Tujuan dan Fungsi Majelis Taklim
a. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode ceramah.
Metode ini dilaksanakan dengan dua cara: Ceramah Umum. GuruUstadzKiai bertindak aktif dengan memberikan materi atau
ceramah, sedangkan peserta atau jamaah pasif yaitu hanya mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan melalui
ceramah. Ceramah Terbatas. Guru Ustadz Kiai maupun peserta atau jamaah sama-sama aktif. Terdapat kesempatan bertanya dari
jamaah kepada pemberi materi atau penceramah. b.
Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode halaqah. Dalam hal ini GuruUstadzKiai memberikan pengajaran biasanya
dengan memegang suatu kitab tertentu. Peserta atau jamaah mendengarkan apa yang disampaikan oleh pengajar sambil
menyimak kitab yang sama atau melihat ke papan tulis atau ke layar dimana pengajar menuliskan segala hal yang diterangkan.
Berbeda dengan metode ceramah terbatas, metode halaqoh menjadikan pengajar sebagai pembimbing jamaah jauh lebih
menonjol. GuruUstadzKiai sering kali mengulang-ulang suatu bacaan dengan diikuti atau ditirukan oleh jamaah serta
membetulkan bacaan dari jamaah yang salah atau keliru. c.
Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode mudzakarah. Metode ini dilaksanakan dengan cara menukar pendapat atau
diskusi mengenai suatu masalah yang disepakai untuk dibahas. Dalam metode ini mengandaikan bahwa GuruUstadzKiai tidak
ada karena semua peserta biasanya terdiri dari orang-orang yang
memiliki pemahaman dan pengetahuan agamanya setaraf atau terdiri dari para ulama. Namun peserta awam biasanya diberi
kesempatan untuk mengikutinya sebagai pendengar. d.
Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode campuran. Yakni suatu majelis taklim yang menyelenggarakan kegiatan
pengajian tidak dengan satu macam metode saja, melainkan dengan berbagai metode dengan cara bergantian atau berseling-
seling. Sedangkan berdasarkan organisasi jamaah, makan majelis taklim
mempunyai beberapa klasifikasi, di antaranya: pertama majelis taklim yang dibuka, dipimpin dan bertempat khusus yang dibuat oleh pengurus
atau guru yang menjadi pengajar. Kedua majelis taklim yang didirikan, dikelola dan ditempati bersama. Mereka memiliki pengurus dapat berganti
sesuai periode kepengurusan di pemukiman dan di kantor. Ketiga majelis taklim yang mempunyai organisasi induk.
23
Majelis taklim ditinjau dari lingkungan jamaahnya sepintas dapat dilihat beberapa perbedaan baik dari lingkungan sosial maupun fungsi
sosial dari masing-masing majelis taklim tersebut. pembentukan suasana belajar dan pergaulan akan berbeda ketika ditinjau dari tempat
penyelenggaraannya. Materi-materi yang diajarkan akan berbeda pula. Pengklasifikasian organisasi majelis taklim mungkin akan menunjukkan
mutu materi dan kegiatan tambahan dari majelis taklim.
23
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, h. 77-78.