partai politik yakni PKS untuk mengadakan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW bersama dengan MR.
Program terbaru MR yakni go to school, Office and University merupakan program dakwah yang merambah ke sekolah, kantor dan
universitas dengan metode penyampaian berbentuk seminar, diskusi dan tanya jawab dengan MR sebagai penyajinya.
3. Program Kewirausahaan
Kios Nabawi, toko yang didalamnya menjual barang-barang yang terkait dengan perlengkapan majelis seperti jaket, baju kaos, baju
koko, tas, helm yang berlogokan MR, kitab yang sering dibahas pada setiap majelinya, buku yang ditulis oleh Habib Munzir, VCD
dokumentasi ceramah atau majelis MR, pakaian muslim dan muslimah dengan berbagai usia dan lain sebagainya.
MR juga memiliki usaha membuat air minum dalam kemasan AMDK, konveksi yang didalamnya memproduksi pakaian muslim
dan muslimah, usaha mendokumentasikan acara pengajian, ceramah ataupun perjalanan MR dalam sebuah VCD untuk dijual dengan
membuat Kamar Hijau, dan usaha Travel Haji dan Umroh. Selain itu juga, MR membuat usaha jual beli dalam sebuah sistem aplikasi yakni
dengan membuat MR Shop.
4. Program Dakwah Virtual
Program dakwah ini merupakan program mempublikasikan MR dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang terus berkembang.
Diantaranya dengan
membuat website
yakni dengan
situs
www.majelisrasulullah.org .
di dalamnya
berisi hal-hal
yang berhubungan dengan MR seperti biografi, transkrip ceramah pada
setiap majelisnya, info jadwal majelis, forum tanya jawab dan lain sebagainya.
MR juga memanfaatkan media sosial sebagai media publikasinya dengan membuat akun resmi pada media sosial facebook dengan akun
MajelisRasulullahSAW, twitter dengan akun Mjl_Rasulullah, Instagram dengan akun Majelisrasulullahsaw_official. Membuat live
streaming baik video atau radio bagi jamaah yang tidak bisa menghadiri dengan mengaksesnya di Youtube dengan subscribe
Majelis Rasulullah atau bisa mengaksesnya di website MR. Selain itu juga MR membuat aplikasi dakwah di gawai smartphone yang bisa
diunduh di PlayStore untuk sistem android dan AppStore untuk sistem IOS dengan nama aplikasi MR Dakwah.
2. Transformasi Sistem Dakwah Majelis Rasulullah SAW
Majelis Rasulullah SAW sebagai sebuah majelis taklim dapat dikategorikan sebagai organisasi pendidikan luar sekolah yaitu lembaga
pendidikan non-formal. Lembaga yang tidak didukung dengan aturan akademik seperti kurikulum, lamanya waktu belajar, buku rapot, ijazah dan
sebagainya sebagaimana menjadi syarat pada lembaga penddikan formal
seperti sekolah.
Dalam proses dakwahnya sebagai sebuah majelis taklim, Majelis Rasulullah SAW MR terus berkembang menyesuaikan sistemnya dengan
kondisi dan situasi, baik sosial, ekonomi, dan teknologi. Hal tersebut menjadi
penting mengingat MR berpusat di Ibukota DKI Jakarta yang umumnya masyarakat
bersifat heterogen.
Langkah tersebut
diambil untuk
mempertahankan eksistensi sistem MR dan memberi gambaran pada publik bahawasanya MR merupakan sebuah komunitas yang bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Selain itu untuk menepis wacana islamofobia
16
yang berkembang di Negara Barat dimana Islam mendapat diskriminasi terutama
komunitas-komunitas Islam. Untuk mempertahankan eksistensinya, MR bertransformasi pada praktek
dakwah yang lebih modern dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagai sebuah landasan dalam hal ini terdapat pada Al Qur‟an surat Al Ra‟d
ayat 11:
Artinya:
Bagi manusia
ada malaikat-malaikat
yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada
yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung selain Dia. QS Al
Ra‟d [13]: 11 Inti dari ayat tersebut ialah pada kalimat “sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. Keadaan yang dimaksud disini salah satunya adalah
16
Islamofobia adalah istilah kontroversial yang merujuk pada prasangka dan diskriminasi pada Islam dan Muslim orang-orang Islam. Istilah itu sudah ada sejak 1980-an, tetapi menjadi
lebih popular setelah peristiwa serangan 11 September 2001. Pada tahun 1997 Runnymede Trust seorang Inggris mendefinisikan islamofobia sebagai rasa takut dan kebencian terhadap Islam.