Transformasi Sistem KONSEP TEORITIK

ini, sistem yang dimaksud ialah sistem majelis taklim. Majelis taklim sebagai sebuah entitas lembaga keagamaan non formal yang bergerak dibidang dakwah dan didalamnya terdapat bentuk-bentuk praktek pengaplikasian yang menjadi tujuan dakwahnya. Littlejohn lebih mendalam menyatakan tentang sistem yang memiliki beberapa sifat. Di antaranya: 1. Keseluruhan dan saling ketergantungan wholeness and interdependence Suatu sistem adalah suatu keseluruhan yang unik, karena bagian- bagiannya berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipahami secara terpisah. Suatu sistem adalah produk dari kekuatan-kekuatan atau interaksi-interaksi diantara bagian-bagiannya. Dan bagian-bagian dari sistem saling bergantungan atau saling mempengaruhi tidak bebas. 2. Hirarki hierarchy Sistem cenderung untuk melekatkan satu dengan yang lain. Maksudnya suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Sistem yang lebih besar kemudian disebut sebagai Suprasistem dan yang lebih kecil disebut dengan subsistem. Suatu sistem terdiri dari dua atau lebih subsistem dan setiap subsistem terdiri lagi dari subsistem yang lebih kecil dan begitu seterusnya. Adanya tingkatan dalam sebuah bagian sistem itulah yang disebut hirarki. 3. Pengaturan diri dan kontrol self-regulation and control Sistem-sistem paling sering dipandang sebagai organisasi yang berorientasi kepada tujuan. Aktifitas-aktifitas suatu sistem dikendalikan oleh tujuan-tujuannya dan sistem itu mengatur perilakunya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Suatu sistem memiliki kontrol dalam memberikan masukan input kepada setiap aktifitas yang dilakukan subsistem dan keluaran output yang diperlukan sebagai masukan bagi subsistem lain. 4. Pertukaran dengan lingkungan interchange with environment Suatu sistem mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Segala aktifitas yang dilakukan karena adanya umpan balik antara sistem dengan lingkungan tersebut. Sistem memasukan energi kepada lingkungan ataupun sebaliknya. 5. Keseimbangan balance Keseimbangan, seringkali merujuk kepada homeostatis merawat sendiri. Salah satu tugas dari suatu sistem jika ingin tetap ada adalah dapat tinggal dalam keseimbangan. Sistem haruslah mampu mendeteksi bilamana ada bagian dari sistem yang rusak dan membuat penyesuaian untuk kembali di atas jalurnya. Bila tidak mampu menyeimbangkan sistemnya misalkan adanya penyimpangan atau perubahan yang akan merusak dirinya, pada akhirnya sistem itu akan rusak dan runtuh. 6. Kemampuan berubah dan beradaptasi change and adaptibity Karena sistem tetap ada dalam suatu lingkungan yang dinamis, sistem haruslah dapat beradaptasi. Sebaliknya untuk bertahan hidup, suatu sistem haruslah memiliki keseimbangan tapi ia juga harus berubah. Sistem-sistem yang kompleks seringkali perlu berubah secara struktural untuk beradaptasi terhadap lingkungan, dan jenis perubahan itu berarti keluaran dari keimbangan untuk sesaat. Sistem-sistem yang telah maju haruslah mampu mengatur kembali dirinya untuk menyesuaikan terhadap tekanan- tekanan lingkungan. Pengertian teknis bagi perubahan sistem adalah morfogenesis yakni proses perubahan yang dilakukan bagian-bagian sistem sesuai dengan tugas masing-masing bagian sistem. 7. Batas akhir equifinality Finalitas adalah tujuan yang dicapai atau penyelesaian tugas dari suatu sistem. Equifinalty adalah suatu keadaan final tertentu bisa jadi diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan titik-titik awal yang berbeda. Sistem-sistem yang dapat beradaptasi, yang memiliki keadaan final suatu tujuan, dapat mencapai tujuan itu dalam suatu beragam kondisi lingkungan. Sistem mampu dalam memproses masukan-masukan dengan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan keluarannya. 5

3. Majelis Taklim

A. Pengertian Majelis Taklim

Kata “majelis” berasal dari Bahasa Arab, yakni dari kata jalasa- yajlisu-juluusan yang berarti tempat duduk, tempat sidang, dewan. 6 Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia, majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul. 7 Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa majelis adalah suatu 5 Stephen W. Littlejohn and Karen A. Foss Eds, Encyclopedia of Communication Theory, Los Angeles: SAGE Publication, 2009, h. 950-951. 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, cet. ke-10, h. 615. 7 Departemen Agama RI, Ensiklopedia Islam, Jakarta: Depag RI, 19871988, jilid 2, h.556. tempat atau wadah yang didalamnya terdapat sekelompok orang atau manusia yamg melakukan segala aktifitas dan perbuatan. 8 Sedangkan kata “taklim” berasal dari kata Arab a‟llama-yua‟llimu- ta‟liiman yang berarti pengajaran. 9 Menurut Mahmud Yunus taklim diartikan dengan allamahul i‟lma, yang berarti mengajarkan ilmu kepadanya. 10 Bila digabungkan kata majelis dan taklim menjadi majelis taklim, maka dapat diartikan dengan tempat pengajaran atau tempat memberikan dan mengajarkan agama. 11 Jika dilihat dari asal katanya, maka majelis taklim merupakan wadah atau tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar agama. Di dalamnya terdapat orang yang belajar, yaitu jamaah, guru atau ustadz, materi yang diajarkan, sarana dan tujuan. 12 Koordinasi Dakwah Islam mendefinisikan majelis taklim secara lughawiyah bahasa adalah tempat melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam. 13 Pada Musyawarah majelis taklim se-DKI Jakarta yang berlangsung pada tahun1980, memberikan batasan tentang definisi majelis taklim. Yakni majelis taklim adalah lembaga pendidikan Islam non-formal yang memiliki kurikulum pembelajaran tersendiri, diselenggarakan secara berskala dan teratur, diikuti jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, 8 Achmad Warson Munawwir, Al-Munawir Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997, cet. ke-14, h. 108. 9 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hilda Karya Agung, 2007, h. 277. 10 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, h. 90. 11 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, h. 277. 12 Departemen Agama RI, Ensiklopedia Islam, h.556-557. 13 Koordinasi Dakwah Islam, Pedoman Majelis Taklim, Jakarta: KODI, 1990, h.5. dan antara manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT. 14 Dari beberapa pengertian di atas tentang majelis taklim, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Majelis taklim adalah suatu tempat atau wadah yang didalamnya terdapat sekumpulan orang, diantaranya jamaah, guru atau ustadz dan orang yang membantu terlaksananya majelis taklim, yang melakukan kegiatan pengajian atau pembelajaran tentang agama Islam. 2. Majelis taklim merupakan lempaga pendidikan non-formal Islam yang memiliki pedoman dan kurikulum pembelajaran tersendiri serta bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan baik antara Allah, manusia dan lingkungannya dengan santun dan serasi, diselenggarakan berskala secara rutin, baik itu mingguan, bulanan atupun tahunan. Sedangkan dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan majelis taklim ialah suatu tempat atau wadah berkumpul orang untuk melaksanakan pengajian atau pembelajaran agama Islam, tidak hanya pengajian semata, namun dengan malaksanakan kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi para jamaah khususnya berkaitan dengan ajaran agama Islam. Majelis taklim dalam penelitian ini ialah Majelis Rasulullah SAW. 14 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, h. 96.

B. Tujuan dan Fungsi Majelis Taklim