Unsur-unsur Majelis Taklim Majelis Taklim

bukan bagian struktur dan bukan bagian pelaku perorangan, melainkan titik temu antara struktur dan pelaku. Itulah praktek sosial yang berulang dan terpola dalam lintas ruang dan waktu. 27 Praktek sosial itu bisa berupa korupsi, praktek lalu lintas di jalan atau kebiasaan sekolah mengadakan ujian nasional. Gagasan tersebut perlu dipahami lebih dalam ketika Giddens mulai membangun teorinya, yaitu ketika ilmu-ilmu sosial dikuasai oleh mazhab pemikiran fungsionalisme dan strukturalisme. Dalam refleksi Giddens, mahzab tersebut hanya memprioritaskan pada struktur dengan menisbikan pelaku. Ia melihat bahwa kaitan yang memadai antara keseluruhan dan bagian hanya bisa dimulai dari kekurangan yang ada yakni kurangnya teori tindakan. Untuk memahami refleksi kritis itu, baiknya bisa melihat dua contoh kritik Giddens terhadap fungisonalisme dan strukturalisme. Pertama, kritik terhadap fungsionalisme Talcott Parsons yang merupakan mazhab pemikiran yang cukup laris di Indonesia. Dalam tindakan apapun, kita sebagai anggota masyarakat merupakan pelaksana peran-peran sosial tertentu. Peran sosial inilah yang menjadi fokus utama kajian ilmu sosial dalam mahzab ini, entah peran itu disebut buruh, manajer, guru ataupun murid. Peran tidak diciptakan oleh individu, karena apa yang menjadi isi peran sosial adalah apa yang dituntut atau diharapkan oleh peran tersebut. Ada tiga hal yang membuat Giddens keberatan dengan pemikiran ini. Pertama, fungsionalisme meniadakan fakta bahwa kita sebagai anggota 27 Anthony Giddens, Teori Strukturasi: dasar-dasar pembentukan struktur sosial masyarakat. Penerjemah Maufur dan Daryanto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010, h. 3. masyarakat bukan orang-orang dungu. Kita mengetahui apa yang terjadi di sekitar kita dan buka pula robot yang bertindak berdasarkan naskah peran yang sudah ditentukan. Kedua, yang juga merupakan kunci dari kritik ini bahwa fungsionalisme merupakan cara berfikir yang mengklaim sistem sosial punya kebutuhan yang harus dipenuhi. Tetapi menurut Giddens, sistem sosial tidak punya kebutuhan apapun melainkan kita sebagai pelaku yang punya kebutuhan. Sebagai contoh bahwa tidak mungkin ada kediktatoran tanpa ada tindakan otoriter dari seseorang. Ketiga, fungsionalisme membuang dimensi ruang dan waktu dalam menjelaskan gejala sosial. Kedua, kritik terhadap strukturalisme yang merupakan gagasan dalam filsafat bahasa Ferdianand de Saussure. 28 Dalam ilmu-ilmu sosial, strukturalisme merupakan penerapan analisis bahasa ke dalam gejala sosial. Pokok strukturalisme yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial adalah perbedaaan antara bahasa lengue dan ujaranpercakapan parole. Sebagai con toh kata „presiden‟ merupakan kata umum dalam tataran lengue. Pada tataran itu kata tersebut bisa merujuk pada Barack Obama di Amerika ataupun Joko Widodo di Indonesia. Adapun „presiden yang memerintah Indonesia selama 32 tahun‟ merupakan ujaran spesifik pada taraf parole. Yang tidak mungkin menunjuk selain kepada Soeharto dari tahun 1966 sampai 1998. Ketika diterapkan dalam ilmu sosial seperti yang dilakukan oleh Claude Levi-Strauss, hanya menjelaskan secara analogis. Analisis sosial 28 B. Herry Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, h. 13.