Wawancara Mendalam METODOLOGI PENELITIAN

Proses dalam pengodean terbuka dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, memberikan pelabelan pada fenomena. Yakni menguraikan dan mengonseptualisasikan dalam hasil data observasi, transkip wawancara, ataupun dokumentasi baik itu berupa kalimat, paragraf, insiden, ide, atau peristiwa, menjadi sebuah konsep yang mewakili suatu fenomena. Kedua, menemukan kategori-kategori setelah mengidentifikasi fenomena dalam data. Mengelompokkan konsep yang sangat banyak menjadi satu kesatuan yang memiliki keterhubungan makna yang bisa disebut pengkategorian. Ketiga, pemberian nama sebuah kategori yang berikan oleh peneliti. Nama yang dipilih ialah nama yang logis berhubungan dengan data yang mewakilinya. Pengkategorian tersebut juga tidak terlepas dari teori yang digunakan peneliti dalam penelitian.

B. Pengodean Berporos Axial Coding

Pengodean berporos merupakan seperangkat prosedur penempatan data kembali dengan cara-cara baru setelah pengodean terbuka, membuat dimensi hubungan antara kategori dan subkategori berdasarkan kondisi kausal yang memunculkannya. Teori substantif muncul melalui pengujian adanya persamaan dan perbedaan dalam tata hubungan tersebut. Pengodean berporos pada umumnya menyederhanakan kategori-kategori yang kompleks menjadi dimensi-dimensi untuk mempermudah mengaitkan dengan teori substantif yang digunakan.

C. Pengodean Berpilih Selective Coding

Pengodean berpilih juga merupakan proses pemilihan kategori inti, pengaitan kategori inti terhadap kategori lainnya secara sistematis, pengabsahan hubunganannya, mengganti kategori yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut. Langkah yang digunakan dalam pengodean selektif diantaranya ialah membuat cerita story deskriptif tentang fenomena penelitian yang utama, dikembangkan menjadi alur cerita story line berupa konseptualisasi cerita dan dimunculkan kategori inti core category yakni berupa fenomena utama yang menggabungkan kategori-kategori lainnya. Menghubungkan kategori-kategori tambahan di sekitar kaegori inti dengan paradigma lalu menghubungkan kategori- kategori pada level dimensionalnya.