29
untuk melaporkan terjadi dismenore dibanding dengan remaja putri yang usia menarche antara 12-14 tahun.
Begitupula dengan remaja putri yang terlalu cepat menarche 11 tahun memiliki peluang 23 lebih tinggi
untuk mengalami dismenore. Harel 2006, menjelaskan bahwa tingkat keparahan dismenore berhubungan positif
dengan usia menarche.
2.2.3.2. Lama Menstruasi
Lama menstruasi merupakan waktu yang diperlukan dalam satu fase menstruasi. Lama menstruasi berkisar
anatar 3-8 hari namun umumnya sekitar lima hari pkbi- diy. Lamanya menstruasi seseorang dapt disebabkan oleh
faktor psikologis maupun fisiologis. Faktor psikologis ini berkaitan dengan tingkat emosional remaja yang cenderung
labil. Sedangkan faktor fisiologis dapat disebabkan oleh kontraksi otot uterus yang berlebih, sehingga produksi
prostaglandinpun juga berlebih Utami dkk, 2013; Sirait dkk, 2014.
Penelitian yang dilakukan oleh Omidvar dan Begum 2012, pada remaja usia 18-28 tahun menunjukkan bahwa
kejadian dismenore paling banyak dialami oleh remaja yang memiliki lama menstruasi 5-6 hari, yaitu sebesar 54,2.
Penelitian yang dilakukan oleh El Hameed dkk 2011 pun menunjukkan hal yang serupa yaitu 51,2 kejadian
30
dismenore dialami oleh remaja yang memiliki durasi m
enstruasi ≥5 hari.
2.2.3.3. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah jarak antara masa menstruasi, yaitu jarak dari pertama menstruasi terakhir ke
hari pertama menstruasi berikutnya. siklus menstruasi bervariasi sesuai usia, keadaan fisik dan emosi, serta
lingkungan. Panjang siklus menstruasi pada seorang perempuan yang normal adalah sekitar 28 hari atau 1 bulan,
tetapi interval 24-32 hari masih dianggap normal kecuali siklusnya sangat tidak teratur Manuaba, 2003. Siklus
menstruasi dibagi dalam dua tahap yaitu tahap pra-ovulasi dari hari pertama sampai saat ovulasi dan pasca ovulasi
dari hari ovulasi sampai haid berikutnya. Charu dkk 2012 memberikan tiga kategori dalam menentukan siklus
menstruasi dalam penelitiannya. Remaja dengan interval selama 21-35 hari dianggap memiliki siklus mesntruasi
normal, jika kurang dari 21 hari, terlalu cepat dan jika lebih dari 35 hari terlalu lama.
Penelitian yang dilakukan oleh Gagua dkk 2012, remaja putri yang memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur memiliki risiko 1,6 kali mengalami dismenore dibanding dengan yang siklus menstruasi teratur. Penelitian
yang dilakukan oleh El Gilany dkk 2005 di Mesir,
31
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara siklus menstruasi yang tidak normal dengan dismenore. Siklus
menstruasi yang tidak teratur diketahui sebagai salah satu risiko yang paling besar mengalami dismenore.
2.3. Dampak Dismenore
2.3.1. Gangguan Belajar
Gangguan saat menstruasi seperti disminorea, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, khususnya pada remaja dapat
menimbulkan gangguan belajar pada seorang siswi atau mahasiswi sehingga berpengaruh pada prestasi dibidang akademik maupun
non akademik. Banyak remaja yang mengeluh bahkan tidak masuk sekolah pada saat menstruasi. Hal ini disebabkan karena proses
menstruasi yaitu peluruhan dinding rahim, keadaan seperti ini dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan makan makanan yang bergizi
Sheila, 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Avasarala dan Panchangan
2008 menunjukkan bahwa remaja putri yang mengalami dismenore 48,5 tidak hadir di dalam kelas dan 27,8 tidak hadir
ketika ujian. Selain itu penelitian Charu 2012 juga menemukan bahwa dismenore berhubungan dengan ketidakhadiran remaja putri
di sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dan Hidayati 2010 ditemukan bahwa kejadian dismenore pada remaja putri
memengaruhi aktivitas belajar mereka. Penelitian Iswari dkk 2014 pun menenukan bahwa semakin berat derajat nyeri yang