula  melalui  proses  oksidasi
sehingga  mengakibatkan  tingginya  tingkat  total  padatan  terlarut.  Sedangkan  peningkatan  total padatan terlarut paling rendah dialami kemasan peti kayu tanpa lapisan dalam dan bahan pengisi
cacahan koran. Peningkatan TPT sampai hari keempat seiring dengan peningkatan laju respirasi dimana laju respirasi meningkat pada saat proses pematangan menjelang pemasakan, kemudian
laju  respirasi  menurun  kembali.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  selama  penyimpanan,  tetap berlangsung  proses  pemasakan  buah,  sehingga  respirasi  berjalan  dan  pati  terhidrolisis  menjadi
gula-gula  sederhana.  Setelah  hari  ke-4  kadar  gula  reduksi  menurun  perlahan-lahan  karena mengalami  fase  lewat  matang.  Penurunan  ini  disebabkan  karena  gula-gula  yang  terbentuk
dipecah lagi dan digunakan untuk respirasi lanjutan hingga buah menjadi busuk
35 Gambar  30.      Perubahan  total  padatan  terlarut  buah  tomat  selama  penyimpanan  pasca  simulasi
transportasi kondisi jalan buruk beraspal Gambar 31 menunjukkan bahwa kemasan yang disimulasikan pada kondisi jalan luar kota
menghasilkan  total  padatan  terlarut  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  kemasan  yang disimulasikan  pada  kondisi  jalan  buruk  beraspal  dan  kemasan  dengan  bahan  pengisi  cacahan
koran  mengalami  peningkatan  total  padatan  terlarut  yang  lebih  tinggi  selama  penyimpanan. Proses respirasi menyebabkan penurunan kandungan pati tomat dan terbentuknya gula sederhana
seperti sukrosa, glukosa, dan fruktosa.
Gambar 31.   Perbandingan perubahan total padatan terlarut selama penyimpanan pasca simulasi transportasi antara kondisi jalan luar kota dan jalan buruk beraspal
Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 10 dan uji  lanjut pada Tabel 19 dan Tabel 20 menunjukkan  bahwa  lapisan  dalam,  bahan  pengisi  dan  interaksinya  tidak  berpengaruh  nyata
terhadap  total  padatan  terlarut  buah  tomat.  Hal  ini  dikarenakan  buah  tomat  sulit  untuk  dicari keseragamannya.
2.50 2.75
3.00 3.25
3.50 3.75
4.00 4.25
4.50
1 2
3 4
5 6
7
T o
ta l
P a
d a
ta n
T e
rl a
ru t
B ri
x
Lama Penyimpanan Hari
Kontrol A1B1
A1B2 A2B1
A2B2
3.0 3.2
3.4 3.6
3.8 4.0
4.2 4.4
4.6 4.8
5.0
1 2
3 4
5 6
7
T o
ta l
p a
d a
ta n
t e
rl a
ru t
B ri
x
Lama penyimpanan Hari
A2B1 jalan luar kota A2B2 jalan luar kota
A2B1 jalan buruk aspal A2B2 jalan buruk aspal
36 Tabel 18. Pengaruh lapisan dalam terhadap total padatan terlarut buah tomat
Lapisan Dalam Total Padatan Terlarut Hari Ke-
o
Brix
2 4
6
Tanpa pelapis dalam 3.5625
a
3.6738
a
3.7214
a
3.4677
a
Dengan pelapis dalam 3.6092
a
3.7083
a
3.7917
a
3.7592
a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Tabel 19. Pengaruh bahan pengisi terhadap total padatan terlarut buah tomat
Bahan Pengisi Total Padatan Terlarut Hari Ke-
o
Brix
2 4
6
Cacahan koran 3.5825
a
3.6688
a
3.7631
a
3.5927
a
Daun pisang
3.5892
a
3.7133
a
3.7500
a
3.6342
a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5
Suparno  2005  menyatakan  peningkatan  TPT  dengan  kandungan  gula  sederhana mungkin  disebabkan  oleh  laju  respirasi  yang  meningkat  sehingga  terjadi  pemecahan  oksidatif
dari  bahan-bahan  yang  kompleks  seperti  karbohidrat,  protein  dan  lemak  yang  menyebabkan kandungan  pati  menurun.  Menurut  Pantastico  1989  besarnya  laju  perombakan  pati  menjadi
gula  dipengaruhi  oleh  suhu  dan  enzim.  Semakin  tinggi  suhu  akan  mempercepat  respirasi  yang menyebabkan perombakkan pati menjadi gula yang lebih besar.
G. Kesetaraan Simulasi Pengangkutan